Suatu hari Rasulullah pernah mendoakan
negeri Yaman dan Syam, cerita ini terekam dalam sebuah Hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam sohihnya
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami
Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun
dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam
kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”.
Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah
akan muncul tanduk setan” [1][Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
-Selanjutnya hadits ini kita sebut hadits pertama-
Yaman dan Syam adalah negeri yang jelas,
lalu dimanakah letak Najd yang dimaksud dalam hadit diatas? Sebenarnya
dalam menafsirkan lafadz Najd, kebanyakan ulama ulama condong memvonis
bahwa yang dimaksud adalah negeri Iraq, sekalipun begitu Realitas yang
terjadi sekarang membuat beberapa orang bingung karena yang familiar
di telinga dan lisan bahwa daerah Najd berada di Arab Saudi tepatnya
dekat Diríyah dan sekitarnya yang merupakan tempat kelahiran Muhammad
bin Abdul Wahab yang belakangan diperkenalkan oleh Penjajah Inggris
sebagai perndiri sebuah Aliran yang ditakuti dunia dan mereka mereka
menamakannya “Wahabi.”. ditambah lagi orang-orang yang tinggal disekitar
daerah tersebut dinisbahkan dengan nama al-Najdi.
Apa itu Najd?
Secara bahasa Najd adalah tanah yang
tinggi. Pemilik Kamus terkenal Asli Indonesia- KH Ahmad Warson Munawwir-
menyebutkan dalam kamusnya
أنجد البناء: إرتفع artinya tinggi
النجد : مصدر نجد
(ج نُجُدٌ ونِجَادٌ ونُجُودٌ واَنجَادٌ) artinya tanah yang tinggi.[2]
Jika anda ingin menambah Pengetahuan tentang Makna Najd, silahkan membuka kamus-kamus unggulan seperti seperti
Lisan Al-’Arab, Mu’jam Maqayis Al-Lughah, dan Al-Qamus Al-Muhit
niscaya anda akan mendapati bahwa mereka akan bersepakat bahwa Najd itu
adalah tanah yang tinggi.
Dalam mensyarahkan hadits ini Al hafidz
Ibnu Hajar Al Atsqalani menukil pendapat al Khattabi tentang najd yang
merupakan negeri Iraq:
نجد من جهة المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها وهي مشرق أهل المدينة، وأصل نجد ما ارتفع من الأرض وهو خلاف الغور فإنه ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور ومكة من تهامةِ
Najd Itu berada disebelah
timur. Siapapun yang berada diMadinah, maka najdnya adalah pedalaman
Iraq dan sekitarnya. Itulah sebelah timur Madinah. Asal kata Najd adalah
tanah yang meninggi, berbeda dengar ghaur yang berarti tanah yang
rendah. Seluruh Tihamah merupakah Ghaur dan Mekkah termasuk bagian
Tihamah.[3]
Setelah itu Ibnu Hajar menambahkan pernyataan al Khattabi bahwa Najd adalah setiap tanah yang tinggi dengan mengatakan
كل شيء ارتفع بالنسبة إلى ما يليه يسمى المرتفع نجدا والمنخفض غورا
Setiap yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekitarnya dinamakan Najd dan setiap yang lebih rendah dinamakan Ghaur.
Dari pemahaman Ini tentu kandidat tafsiran Najd terkait hadits nabi diatas menjadi banyak. Bahkan pemilik kitab Mu’jamul buldan Menyebutkan ada 12 Najd yang pernah dikenal oleh orang Arab dan tentu dataran Najd di Saudi Arabia[4] dan Juga Negeri iraq termasuk diantara yang bernama Najd[5]
Menelisik Hadits-Hadits terkait
Kita tidak akan mendapatkan informasi
jelas dan tepat jika hanya mengandalkan bahasa untuk mencari tahu
tentang Najd yang dimaksud oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Dalam hal ini tentu kita harus membandingkan hadits-hadits yang memiliki kaitan dengan hadits diatas.
