9 Juli 2011
Seringkali
saya membaca berita tentang kisah-kisah pilu dan menyedihkan para TKW
(Tenaga Kerja Wanita) yang bekerja di Saudi Arabia. Kisah atau cerita
yang diangkat berdasarkan dari cerita para TKW atau karena pengamatan
selintas kita tentang keadaan para TKW waktu bertemu di mall-mall, di
restaurant ataupun di Rumah Sakit.
Sebetulnya kalau kita mau jujur terhadap
diri kita sendiri, para TKW/ PRT (Pembantu Rumah Tangga) itu sudah
diperlakukan tidak layak dan tidak manusiawi sejak sebelum keberangkatan
mereka ke Saudi. Pernahkah teman-teman melihat pemandangan di bandara
Soekarno-Hatta, bagaimana para petugas, baik petugas dari PJTKI-nya atau
petugas bandara memperlakukan TKW/ PRT yang akan diberangkatakan ke
Saudi Arabia khususnya..?? Mereka digiring-giring seperti ternak,
seringkali mereka dibentak-bentak bahkan dicaci maki. Saya sering
melihat pemandangan seperti itu, karena setiap 6 bulan sekali atau 1
tahun sekali saya pulang pergi Riyadh- Jakarta, Jakarta- Riyadh.
Pemandangan seperti itu, bukan pemandangan yang langka. Para
TKW itu setelah digiring-giring seperti bebek, mereka biasanya duduk
bergerombol dilantai. Ada pemandangan yang berbeda tentang kelakuan dan
tingkah para TKW, dari TKW/ PRT yang akan berangkat ke Saudi dengan
tingkahnya para TKW/ PRT yang mau pulang dari Saudi. Para TKW yang
bergerombol di bandara Soeta, kebanyakan mereka diam dan tidak banyak
omong. Tapi coba perhatikan para TKW/ PRT di bandara KKIA Riyadh yang
mau pulang ke Jakarta, berisiknya minta ampun. Kalau ngomong saja sampai
teriak-teriak, bahkan pernah saya lihat ada yang joget-joget segala,
sampai ada yang ditegur oleh satpam-nya bandara KKIA.
Back to topic.
Di bandara Soeta dokumen2 keberangkatan
para TKW, saya perhatikan semuanya sudah diurus oleh petugas dari PJTKI
masing2. Setelah masuk ruang tunggu pesawat dan terbang ke Saudi,
barulah TKW itu bertanggung jawab atas dirinya masing2. Ketika mereka
sudah ada dalam pesawat Saudia/ GIA. Mulailah para pramugari yang di uji
kesabarannya oleh para TKW. Saya memperhatikan, betapa seringnya para
pramugari yang cantik2 itu membersihkan lavatory/ wc. Sambil tidak
henti2 memberikan pengarahan kepada para TKW yang menggunakan lavatory.
Coba lihat lantai lavatory yg menjadi penuh air, karena para TKW tidak
tahu caranya cebok, tidak tahu caranya membuang tissue. Semuanya
berceceran di lantai. Bahkan cara mengunci wc pun mereka tidak tahu.
Kalau kebetulan saya mau menggunakan wc, seringkali sayapun ikut2an
memberi tahu mereka. Bahkan setiap saya pulang atau pergi Riyadh –
Jakarta, saya pasti dan selalu menjadi sekertaris dadakan para TKW untuk
mengisi kartu2 kedatangan mereka. Tahukah teman…? kalau banyak para TKW
yang buta huruf…? bahkan banyak dari para TKW itu yg tidak bisa
berbahasa Indonesia…?? mereka hanya bisa bahasa dari daerahnya sendiri.
Jangankan bisa bahasa Arab untuk bisa berkomunikasi dengan majikan,
bahasa Indonesiapun mereka banyak yang tidak tahu…? apalagi bahasa
Inggris…? Itu sih bisa di itung dengan jari kelingking. Mungkin dari 1
jt TKW yang ke Saudi, mungkin cuma 1 yang bisa sedikit ngerti
english…Itu kenyataan teman2..Menyedihkan bukan..??
