Friday, May 31, 2013

Saudi Bakal Deportasi Orang Asing Pelaku Kejahatan

Hidayatullah.com—Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Naif bin Abdulaziz hari , Selasa (28/5/2013) telah memutuskan bahwa orang-orang asing pelaku kejahatan akan dideportasi dan dilarang masuk Saudi, lapor Arab News.

Keputusan menteri dalam negeri tersebut melarang orang asing yang memiliki catatan kriminal di negara-negara Teluk anggota GCC masuk ke wilayah negara Saudi. Bagi yang melanggar akan diberi sanksi berat. Untuk pelanggaran pertama, pelaku dilarang masuk wilayah Saudi selama tiga tahun dan dilarang masuk ke Saudi seumur hidup untuk pelanggaran kedua.

Deportasi akan diberlakukan bagi orang asing pelaku kejahatan berulang. Para pelaku kejahatan dengan vonis hukuman tiga bulan ke bawah atau cambuk tidak lebih dari 40 kali tidak akan dideportasi jika kejahatan ringan itu merupakan tindak kriminalnya yang pertama. Namun mereka harus menandatangani perjanjian dan berada di bawah pengawasan. Jika orang itu kembali berbuat kejahatan, maka dia akan dideportasi.*

Rep: Ama Farah
Red: Dija

Tauhid Vs Syirik

Tauhid Bukan Sekedar Percaya Adanya Tuhan
Tauhid (Arab :توحيد), adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Alloh.
Tauhid dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah dan tAsma dan sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu" (QS An-Nahl: 36)
"Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan" (QS At-Taubah: 31)
"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)" (QS Az-Zumar: 2-3)
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus" (QS Al-Bayinah: 5)
Sebagian kaum muslimin yang beranggapan bahwa apabila seorang itu telah mengakui adanya Tuhan, maka dia sudah dikatakan bertauhid. Mereka lupa bahwa ini hanyalah bagian dari tauhid, bahkan hanya bagian kecil darinya. Dan belumlah seseorang itu dianggap bertauhid hanya dengan bagian yang ini saja. Sedangkan bagian tauhid yang lain bahkan yang paling pokok di antaranya justru tidak faham. Setiap orang wajib mengesakan Alloh dalam rububiyah, uluhiyah dan asma wa shifat-Nya. Jika ketinggalan satu saja dari ketiga tauhid tersebut belumlah dia dikatakan sebagai seorang yang bertauhid.
Lihatlah kaum musyrik quroisy, bukankah mereka juga mengakui adanya Alloh, bahkan bukankah mereka juga menyembah Alloh? Kenapa mereka masih diperangi oleh Rosululloh? Alloh berfirman:
“Katakanlah: ‘Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab: ‘Alloh’. Maka katakanlah: ‘Mengapa kamu tidak betakwa (kepada-Nya)?” (Yunus: 31)
Syirik Bukan Sekedar Sujud Kepada Patung
Dan  (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". QS Lukman : 13
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). QS Al Furqan : 43-44
Syirik adalah menyamakan selain Alloh dengan Alloh dalam perkara yang menjadi kekhususan atau hak bagi Alloh. Dari definisi ini, maka jelaslah bagi kita syirik itu tidak hanya sebatas menyembah dan sujud kepada berhala, patung, matahari dan lain-lain, namun lebih luas daripada ini.
Kita lihat juga kaum musyrik yang diperangi oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wassalam dulu, apakah mereka murni benar-benar menyembah atau sujud kepada berhala dan yang lainnya hanya karena mereka batu dan pohon? Ternyata tidak, Alloh menceritakan ucapan mereka:
 “Tidaklah kami menyembah mereka melainkan agar mereka dapat mendekatkan kami kepada Alloh dengan sedekat-dekatnya.” (Az-Zumar: 3).
Mereka menyembah berbagai sesembahan tersebut dengan harapan akan memerantarai pada Alloh.
Syirik juga tidak terhenti di sini, ada juga syirik dalam ketaatan. Tatkala Rosululloh shollallohu ‘alaihi wassalam membacakan ayat:
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tandingan (tuhan) selain Alloh.” (At-Taubah: 31).