Perselisihan tentang dimanakah tanduk
setan itu akan muncul mengerucut kepada dua tempat Najd Yamamah yang
merupakan daerah sekitar Riyadh dan atau Dir’iyah atau negeri Iraq
Berikut beberapa hadits terkait
حدثنا عبدالله بن عمر بن أبان وواصل بن عبدالأعلى وأحمد بن عمر الوكيعي (واللفظ لابن أبان). قالوا: حدثنا ابن فضيل عن أبيه. قال: سمعت سالم بن عبدالله بن عمر يقول: يا أهل العراق! ما أسألكم عن الصغيرة وأركبكم للكبيرة! سمعت أبي، عبدالله بن عمر يقول : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول “إن الفتنة تجئ من ههنا” وأومأ بيده نحو المشرق “من حيث يطلع قرنا الشيطان” وأنتم يضرب بعضكم رقاب بعض. وإنما قتل موسى الذي قتل، من آل فرعون، خطأ فقال الله عز وجل له: {وقتلت نفسا فنجيناك من الغم وفتناك فتونا} [[20/طه/40
Telah menceritakan kepada kami
‘Abdullah bin ‘Umar bin Abaan, Waashil bin ‘Abdil-A’laa, dan Ahmad bin
‘Umar Al-Wakii’iy (dan lafadhnya adalah lafadh Ibnu Abaan); mereka semua
berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail, dari ayahnya,
ia berkata : Aku mendengar Saalim bin ‘Abdillah bin ‘Umar berkata : “Wahai penduduk ‘Iraq,
aku tidak bertanya tentang masalah kecil dan aku tidak mendorong
kalian untuk masalah besar. Aku pernah mendengar ayahku, Abdullah bin
‘Umar berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
salam bersabda : ‘Sesungguhnya fitnah itu datang dari sini – ia
menunjukkan tangannya ke arah timur – dari arah munculya dua tanduk
setan’. Kalian saling menebas leher satu sama lain. Musa hanya membunuh
orang yang berasal dari keluarga Fir’aun karena tidak sengaja. Lalu
Allah ‘azza wa jalla berfirman padanya : ‘Dan kamu pernah membunuh
seorang manusia, lalu kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami
telah mencobamu dengan beberapa cobaan.” (Thaahaa: 40)” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2905 (50)]
-Selanjutnya hadits diatas kita sebut hadits kedua-
حدثنا مسدد حدثنا يحيى عن إسماعيل قال حدثني قيس عن عقبة بن عمرو أبي مسعود قال أشار رسول الله صلى الله عليه وسلم بيده نحو اليمن، فقال الإيمان يمان هنا هنا، ألا إن القسوة وغلظ القلوب في الفدادين، عند أصول أذناب الإبل، حيث يطلع قرنا الشيطان، في ربيعة ومضر
Telah menceritakan kepada kami
Musaddad yang berkata telah menceritakan kepada kami Yahya dari Isma’il
yang berkata telah menceritakan kepadaku Qais bin Uqbah bin Amru Abi
Mas’ud yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengisyaratkan tangannya kearah Yaman dan berkata “Iman di Yaman disini
dan kekerasan hati adalah milik orang-orang Faddadin [arab badui atau
pedalaman] yang sibuk dengan unta-unta mereka dari arah munculnya tanduk
setan [dari] Rabi’ah dan Mudhar [Shahih Bukhari no 3126]
-Selanjutnya hadits diatas kita sebut hadits ketiga-
Telah dinukil beberapa pendapat terkait tafsir dari najd dalam hadits pertama, diantaranya:
Najd adalah Negeri Iraq
Inilah Pendapat yang paling banyak dinukil. Pendapat ini merupakan pendapat Imam khattabi, Ibnu Abdil Bar[6], al Kirmani[7], dan Allamatul Iraq al Alusi[8].
Pendapat ini tentunya dikuatkan Oleh para pendukung dakwah Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahab seperti Syaikh Albani dan murid-muridnya dan
sekumpulan Ulama Hijaz. Mereka berdalil dengan hadits kedua dan
sejenisnya yang secara jelas mengatakan bahwa fitnah tersebut akan
datang dari Iraq. Selain itu kajian hadits-hadits dan Realitas tentang
kemunculan Dajjal dan Khawarij juga menguatkan bahwa iraqlah yang
dimaksud negeri sumber Fitnah tersebut. Ditambah lagi dengan perang
jamal, pembunuhan cucu Rasulullah, dan perang saudara hingga sekarang
mengambil lokasi di Iraq.