Terus apa yang mereka lakukan selama
mereka ada di penampungan..???? Ternyata adanya balai latihan kerja itu
sepertinya hanya formalitas saja, kadang2 tidak ikut latihan kerja juga
mereka sudah bisa punya sertifikatnya. Halahhhh….tahu sendiri lah, di
negara tercinta kita itu apapaun bisa dibeli asal ada uang. Level
korupsinya sudah dari level paling rendah sampai level paling tinggi.
Berdasarkan sumber yang bisa dipercaya ( para TKW khususnya yang ke
Saudi ) selama mereka berada di penampungan itu, selama mereka sedang
mengurus dokumen2 dan menunggu datangnya visa. Para TKW itu tidak
belajar apa2. Mereka hanya tidur2an, makan, minum, ngorol2 sampai malam.
Setelah mereka sampai di bandara King
Khalid Riyadh, karena tidak ada petugas dari PJTKI yang mengarahkan
mereka, jadilah gerombolan para TKW itu seperti anak ayam yang
kehilangan induknya. Bagaimana tidak dibentak2 oleh petugas orang Saudi,
kalau mereka disuruh berbaris disebelah kanan, para TKW masih tetap
bergerombol disebelah kiri. Disuruh mengantri satu2, malah mereka saling
berebut. Disuruh memperlihatkan paspor dan kartu kedatangan, mereka
malah melongo. Ya iyalahhhh….petugas mana yang tahann….?! Apalagi orang
Saudi kebanyakan tidak sabaran, dan suaranya yang kenceng2. Habislah
para TKW itu dibentak2. Jangankan oleh petugas orang Saudi yang tidak
bisa berbahasa Indonesia, wong oleh petugas orang Indonesia yang
sebangsa saja, para TKW itu sering dibentak2 koq.
Setelah mereka selesai di proses di
imigrasi dan selesai mengambil bagasi. Mereka semua dikumpulkan dan di
data, sementara paspor para TKW itu akan dipegang oleh petugas Imigrasi.
Setelah itu para TKW akan dibawa ke ruangan tunggu khusus TKW, sambil
menunggu dijemput oleh majikan masing2. Para TKW itu tidak akan
dikeluarkan dari ruangan tersebut, kecuali dijemput oleh majikannya yang
nama majikannya tertera di paspor TKW tersebut. Kalau yang nama
penjemput TKW itu tidak sesuai dengan nama yang ada dalam paspor TKW,
penjemput tersebut harus memperlihatkan surat kuasa penjemputan dari
calon majikan asli TKW itu. Itulah alasannya mengapa para TKW di bandara
King Khalid di kumpulkan sebelum mereka dimasukkan ke ruang tunggu.
Calon majikan berada diluar sambil memelototi screen tv monitor. Disana
akan disebutkan nama TKW lengkap, nama majikan dan nomor urut TKW. Kalau
nama-nya sudah cocok, para majikan akan lapor ke meja petugas sambil
memperlihatkan kartu ID asli. Setelah itu mereka akan memanggil TKW yang
bersangkutan dan memberikan paspornya. Setelah TKW dan majikannya
menandatangani surat-surat, barulah TKW itu bisa keluar mengikuti
majikannya. Itu prosedur yang masih saya ingat. Kenapa saya tahu tentang
prosedur tsb..? karena saya pernah 2 kali mengambil pembantu dari PJTKI
Jakarta. Biaya yang dikeluarkan majikan untuk mengambil TKW, kurang
lebih Rp. 28 juta. Bahkan ada yang membayar lebih dari itu.
Untuk teman-teman yang berada di
Indonesia khususnya, ini sekedar informasi saja, tidak semua TKW yang
datang dan bekerja di Saudi Arabia itu semuanya mempunya majikan WN
Saudi. Di Arab Saudi ini semua warga negara tersedia disini. Jadi para
TKW itu ada yang punya majikannya memang WN asli Saudi, tapi tidak
sedikit para majikan mereka itu warga negara lain yang mukim dan tinggal
di saudi Arabia. Soalnya masyarakat kita yang ada di Indonesia kan
tahunya, kalau TKW bekerja di Saudi Arabia, sudah pasti saja majikannya
warga negara Saudi. Padahal tidak begitu…lho…! Ada yang majikannya WN
Turky, Mesir, Sudan, Siria, Lebanon, Palestina, Jordan, USA, Pakistan,
India dsb. (capek kalau harus nyebutin satu satu mah…hehehe..)