Sahabat Adi bin Abi Hatim yang pada waktu itu baru masuk Islam menyanggah: “Tidaklah kami itu menyembah mereka”. Maka Rosululloh menjawab: “Bukankah mereka mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Alloh lalu kalian pun ikut mengharamkan, dan bukankah mereka menghalalkan apa yang diharamkan oleh Alloh lalu kalian pun ikut menghalalkan?” Maka Adi bin Abi Hatim pun menjawab: “Benar”. Rosululloh berkata: “Itulah peribadahan kepada mereka”.
Lalu sekarang, betapa banyak kaum muslimin yang mereka ikut menghalalkan yang semestinya harom dengan landasan hawa nafsu? Na’udzu billah.
Syirik tidak hanya terbatas pada amalan badan, namun juga amalan hati dan lisan. Alloh berfirman:
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Alloh; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Alloh. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Alloh.” (Al Baqoroh: 165)
Realita yang Ada di Masyarakat Sekarang Ini
Sungguh aneh masyarakat kita sekarang ini, mereka akan begitu sangat marah apabila ada orang non islam yang mempropagandakan agama mereka dan mengajak orang lain kepada agama mereka. Namun pada saat yang sama, dia telah membiarkan dirinya, anak-anaknya dan keluarganya untuk diseret dan dipengaruhi oleh kesyirikan dan dijauhkan dari aqidah yang lurus, yakni dengan membiarkan di rumahnya sebuah televisi yang tiap harinya selalu dijejali dengan acara-cara kesyirikan. Seolah-olah mereka mengatakan:
“Mari silakan masuk, ajari dan pengaruhi keluarga kami dengan acara-acara syirik, bid’ah dan maksiat kalian”. Serta banyak dari saudara-saudara kita yang mengagung-agungkan makam orang-orang Sholeh (wali Songo), Habib, Syech dll. Na’udzu billah!!
Bukankah ini terjadi karena tidak fahamnya mereka terhadap apa itu syirik ancaman dan bahayanya? Ataukah merasa juga telah merasa aman dan jauh akan terjatuh di dalamnya?
Anak-anak kita sudah terbiasa disuguhi dengan film tentang peri, hantu, dukun, sihir, jimat-jimat dan film misteri yang penuh kesyirikan. Sementara anak mudanya tenggelam dalam ramalan bintang/zodiak. Sadarlah wahai saudaraku! itu semua adalah termasuk amalan-amalan kesyirikan.
Dengan Dalih Budaya dan Adat Istiadat
Lebih ironi lagi, ternyata kita juga hidup disuatu masyarakat yang diantara adat istiadat dan budaya mereka merupakan amalan-amalan kesyirikan. Ketika kita mengingatkan mereka ternyata mereka malah balik menuduh bahwa kita adalah orang yang kaku dan tidak faham terhadap esensi dan transformasi nilai. Namun sayang ketika mereka berusaha untuk dijelaskan dan diajak untuk “sedikit” berpikir, hati mereka sudah diliputi oleh dua penyakit yaitu taqlid (ikut-ikutan) dan ta’ashshub (fanatik). Kalau begitu, bagaimana kebenaran ini akan sampai?
Alloh berfirman: “Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Ikutilah apa yang telah diturunkan Alloh,’ mereka menjawab: ‘(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.’ (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (Al-Baqoroh: 170)
Kita lihat di sana ada acara nyadran, sekaten, ngelarung, sedekah bumi/laut, suronan dan lain-lain, yang mana acara-acara itu di masyarakat kita sudah mendarah daging, bahkan sudah menjadi komoditi bisnis dan mata pencaharian. Sungguh ironi, mereka beralasan bahwa ini adalah budaya nenek moyang yang harus dilestarikan. Allohu akbar!! Inilah alasan yang menjadi jurus pamungkas kaum musyrikin zaman Rosululloh shollallohu ‘alaihi wassalam tatkala mulut mereka tidak mampu lagi menjawab hujjah Alloh, Na’udzu billah.
Mengingat akan parahnya keadaan ini, maka sudah menjadi tugas kita semua untuk saling mengingatkan dan terus untuk mengingatkan.
“Dan tetaplah beri peringatan, karena peringatan itu memberikan manfaat terhadap orang-orang yang beriman.” (Adz-Dzariyat: 55)
By Ponco Edy S
http://persisalmujaddid.blogspot.com/2013/05/tauhid-vs-syirik.html

Syirik, Virus Kemurnian Islam

Jangan-SyirikBerabad-abad lamanya Iblis berusaha menebarkan benih virus ini ke tubuh kaum muslimin.  Sejak pertama kali Alloh mengutus Adam as ke bumi ini dan dijadikannya seorang Nabi untuk menjalankan Islam yang murni mendakwahkan dan mengawalnya. Iblis terus menyebarkan virus ini namun ia tidak  mampu untuk memasukkan virus ke dalam tubuh kaum muslimin saat itu. Sepuluh generasi lamanya menanti, Iblis baru bisa memasukkan virus keyirikan ini…
 
Saudaraku kaum muslimin…!
Sangat mengerikan sekali ketika melihat realita yang terjadi pada umat ini. Ketidaksadaran umat akan bahaya kesyirikan, mereka begitu menikmati ritual-ritual keyirikan ini, sesama makhluk saling menyembah yang lainnya, memberikan sifat-sifat, hak-hak Alloh atau memberikan peribadatan yang seharusnya dipersembahkan kepada Alloh ternyata diberikan kepada Dzat selain-Nya baik sebagian maupun seluruhnya serta menyamakan Alloh dengan makhluk-Nya atau menjadikannya sebagai tandingan-Nya. Itu semua dianggap sebagai aset budaya bangsa yang harus dilestarikan, padahal kesyirikan inilah penyebab terbesar dari semua jenis keterpurukan.

Bahaya Virus Syirik
Saudarku kaum muslimin…!
Bahaya kesyirikan ini lebih dahsyat  dibandingkan dengan bahaya pembunuhan, perzinahan, minuman keras, perjudian dan lain sebagainya, bahkan bentuk terkecil dari kesyirikan masih jauh lebih besar bahayanya dari itu semua. Karenanya Rosululloh sangat mengkhawatirkan umatnya terjangkiti virus kesyirikan ini. Akan tetapi sungguh aneh! Umat ini sedikitpun tak peduli akan semua ini.

Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:
Yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. Para shahabat bertanya: “Apa itu syirik kecil?” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab: “Ar-Riya’”. (HR. Ahmad)
Oleh karena itu sudah sepantasnya bagi kaum muslimin baik individu maupun jama’ah lebih mengedepankan pencegahan dan pemberantasan kesyirikan dibandingkan pencegahan dan pemberantasan yang lainnya.
Untuk lebih jelas berikut ini beberapa  penjelasan tentang bahaya yang diakibatkan oleh perbuatan syirik, di antaranya:

1.    Menggugurkan Seluruh Amal
Siapa yang terjangkiti virus syirik maka gugurlah seluruh amal-amal sholehnya. Sholatnya, puasanya, hajinya, infaq shodahnya, jihad dan lain sebagainya bagaikan debu yang beterbangan, padahal rahmat Alloh -sebagai penyebab masuknya ke dalam surga- hanya akan diberikan kepada mereka yang beramal sholih.
Alloh berfirman:
Seandainya mereka mempersekutukan Alloh, niscaya gugurlah amal-amal yang telah mereka kerjakan.” (QS. al-An’am: 88)
Kami hadapkan semua amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan(QS. Al-Furqon: 23)

2.   Kekal Di Neraka Jahannam
Jika virus syirik ini melekat dalam diri seseorang hingga ajal menjemputnya maka tidak ada ampun baginya dan Alloh akan menempatkannya di neraka jahannam serta kekal di dalamnya.
“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [QS. an-Nisa’ (4): 48]     
                                                                
Alloh berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, yaitu ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” [QS. al-Bayyinah (98.): 6].
Rosululloh  bersabda:
(( مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ ))
Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu, niscaya akan masuk surga, dan barangsiapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Alloh dengan sesuatu, niscaya masuk neraka.” (HR. Muslim)

3.   Terpecahnya Kaum Muslimin
Selama tubuh kaum muslimin terjangkiti virus berbahaya ini maka dipastikan ia akan mengalami kelumpuhan bahkan kehancuran total. Perpecahan akan semakin menjadi-jadi  karena tidak adanya kesamaan dalam memegang tali pemersatu umat yaitu mentauhidkan Alloh dan menjauhi sesembahan-sesembahan selain Alloh dan sekali-kali perpecahan terjadi bukan karena semakin banyaknya organisasi atau jama’ah pada tubuh kaum muslimin.

Alloh سبحانه و تعالى‎ berfirman:
Katakanlah: “Hai ahli kitab, marilah berpegang kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian, bahwa kita tidak beribadah kecuali kepada Alloh dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun serta tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Ilah selain Alloh”. jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Alloh)“. (QS. Al-Imron: 64).

Saudaraku kaum muslimin..!
Jadikan slogan “Tegakkan Tauhid, Lenyapkan Syirik..!!” sebagai inti pemersatu dakwah kita karena dengan begitu kaum muslimin akan kembali bangkit menuju kejayaan dan kemenangan seiring dengan kuatnya mereka dalam memegang aqidah tauhid yang benar dan jauh dari kesyirikan yang membinasakan.
Penulis: Abu Sa’id Supendi
—-

SYIRIK

‎SYIRIK

Syirik membatalkan keimanan terhadap uluhiyyah Allah Ta'ala (Uluhiyyah : keyakinan bahwa hanya Allah saja yang berhak untuk diibadahi/disembah).

Jika saja iman kepada uluhiyyah Allah Ta'ala dan mengesakan-Nya dalam ibadah adalah kewajiban yang paling tinggi dan paling agung, maka syirik adalah maksiat terbesar di sisi Allah Ta'ala. Itulah satu-satunya dosa yang tidak bakal diampuni oleh-Nya. Allah Ta'ala berfirman :

إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." [An Nisa' : 48]

Dan firman-Nya :

إن الشرك لظلم عظيم

"Sesungguhnya, mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." [Luqman: 13]

Ketika ditanya tentang dosa yang paling besar di sisi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

أن تجعل لله ندّا وهو خلقك

"Engkau menjadikan sekutu/tandingan bagi Allah sementara Dia-lah yang telah menciptakanmu." [HR. Al Bukhary dan Muslim]

Syirik akan merusak ketaatan dan bahkan menghapuskannya. Dalilnya firman Allah :

ولو أشركوا لحبط عنهم ما كانوا يعملون

"Seandainya mereka  mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." [Al An'aam : 88]

Syirik juga mengharuskan pelakunya kekal di neraka jika dia mati sebelum sempat bertaubat. Dalilnya :

إنه من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة ومأواه النار

"Sesungguhnya, orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan baginya surga, dan tempatnya ialah neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun." [Al Ma-idah : 72]

Syirik ada dua macam ; akbar (besar) dan asghar (kecil).

SYIRIK AKBAR  adalah; seorang hamba mempersembahkan salah satu dari jenis-jenis ibadah kepada yang selain Allah Ta'ala. Setiap ucapan dan perbuatan yang dicintai Allah, jika dipersembahkan untuk Allah semata maka itulah tauhid dan iman. Sebaliknya, jika dipersembahkan untuk yang selain Dia, maka itulah syirik dan kekufuran.

Contoh syirik yang seperti ini adalah meminta rezki atau kesehatan kepada selain Allah, atau bertawakkal kepada selain Allah, atau bersujud kepada selain Allah; baik itu kepada malaikat yang didekatkan kepada Allah, rasul yang diutus atau pun kuburan para wali dan orang-orang shalih. Dalil-dalilnya :

وقال ربكم ادعوني أستجب لكم

"Dan Rabb-mu berfirman : Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu!" [Ghafir : 60]

وعلى الله فتوكلوا إن كنتم مؤمنين

"Dan bertawakkallah hanya kepada Allah, jika kamu benar-benar orang yang beriman." [Al Ma-idah : 23]

فاسجدوا لله واعبدوا

"Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)." [An Najm : 62]

Jika saja doa, tawakkal dan sujud termasuk ibadah-ibadah yang diperintahkan Allah, maka siapa saja yang mempersembahkannya untuk Allah semata, dialah seorang mukmin yang bertauhid. Dan siapa saja yang memalingkannya untuk selain Allah, maka dia adalah seorang musyrik kafir.