Ibnu Taimiyah pernah meunjukkan bahwa hadits-hadits tersebut merujuk kepada Kufah- Iraq-, beliau berkata:
ومعلوم أنه كان بالكوفة من الفتنة والتفرق ما دل عليه النص والإجماع، لقول النبي صلى الله عليه وسلم : الفتنة من ههنا، الفتنةمن ههنا، الفتنة من ههنا،من حيث يطلع قرن الشيطان
Diketahui bahwa di Kufah terjadi
fitnah dan perpecahan yang telah ditunjukkan oleh Nash dan Ijma karena
ada Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam: fitnah dari arah sini,
fitnah dari arah sini, fitnah dari Arah sini, yaitu dari tempat
munculnya tanduk setan[9]
Najd Adalah Tanah Kelahiran Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab
Pendapat ini banyak Muncul di jaman ini
dari kalangan Syiah, Alawiyah, dan Pendukung tokoh Asyáriyah dari
libanon yang bernama al Harary. Mereka terkenal dengan nama gerakan
Ahbas atau AICP. Kalangan-kalangan ini adalah musuh dakwah Syaikh
Muhammad bin abdul Wahab. Mereka berhujjah dengan Hadits ketiga karena
Kabilah Rabiah dan Mudhar menurut mereka hidup di
Hijaz dan sekitarnya bukan Iraq. Mereka juga berhujjah dengan hadits
ramalan Rasulullah terhadap Dzulkhuwaisirah at Tamimi dan realitas
munculnya Musailamah yang merupakan keturunan bani hanifah dari Kabilah
Rabiah.
Najd adalah seluruh daerah Masyriq al Arabiy
Jika kita perhatikan, hadits-hadits yang
memberitakan tentang fitanah dan tanduk setan banyak merujuk kepada
kata masyriq secara umum maupun masyriq dalam hal arah dan matahari
terbit. Dari sini lahirlah pendapat ini
Pendapat ini lebih Moderat dan mengambil jalan tengah dari perselisihan diatas. Dalam kitab Naqdu al Taqdis[10] ibnu Taimiyah berkata:
قد تواتر عن النبي إخباره بأن الفتنة ورأس الكفر من المشرق الذي هو مشرق مدينته كنجد وما يشرق عنها
Telah Mutawatir khobar dari Nabi
Shallallahu alaihi Wasallam bahwa fitnah dan pangkal kekufuran berasal
dari timur –timur Madinah- seperti Najd dan semua daerah sebelah
timurnya (Madinah)
Kemudian beliau memberikan contoh yang terjadi di Najd Hijaz
ولا ريب أن من هؤلاء ظهرت الردة وغيرها من الكفر، من جهة مسيلمة الكذاب وأتباعه وطليحة الأسدي وأتباعه، وسجاح وأتباعها، حتى قاتلهم أبو بكر الصديق ومن معه من المؤمنين، حتى قتل من قتل، وعاد إلى الإسلام من عاد مؤمنا أو منافقا
Tidak diragukan lagi bahwa disana
muncul kemurtadan dan hal-hal lain yang termasuk kekufuran, diantaranya
Musailamah al Kadzab dan para pengikutnya, Thalihah al Asadiy dan para
pengikutnya, Sujah dan para pengikutnya hingga mereka diperangi oleh
abu Bakar as Shiddiq dan orang-orang mukmin yang bersama beliau. Ada
yang terbunuh dan ada yang kembali sebagai mukmin maupun Munafiq.[11]
Pendapat ibnu Taimiyah ini tidak
bertentangan dengan apa yang telah ia katakan di Majmu Fatawâ diatas,
karena negeri Iraq berada di Masyriq
Senada dengan hal ini, Ulama-ulama yang
merupakan anggota lembaga Fatwa tertinggi diarab Saudi yang diketuai
Oleh Syaikh Abdul Aziz bin bazz memfatwakan bahwa hadits-hadits semacam
ini berlaku umum untuk tempat yang disebut Masyriq. Setelah memaparkan
pendapat para ulama tentang Tafsir hadits-hadits ini, mereka
menyimpulkan
والظاهر أن الحديث يعم جميع المشرق الأدنى والأقصى والأوسط، ومن ذلك فتنة مسيلمة وفتنة المرتدين من ربيعة ومضر وغيرهما
Yang nampak, hadits itu berlaku umum
untuk seluruh Masyriq baik yang dekat, jauh maupun tengah. Termasuk
fitnah tersebut adalah Fitnah Musailamah dan fitnah orang-orang Murtad
dari Kabilah Rabiah dan Mudhar dan selain keduanya.[12]
Apa itu Masyriq?