Sudah hampir mau 10 tahun saya menetap
di Saudi Arabia, mengikuti suami yang WN Saudi. Karena menetap disini,
tentu saja saya sering sekali menjumpai TKW diluar rumah, baik di rumah
para kerabat suami saya, ataupun di rumah teman saya yang orang Saudi,
berjumpa di pesta2 nya orang Saudi, bertemu di mall2, di rumah sakit (
mengantar majikannya yang sakit ), di restaurant, di tempat bermain
anak2, Seringkali saya menjadi penterjemah dadakan karena TKW nya tidak
mengerti sama sekali perintah majikannya. Kalau anda sudah lama tinggal
di Saudi dan anda sering belanja di toko2 Indonesia, seringkali kita
akan melihat ada TKW yang memang sedang berbelanja atau TKW kaburan yang
menunggu dijemput sesorang. Tahukah anda…?? kalau para TKW ilegal
disini jumlahnya hampir sama banyaknya atau mungkin lebih banyak
jumlahnya daripada para TKW yang legal. TKW kaburan kebanyakannya bukan
karena disiksa majikan atau karena tidak digaji majikan. Tapi banyak TKW
yang kabur itu karena keinginannya sendiri. Ada yang alasannya karena
mereka ingin mendapatkan gaji yang lebih besar dari gaji yang didapat
dari majikan asli.
Bahkan banyak yang jadi TKW kaburan
karena mereka ingin bebas hidup bersama pacarnya ( para sopir2
Indonesia, para pekerja asing seperti Pakistan, Bangladesh, India ). Itu
bukan rahasia lagi kalau disini ada sindikat/mafia yang akan menampung
TKW kaburan. Seringkali saya membaca di surat kabar lokal, kalau polisi
telah merazia beberapa apartemen/ rumah2 kontrakan yang penghuninya
hampir 99 % TKW ilegal asal Indonesia. Dan ternyata mereka melakukan
praktek pelacuran. Tarifnya cuma 50 sr ( 120 rb ) sekali pakai. Germo
wanitanya kebanyakan orang Indonesia asli, pasangan germo yang laki-laki
seringkali orang Pakistan atau Bangladesh. Menurut pengakuan mereka,
kostumernya kebanyakan sopir2 taxi orang Pakistan atau pekerja kasar
orang Bangladesh dan India. Bahkan kadang2 ada juga sopir orang kita
sendiri. Para PSK asal negara kita itu bukan hanya TKW kaburan saja,
bahkan banyak yang datang menggunakan visa umrah. begitu sampai di
Jeddah mereka tidak pulang lagi ke Indonesia, tapi mereka memilih
menjadi TKW ilegal. Itu bukan menjadi rahasia umum lagi disini.
Sepertinya setiap orang yang sudah lama mukim disini pasti sudah pada
tahu soal itu. Pemerintah saudi Arabia sebetulnya terlalu baik terhadap
TKW ilegal tsb. Kenapa….?? karena menurut pengakuan para TKW ilegal,
kalau mereka sudah ingin menghentikan petualangannya sebagai TKW ilegal
dan mereka ingin secepatnya pulang ke Indonesia, para TKW ilegal itu
akan menyerahkan dirinya sendiri ke kantor polisi ( jadi bukan polisi
yang menangkap mereka, tapi seringkali TKW ilegal itu yg datang ke
kantor polisi menyerahkan diri minta ditangkap ). Karena dengan cara itu
lah para TKW akan di deportasi ke Indonesia dengan gratis ( biaya tiket
ditanggung oleh pemerintah saudi arabia ).
Oleh polisi TKW itu akan dijebloskan
dulu ke penampungan TKW yang bermasalah/ bahkan banyak juga TKW ilegal
itu ditampung dipenjara2 wanita, sebelum menunggu proses dipulangkan.
Kalau mereka di interogasi, mereka akan memberi alasan kabur dari
majikan karena dipukuli dsb, dan mereka memberi alasan tidak tahu alamat
lengkap majikannya. Bagaimana polisi mau mencari majikan TKW tersebut
kalau si TKW memberi alasan tidak tahu alamat majikannya….? akhirnya TKW
itu ditempatkan di penampungan dan sudah pasti akan dipulangkan ke
Indonesia. Wahh…teman2 jangan berfikiran bahwa penampungan/ penjara
wanita di Saudi menakutkan….Menurut sumber yang bisa dipercaya
kebenarannya. Penampungan/ penjara wanita di Saudi Arabia itu tempatnya
sangat bagus. Makanan berlimpah ruah, malah konon katanya mereka
mendapat jatah uang bulanan untuk membeli perlengkapan mandi sekitar 60
sr ( kurang lebih 140 rb ) per bulannya. Sementara para TKW cuma tidur,
duduk2, nyanyi2 dan menikmati hari2 nya sambil menunggu waktunya mereka
di deportasi ke Indonesia.
Kenapa saya tahu banyak tentang keadaan
penampungan/ penjara wanita itu. Karena saya pernah punya TKW yang
menurut pengakuannya, ternyata dia sudah 7 kali bekerja di Saudi Arabia,
dan dia pernah 3 kali menjadi TKW kaburan, dan 4 kali menjadi TKW
sukses. Untungnya dia termasuk TKW kaburan baik, yang tidak pernah
menjadi PSK, dan saya percaya itu. Selama bekerja pada saya selama 3
tahun, si mbak sebut saja namanya Sumi. Dia sering menceritakan kisah
petualangannya selama menjadi TKW kaburan, termasuk selama dia berada di
penjara wanita, dia juga menceritakan kisah teman2nya TKW ilegal yang
sama2 dipenampungan. Jadi kalau ada TKW yang pulang ke Indonesia dalam
keadaan hamil, terus mengaku diperkosa oleh majikan laki2/ anak majikan
laki2. Kita tidak harus begitu saja mempercayai omongan TKW itu. Karena
kenyataannya disini, banyak sekali TKW yang dihamili oleh pacarnya.
Bukan diperkosa, tapi suka sama suka, TKW hamil karena diperkosa memang
ada, tapi TKW yang hamil karena suka sama suka atau akibat karena
melacurkan diri juga banyak. Itu sudah bukan rahasia lagi disini.
Sebagai seorang WNI, terus terang saya malu juga dengan kelakuan
sebagian TKW yang tidak bertanggung jawab itu.
Belum lagi di Saudi ini, TKW dari
Indonesia itu terkenal sekali dengan sihir-nya. Sementara di negara
Saudi hukuman untuk yang melakukan sihir sangat berat sekali. Jadi
kalaupun ada TKW yang tidak pernah menyantet majikannya, tetep aja
kadang2 jadi kena getahnya. Cerita ini bukan omong kosong belaka. Saya
punya banyak rekan kerja orang Saudi. Hampir semua pembantu mereka pasti
orang Indonesia. Pernah ada keluarga pamannya teman sekantor saya yang
melaporkan pembantunya yang TKW Indonesia ke kantor polisi karena
ketahuan TKW itu memasukkan air kencing ke dalam minuman majikan laki2
nya. Bodohnya TKW tersebut dia memasukkan air kencingnya ke dalam air
putih, bukan ke dalam air teh/ kopi terang saja majikannya itu curiga,
kenapa air minumnya berwarna ke kuning2 an. Karena disangka majikannya
air itu mengandung racun, akhirnya air itu dibawa ke laboratorium.
Hasilnya ketahuan, kalau air putih itu mengandung air kencing, setelah
di interogasi TKW itu mengaku kalau dia memang sengaja memasukkan air
kencing kedalam minuman majikannya, supaya majikannya tunduk atau
menyayangi TKW itu. Bahkan katanya lagi dia pernah memasukkan darah
menstruasi dia ke dalam masakan2 untuk disantap majikannya. Menurut
keterangannya, dia tidak sendirian melakukan hal2 menjijikan tsb, tapi
hampir sebagian TKW yang datang ke Saudi melakukan hal2 seperti itu,
karena mendengar cerita dari senior2nya yang ex Saudi selama
dipenampungan di Jakarta. Terus mempraktekannya, akhirnya ketahuan dan
dijebloskan ke penjara. Teman saya yang orang Saudi itu, sampai khusus
datang kepada saya dan bertanya, kenapa banyak TKW yang melakukan
perbuatan seperti itu..? bukankah dalam Islam itu merupakan dosa
besar..? dan TKW itu beragama Islam..? “ Saya sendiri bingung harus
menjawab apa..? kenapa TKW itu berbuat hal2 menjijikan seperti itu, saya
sendiri tidak tahu..? karena saya kan bukan TKW….hahahah…Karena cerita
itu berkembang dari mulut ke mulut, akhirnya saya dengar banyak rekan2
orang Saudi yang punya pembantu orang Indonesia memulangkan pembantunya.
Alasannya, mereka takut makanan mereka dicampur oleh air kencing atau
dicampur darah menstruasi. Dan sekarang ini banyak orang Saudi yang
mengambil pembantu dari Vietnam.
Pernah saya mendapat pertanyaan konyol
dari seorang Saudi, “ Di Indonesia ada listrik gak…?? ada telpon gak..??
ada Mac Donald gak…??”. Saya jawab saja. ” Tidak ada….!!! kami orang
Indonesia masih hidup di gua gua…!!” hahahahahahaha. Ternyata orang itu
punya alasan sendiri, kenapa mengajukan pertanyaan seperti itu. Karena
dia punya pembantu dari Indonesia yang tidak tahu caranya menggunakan
setrika, mesin cuci atau alat2 lainnya yang menggunakan listrik.. Mereka
membandingkan dengan keadaan disini, semiskin miskinnya orang Saudi
semuanya alat2 rumah tangganya kan sudah modern dan menggunakan listrik.
Sekitar 3 tahun yang lalu , ketika saya
berkunjung ke rumah mertua diluar kota Riyadh. Saya diperkenalkan dengan
pembantunya tetangga dari mertua saya. Sebut saja namanya Yuyun, baru
kenal saya satu hari Yuyun sudah menceritakan kalau dia punya pacar
orang Yaman yang berjanji kan menikahinya kalau Yuyun pulang cuti nanti (
kebetulan Yuyun, janda dengan anak 2 ). Yuyun menceritakan betapa baik
si Yaman pacarnya itu, suka memberi Indomie, suka memberi pulsa, suka
memberi uang jajan. Oia, Yuyun juga menceritakan kalau si Yaman itu suka
masuk diam2 ke kamar Yuyun, kalau majikan2 Yuyun sudah tidur ( majikan
Yuyun cuma berdua. Sepasang suami isteri yang sudah tua ).
Wahh….ternyata si Yuyun ini nekat juga. Ngapain aja hayohh…?? kalau
sudah berduaan di dalam kamar? tidak mungkin kan cuma maen pasir…hehehe.
Saya sudah wanti2 sama si Yuyun, supaya tidak melakukan hal2 bodoh
seperti itu. Di Saudi ini kan yang namanya pacaran tidak diperbolehkan.
Kalau ketahuan bisa dihukum karena ada aturannya. Ternyata Yuyun mungkin
sudah tak tahan juga. Setiap hari memasukkan si Yaman, lama2 masuk
angin… Ketika kandungannya menginjak 4 bulan, si Yaman kabur entah
kemana. Tinggalah yuyun dengan perut buncitnya, untung majikan Yuyun
baik hati. Yuyun cepat2 dipulangkan ke Indonesia, karena kalau sampai
melahirkan disini tanpa ada surat nikah resmi, Yuyun bersama bayinya
bisa dijebloskan ke penjara. Selamatlah Yuyun dari hukuman cambuk karena
kebaikan hati majikannya. Itu kalau pas kebetulan majikannya baik hati,
pembantunya hamil cepat2 dipulangkan untuk menyelamatkan pembantunya.
Coba kalau majikannya yang tidak mau mengerti. Mengetahui perut
pembantunya yang tiba2 melendung tanpa ketahuan tukang pompanya, boro2
dipulangkan, malah kalau gak diserahkan ke kantor polisi, bisa2 malah
langsung di buang di kolong jembatan layang . Dan waktu pulang ke
Indonesia dengan membawa orok, untuk menutup malu biasanya TKW itu akan
mengarang cerita kalau oroknya itu hasil diperkosa atau hasil dipaksa..
Padahal setelah beberapa lama kemudian, TKW itu akan kembali daftar ke
PJTKI untuk kembali bekerja sebagai TKW di Saudi Arabia. Itulah
sebabnya, walaupun Saudi Arabia banyak dicaci maki di Indonesia oleh
orang2 yang tidak tahu kejadian sebenarnya, tapi tetap saja PJTKI selalu
kebanjiran calon TKW untuk minta diberangkatkan ke Saudi Arabia. Kalau
teman2 tidak percaya, coba temen2 cek dan ricek ke PJTKI di Jakarta.
