VIVAnews - Bentrokan terjadi di bagian timur Arab
Saudi pada Selasa malam, 4 Oktober 2011. Kejadian itu melukai 14 orang,
11 di antaranya pasukan keamanan. Pemerintah Saudi mengatakan kekacauan
ini adalah ulah negara lain yang hendak merusak keamanan negara.
Menurut laporan Kementerian Dalam Negeri Saudi, dilansir dari harian Saudi Gazzete,
Rabu 5 Oktober 2011, kekacauan terjadi di kota Al-Wamiyah, wilayah
Qatif di timur, yang mayoritas penduduknya adalah Muslim Sunni.
Laporan
tersebut mengatakan, bentrokan bermula saat sekelompok pengacau yang
mengendarai motor melemparkan bom molotov ke jalan. ketika dibubarkan
oleh aparat keamanan, tiba-tiba kelompok ini mengeluarkan senapan mesin
dan menembak membabi buta.
"Sembilan polisi tertembak dan dua
lainnya terkena bom molotov. Tiga warga sipil, di antaranya dua orang
perempuan, juga terluka tembak," ujar pernyataan tersebut.
Bentukan Asing
Menurut laporan, kelompok pengacau di Al-Wamiyah adalah bentukan
negara asing yang mencoba mempengaruhi warga kota dan merusak keamanan
negara. Tidak disebutkan negara mana yang dimaksud. Namun, Iran sebagai
negara Syiah sempat beberapa kali terlibat ketegangan dengan Saudi yang
Sunni.
Bentrokan yang melibatkan warga Syiah sempat terjadi juga
di Saudi pada tahun ini. Warga Syiah di kota Qatif dan Al-Wamiyah pernah
berdemonstrasi menuntut pembebasan tahanan Syiah dan meminta persamaan
hak. Mereka juga mendesak pemerintah untuk menarik pasukan Saudi dari
daerah konflik di Bahrain dengan warga minoritas Syiahnya.
Kementerian
Dalam Negeri Saudi mengatakan bahwa mereka tidak akan menoleransi
setiap ancaman bagi keamanan dan stabilitas negara. Mereka berjanji akan
bertindak dengan tangan besi pada setiap pelaku kekerasan.
"Setiap
orang diminta bertanggung jawab dan menanggung konsekuensi atas setiap
perbuatannya. Hanya kepada Allah kita mencari pertolongan, kekuatan dan
kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat," tutup pernyataan
kementerian tersebut. (art)
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment