Mina - Perhelatan haji telah selesai setelah para jemaah wukuf di Arafah, melempar jumrah, dan tawaf ifadah
(perpisahan). Namun rukun Islam yang dijalankan sekali seumur hidup
oleh umat muslim itu menyisakan banyak makna bagi kaum belia Arab Saudi.
Mereka
pada umumnya sangat gembira dengan kedatangan musim haji setahun sekali
di negerinya. Untuk itu kaum muda yang berusia belasan hingga 20-an itu
menyambut senang hati menjadi relawan dengan cara bergabung dengan
organisasi Tawafa, Metro Mekah, dan menjadi penjaga keamanan di ribuan
tenda-tenda jemaah.
Beberapa
di antara kaum muda itu adalah Kamel Shaban. Pemuda berusia 21 tahun
lulusan SMA ini mengaku mendapatkan peluang bekerja di stasiun kereta
api Metro Mekah di Mina.
"Ini
pengalaman yang sangat penting dalam hidup saya. Saya banyak belajar
berinteraksi dengan berbagai warga negara. Di samping itu saya juga
mendapatkan rezeki halal selama beberapa hari di musim haji," ujarnya
tanpa menyebutkan jumlah penghasilannya.
Abdul
Rahim Wahid, 15 tahun, bekerja sebagai penjaga tenda jemaah. "Dari
pekerjaan ini saya memperoleh SR1.500 (Rp 3,5 juta) selama lima hari.
Uang ini untuk membantu ayah membayar sewa rumah. Saya ingin membantu
beliau dengan cara yang bisa saya lakukan. Ini salah satu langkah untuk
meringankan beban hidupnya," katanya dengan sedikit emosional.
Abu
Bakr al-Humaidi bekerja sebagai asisten manajer di Tawafa. "Uang tidak
terlalu penting. Buat saya yang penting pengalaman. Saya harus peduli
pada diri saya sendiri. Pekerjaan ini mengajarkan kepada saya bagaimana
mengatur diri saya sendiri," kata pria berusia 17 tahun ini. "Ketika
saya meninggalkan pekerjaan ini, saya bisa menjadi lebih dewasa."
Bagi
Muhammad Fatah, uang juga tidak terlalu pentng bila dibandingkan dengan
sahabat. Pemuda berusia 16 tahun asal Taif ini tahun lalu mengaku
banyak kehilangan teman karena mereka bekerja sebagai relawan di musim
haji.
"Tahun
lalu hampir semua temanku pergi ke Mina selama musim haji. Aku merasa
sendirian, sangat membosankan. Apakah hidup tanpa teman? Karena itu
tahun ini saya memutuskan pergi bersama mereka dan di sini saya amat
gembira termasuk memperoleh uang. Saya memperoleh SR 1.000 (Rp 2,4 juta)
selama lima hari," katanya bangga. "Selain itu, saya juga mendapatkan
teman dari Mekah dan Jedah. Ini sesuatu yang besar. Kami membentuk
sebuah komunitas persahabatan."
Selama
menjadi relawan, Fatah mengaku rindu dengan keluarga. "Saya akan
membelikan hadiah untuk saudara-saudara saya. Mereka menungguku dan saya
pun merindukan mereka," tutur dia.
Abdul
Malik Sadik, 15 tahun. Pemuda asal Abha ini mengaku musim haji kali ini
merupakan kesempatan kedua menjadi relawan. "Ibuku menanyaiku selama
aku bekerja di musim haji. Beliau ingin aku mendapatkan banyak
pengalaman seni melayani para jemaah. Peristiwa ini telah memberikan
pengalaman yang sangat berharga bagiku dan beliau sangat bahagia ketika
aku menceritakan kepada beliau tentang pekerjaanku di Mina," katanya.
Apa yang akan dilakukan dengan SR 1.000 (Rp 2,4 juta) selama menjadi relawan? "Aku akan membayar tagihan teleponku," jawabnya.
Saad
al-Harbi, seorang mahasiswa sebuah universitas. "Saya sedang belajar
bahasa Inggris di Universitas King AbdulAzis di Jedah. Ini keenam
kalinya aku bekerja di musim haji. Saya membantu mengorganisasi
fasilitas akomodasi di Mina."
Untuk
kegiatan tersebut pemuda 21 tahun ini tak mempermasalahkan uang. "Saya
mendapatkan SR 1.500 (Rp 3,5 juta) kendati hal tersebut tidak terlalu
penting karena saya bisa memperoleh pengalaman praktek bahasa Inggris
yang sedang saya pelajari dengan berbagai warga negara asing di sini."
ARAB NEWS | CA TEMPO Interaktif,
No comments:
Post a Comment