Kita sebagai Ajam mungkin terjebak
dengan kata ini dan menerjemahkan secara letterlijk dengan istilah
‘timur’ , tapi kita tidak sepenuhnya benar, masyriq menurut orang arab
dan yang sering disebut dalam banyak istilah sejarah merupakan suatu
bagian wilayah timur tengah yang membentang dari laut tengah disebelah
barat hingga dataran tinggi Iran disebelah timur. Daerah tersebut
adalah daerah disebelah timur Jazirah arab, sebaliknya mereka menyebut
wilayah sebelah barat seperti Tunisia dan maroko dengan istilah Maghrib
yang secara Bahasa berarti ‘barat’. Dari sini kita bisa tahu bahwa
wilayah masyriq adalah Iraq, Palestina, Yordania, Libanon, Arab Saudi,
Uni emirat Arab, Kuwait, Qatar, Oman, Bahrain. Adapun mesir dan sudan
merupakan daerah percampuran antara masyriq dan maghrib.
Jembatan antar pendapat
Dalam Sohih Bukhari disebutkan
حدثنا علي بن عبد الله حدثنا سفيان عن اسماعيل عن قيس عن أبي مسعود يبلغ به النبي صلى الله عليه وسلم قال : من ههنا جاءت الفتن نحوالمشرق والجفاء وغلظ القلوب في الفدادين أهل الوبر عند أصول اذناب الابل والبقر في ربيعة ومضر
Telah menceritakan kepadaku Ali bin
Abdullah, telah menceritakan kepadaku Sufyan dari Ismail dari Qais dari
Abi Mas’ud, telah sampai kepadanya bahwa Nabi Shallallahu alaihi
Wasallam berkata: dari sini datang fitnah yaitu sekitar masyriq, kasar
dan keras hati ada pada Fadadin yaitu Arab pedalaman yang bermata
pencaharian dari unta dan sapi pada kabilah Rabiah dan Mudhar[13]
Kita tahu bahwa orang-orang iraq tidak
dikenal sebagai pengembala atau peternak Unta, namun itu adalah mata
pencaharian orang-orang Hijaz kala itu, sebaliknya Orang Hijaz tidak
bermata pencaharian sebagai peternak Sapi, namun itu adalah mata
pencaharian orang-orang iraq yang mengkhususkan diri beternak sapi dan
bercocok tanam.
Benar, Penduduk Hijaz adalah keturunan
kabilah Mudhar dan Rabiah, tapi jangan salah!. kebanyakan bangsa arab
adalah keturunan dua kabilah besar ini. Rasulullah merupakan keturunan
dari kabilah Mudhar. Beliau adalah Mudhar bin Nazzar bin Maad bin Adnan.
Kabilah ini bercabang menjadi dua kabilah yaitu kabilah Qays Ailan bin
Mudhar dan Qabilah Ilyas bin Mudhar yang dari sinilah asal Bani Tamim
Moyang Syaikh Muhammad bin abdul Wahab dan juga suku Quraisy yang
merupakan moyang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
Kabilah Rabiah merupakan salah satu
kabilah pokok terbesar bangsa arab selain Mudhar dari keturunan Adnan.
Beliau adalah Rabiah bin Nazzar bin Maad bin Adnan. Kabilah ini hidup di
Hijaz kemudian pindah ke timur, utara, dan tengah Jazirah Arab. Salah
satu keturunan Rabiah yaitu Abdul Qais pindah ke daerah timur dari
jazirah arab. Bani Hanifah yang juga masih keturunan Rabiah menetap di
Yamamah. Dari Bani Hanifah inilah Musailamah al kadzab berasal.
Jika kita telah mengetahui asal usul
Qabilah Rabiah dan Mudhar serta besar dan banyaknya cabang-cabang dari
mereka, maka dipastikan bahwa penyebaran mereka tidak hanya disatu
tempat (Hijaz,red), namun mereka tersebar diseantaro jazirah arab,
karena mereka adalah pangkal kabilah arab utama dan terbesar. Dalam
Kitab Ansharul Husain karangan Muhammad Mahdi Syamsuddin halaman 218
disebutkan “ kami mengetahui bahwa kebanyakan penduduk Bashrah berasal
dari Kabilah Rabiah dan Mudhar”.
Dari pembahasan ini maka jelaslah
bahwasanya hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa fitnah tersebut bisa
saja terdapat terjadi secara umum diseluruh Masyriq, hanya saja telah
datang beberapa isyarat dan realitas bahwa tafsirannya mengerucut kepada
Najd Hijaz dan negeri Iraq.
Kaidah Penting
- keutamaan yang tetap dalam bentuk umum tidak menjadi ketetapan bagi
individu begitu juga kecaman yang tetap dengan keumuman tidak menjadi
ketetapan bagi Individu.