SYIRIK ASGHAR adalah segala ucapan atau amalan yang merupakan wasilah (sarana) yang akan mengantarkan kepada syirik akbar, dan jalan untuk terjerumus ke dalam syirik akbar.

Contohnya adalah ; menjadikan kubur sebagai tempat ibadah, yaitu shalat di sisi kuburan atau membangun masjid di salah satu kubur. Perbuatan yang seperti ini haram. Pelakunya terancam dengan laknat dan terjauh dari rahmat Allah Ta'ala. Dalilnya, sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :

لعنة الله على اليهود والنصارى، اتخذوا قبور أنبياءهم مساجد

"Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani; mereka telah menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai tempat ibadah." [HR. Al Bukhary dan Muslim]

Menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah haram, tidak dibenarkan dan sarana untuk berdoa atau meminta kepada orang-orang mati. Sementara meminta dan berdoa kepada orang-orang mati termasuk syirik akbar.

Semoga Allah menyelamatkan umat ini dari syirik…

@ Sumber : At Tauhîd, li an Nâsyi-ah wa al Mubtadi-în, Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Âlu Abdul Lathif‎Syirik membatalkan keimanan terhadap uluhiyyah Allah Ta'ala (Uluhiyyah : keyakinan bahwa hanya Allah saja yang berhak untuk diibadahi/disembah).

Jika saja iman kepada uluhiyyah Allah Ta'ala dan mengesakan-Nya dalam ibadah adalah kewajiban yang paling tinggi dan paling agung, maka syirik adalah maksiat terbesar di sisi Allah Ta'ala. Itulah satu-satunya dosa yang tidak bakal diampuni oleh-Nya. Bila tak sempat bertaubat. Allah Ta'ala berfirman :

إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." [An Nisa' : 48]

Dan firman-Nya :

إن الشرك لظلم عظيم

"Sesungguhnya, mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." [Luqman: 13]

Ketika ditanya tentang dosa yang paling besar di sisi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

أن تجعل لله ندّا وهو خلقك

"Engkau menjadikan sekutu/tandingan bagi Allah sementara Dia-lah yang telah menciptakanmu." [HR. Al Bukhary dan Muslim]

Syirik akan merusak ketaatan dan bahkan menghapuskannya. Dalilnya firman Allah :

ولو أشركوا لحبط عنهم ما كانوا يعملون

"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." [Al An'aam : 88]

Syirik juga mengharuskan pelakunya kekal di neraka jika dia mati sebelum sempat bertaubat. Dalilnya :

إنه من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة ومأواه النار

"Sesungguhnya, orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan baginya surga, dan tempatnya ialah neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun." [Al Ma-idah : 72]

Syirik ada dua macam ; akbar (besar) dan asghar (kecil).

SYIRIK AKBAR adalah; seorang hamba mempersembahkan salah satu dari jenis-jenis ibadah kepada yang selain Allah Ta'ala. Setiap ucapan dan perbuatan yang dicintai Allah, jika dipersembahkan untuk Allah semata maka itulah tauhid dan iman. Sebaliknya, jika dipersembahkan untuk yang selain Dia, maka itulah syirik dan kekufuran.

Contoh syirik yang seperti ini adalah meminta rezki atau kesehatan kepada selain Allah, atau bertawakkal kepada selain Allah, atau bersujud kepada selain Allah; baik itu kepada malaikat yang didekatkan kepada Allah, rasul yang diutus atau pun kuburan para wali dan orang-orang shalih. Dalil-dalilnya :

وقال ربكم ادعوني أستجب لكم

"Dan Rabb-mu berfirman : Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu!" [Ghafir : 60]

وعلى الله فتوكلوا إن كنتم مؤمنين

"Dan bertawakkallah hanya kepada Allah, jika kamu benar-benar orang yang beriman." [Al Ma-idah : 23]

فاسجدوا لله واعبدوا

"Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)." [An Najm : 62]

Jika saja doa, tawakkal dan sujud termasuk ibadah-ibadah yang diperintahkan Allah, maka siapa saja yang mempersembahkannya untuk Allah semata, dialah seorang mukmin yang bertauhid. Dan siapa saja yang memalingkannya untuk selain Allah, maka dia adalah seorang musyrik kafir.