Jika benar bahwa yang dimaksud Najd adalah Iraq atau Yamamah (Hijaz), maka kita tidak boleh menetapkan celaan dan kecaman kepada pribadi-pribadinya karena tidak otomatis penduduk negeri tersebut menjadi tercela. Berapa banyak orang fasik dan tercela berada di Madinah, Mekkah dan Syam sedangkan banyak sekali orang alim lagi terpuji tinggal dan lahir di Iraq dan Hijaz. Dalam sebuah hadits yang ditujukan kepada penduduk Madinah disebutkan
إِنِّي لَأَرَى مَوَاقِعَ الْفِتَنِ خِلَالَ بُيُوتِكُمْ كَمَوَاقِعِ الْقَطْرِ
Sesungguhnya aku benar-benar melihat tempat-tempat fitnah ditengah-tengah rumah kalian seperti tetesan-tetesan Hujan.
Apakah boleh kita mencela penduduk Madinah atau Ulama madinah? Hasya Wa kalla
- Bumi tidak mensucikan individu
Begitu indah apa yang dikatakan oleh dua orang yang telah dipersaudarakan oleh Rasulullah shallallahu Alaihi Wasallam.karena cintanya Salman kepada abu Darda, beliau menginginkan Saudaranya tersebut Pindah bersamanya kesyam sebagai daerah yang kerap dipuji oleh Rasulullah., lalu Abu Darda menjawab dengan jawaban yang perlu ditulis dengan tinta emas, Abu Darda menjawab:أما بعد, فأن الأرض المقدسة لا تقدس أحداً, وإنما يقدس الإنسان بعملهAmma ba’du, Sesungguhnya tanah yang disucikan tidak dapat mensucikan seorangpun, Yang bisa mensucikan seseorang adalah amalnya. - Celaan dan kecaman terhadap suatu daerah tertentu terkait fitnah
yang akan terjadi didaerah tersebut tidak terjadi sepanjang kurun dan
waktu tapi terkadang daerah tersebut adalah mercusuar dari pengetahuan
dan keilmuan serta kejayaan.
Syaikh Abdul Latif Alu Syaikh yang merupakan keturunan Syaikh Muhammad bin abdul Wahab mengatakan :ولا يقول مسلم بذم علماء العراق لما ورد فيها، وأكابر أهل الحديث وفقهاء الأمة أهل الجرح والتعديل أكثرهم من أهل العراقSeorang muslim tidak layak mencela Ulama Iraq karena hadits-hadits tersebut, para pembesar ahli hadits dan para fuqaha Ummat serta ahli Jarh dan ta’dhil kebanyakan berasal dari Iraq[14]
Kepada para Pencela Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
Saya amat mengkhawatirkan kalau mereka termasuk dalam khitob firman Allah Subhanahu Wataala:
إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ
Sesungguhnya orang-orang yang
mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mu’min laki-laki dan
perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab
Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. Qurán surat Al Buruj :10
Semoga bermanfaat
Saudaramu: dobdob
[1] HR Bukhari 2/33 no 1037
[2] Al Munawwir hal 1388
[3] Al-’Asqalani, Ahmad Ibn ‘Ali Ibn Hajar, Fath Al-Bari Bi Sharh Sahih Al-Bukhari, Dar Al-Ma’rifah, Beirut, 1379H, 13: 47
[4] Disebut Najd Hijaz, yaitu daerah sekitar Riyadh sekarang dan Dir’iyah
[5] Mu’jam al Buldân 5:265
[6] Tamhid 1/279
[7] Al Fath 13/47
[8] Ghayatul Amani Fi Raddi Ala al Nabhani 2/148
[9] Majmu Fatawâ jilid 20/316
[10] Kitab ini memiliki Nama lain yaitu Bayan Talbis Jahmiyah dan merupakan bantahan terhadap salah satu kitab milik Imam al Razi
[11] Bayan Talbis Jahmiyah 1/17-24
[12]
Fatawâ Lajnah Daimah lil buhuts wal Ifta, Abdurrazak al duwais jilid 3
pertanyaan nomor 6667. ditandatangani oleh Syaikh abdul Aziz bin Baz,
syaikh Abdullah Ghudayyan, Syaikh Abdullah bin Quud, Syaikh Abdul Razaq
al Afifi
[13] HR Bukhari
[14] Mishbahu al Dzulam hal 236