SYIRIK ASGHAR adalah segala ucapan atau amalan yang merupakan wasilah (sarana) yang akan mengantarkan kepada syirik akbar, dan jalan untuk terjerumus ke dalam syirik akbar.

Contohnya adalah ; menjadikan kubur sebagai tempat ibadah, yaitu shalat di sisi kuburan atau membangun masjid di salah satu kubur. Perbuatan yang seperti ini haram. Pelakunya terancam dengan laknat dan terjauh dari rahmat Allah Ta'ala. Dalilnya, sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :

لعنة الله على اليهود والنصارى، اتخذوا قبور أنبياءهم مساجد

"Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani; mereka telah menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai tempat ibadah." [HR. Al Bukhary dan Muslim]

Menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah haram, tidak dibenarkan dan sarana untuk berdoa atau meminta kepada orang-orang mati. Sementara meminta dan berdoa kepada orang-orang mati termasuk syirik akbar.

Semoga Allah menyelamatkan umat ini dari syirik…

@ Sumber : At Tauhîd, li an Nâsyi-ah wa al Mubtadi-în, Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Âlu Abdul Lathif

Allah Ta’ala Tidak Akan Mengampuni Dosa Syirik Sampai Pelakunya Bertaubat

Oleh: Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Sulaiman al-Qar’awi
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (an-Nisaa: 48)

Penjelasan per-kata
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik: Tidak akan mengampuni hamba yang berjumpa dengnan-Nya (meninggal) dalam keadaan menyembah Allah Ta’ala bersamaan dengan itu dia juga menyembah selain-Nya, atau memalingkan bagi-Nya sesuatu dari macam-macam jenis ibadah kepada selain-Nya.
Dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu: Mengampuni seluruh dosa-dosa selain syirik.
Bagi siapa yang dikehendaki-Nya: Bagi siapa yang memohon ampunan kepada-Nya.
Barang siapa yang mempersekutukan Allah: Yakni menyembah Allah Ta’ala bersamaan dengan itu dia juga menyembah selain-Nya.
Penjelasan global
Bahwasanya perbuatan menyekutukan Allah Subhanahu wata’ala adalah dosa yang sangat sangat besar dan puncak dari segala dosa dan teramat keras hukumannya karena di dalamnya mengandung pelecehan terhadap Rabbuna Azza wajalla dan menyerupakan-Nya dengan makhluk. Allah Subhanahu wata’ala mengabarkan dalam ayat ini bahwasanya Dia tidak akan memgampuni dosa pelaku kesyirikan yang meninggal dalam kesyirikannya. Adapun yang meninggal dalam keadaan bertauhid dan dia mempunyai dosa maka sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala menjanjikan ampunan untuknya atas kehendak-Nya. Kemudian tidak akan memberikan ampunan kepada orang-orang musyrik dengan sebab amalan mereka yang dusta dengan menyembah Allah Ta’ala bersamaan dengan itu dia juga menyembah selain-Nya, dengannya ia mendapat dosa yang paling besar.
Faidah Ayat ini
1. Barangsiapa yang wafat dalam keadaan melakukan syirik besar (menyekutukan Allah Azza wajalla dengan sesuatu) wajib baginya neraka.
2. Barangsiapa yang wafat dalam keadaan bertauhid namun dia memiliki dosa-dosa besar maka Allah Azza wajalla akan mengampuni dosanya menurut kehendak-Nya.
3. Ayat ini merupakan bantahan untuk orang-orang khawarij yang mengkafirkan pelaku dosa besar, dan bantahan untuk orang-orang mu’tazilah yang berpandangan pelaku dosa besar kekal di neraka.
4. Penetapan sifat Allah Maha Berkehendak.
Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwasanya Allah Subhanahu wata’ala tidak akan mengampuni dosa syirik bagi pelakunya, maka wajib untuk takut berbuat syirik dan mewaspadainya.
[Dinukil dari kitab Al Jadid Syarhu Kitabut Tauhid, Karya asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Sulaiman al-Qar’awi]