Teman2 akan mengetahui..ada berapa ribu TKW yg sedang menunggu
mendapatkan visa untuk bekerja di Saudi Arabia. Dan saya yakin sekali
kalau di Saudi Arabia, banyak sekali TKW yang semodel dengan si Yuyun.
Pemerintah Saudi bukan tidak berusaha
menekan serbuan datangnya para TKW ilegal, khususnya yang datang dari
Indonesia. Mulai dari 2 tahun yang lalu. Semua warga Asing yang tinggal
di Saudi Arabia, harus disidik jari lagi, di photo lagi di imigrasi
untuk disimpan di data base mereka. Konon katanya untuk mencegah
masuknya kembali TKW ilegal yang pernah dideportasi ke luar dari Saudi
Arabia. Jadi para tenaga kerja asing yang pernah bermasalah di Saudi
Arabia, tidak akan bisa mudah masuk begitu saja walaupun mereka sudah
mengganti paspor bahkan mengganti namanya.
Saya masih ingat pesan si mbak Sumi,
bekas pembantu saya dulu. ” Ibu, kalau nanti saya sudah pulang, dan ibu
mau mengambil TKW dari jakarta lagi. Ibu harus hati2. Jangan mengambil
TKW yang asalnya dari T, P, B, L, S, C, M…karena banyak TKW dari sana
yang jahat2. Saya kasihan sama ibu kalau ibu mendapatkan TKW yang jahat,
karena ibu orangnya baik…( saya disebut baik, padahal saya bawel
sekali..hehe ), Saya kasihan sama si putri kalau diasuh oleh TKW yang
tidak baik. Kalau saja saya tidak akan menikah lagi, saya mau selamanya
bekerja di rumah ibu. Ibu harus tahu, tidak semua TKW itu datang kesini
karena mereka mau menjadi TKW. Banyak lokalisasi pelacuran di Jawa
Tengah dan di Jawa Timur yang di geregek polisi, terus para bekas PSK
itu larinya ke PT, melamar untuk menjadi TKW. Dan kebanyakan mereka
milihnya menjadi TKW di Saudi Arabia. Ya…ibu bisa bayangkan, mereka
tidak akan menjadi TKW yang baik karena menjadi pembantu itu susah,
paling2 begitu sampai disini juga para bekas psk itu akan kembali
menjual diri. Jadi ibu harus hati2 ya bu….!. Itu pesan si mbak sumi
tercinta ( hallo…mbak Sumi.. sayang.. sehatkah mbak…? ).
Akhir bulan Mei kemarin, ketika saya
sedang di ruang tunggu seorang dokter mengantar kakak saya yang sakit.
Kebetulan bertemu denga seorang TKW yang juga sedang mengantar
majikannya berobat. Saya perhatikan majikannya, seorang perempuan Saudi
yang sudah tua. Si majikan itu minta diambilkan air minum dari tas yang
dibawa2 TKW itu. Saya mendengar jelas TKW itu ngomel2 terus dalam bahasa
Indonesia. ” Dasar Babi, tadi ditawarin tidak mau, sekarang minta…!”
Saya yang mendengar omelan TKW itu, jadi gatal juga. ” Emang dimana ada
babi mbak..?!’. Si TKW itu tampak terkejut melihat saya. ” Eh…ibu orang
Indonesia..?!” tanyanya..Sambil lalu, saya sedikit menasehati TKW
tersebut untuk sekedar menjaga bahasanya. Ngomel sih ngomel, tapi masa
babi sampai dibawa2…. hahahaha. Kalau majikannya ngerti itu kata babi,
saya yakin tuh TKW sudah ditendang 10 kilometer oleh majikannya.
Sekelumit kisah2 diatas itu murni
berdasarkan pengalaman saya pribadi. Dengan tidak bermaksud mengambil
kesimpulan bahwa TKW/ PRT dari Indonesia itu semuanya jahat. Orang jahat
itu ada dimana2. Tidak di Saudi Arabia, tidak di Indonesia, tidak di
Amerika, tidak di Eropa, tidak di Afrika. Disemua tempat dibelahan dunia
ini, orang2 jahat itu ada. Dan orang2 yang baik pun ada. Tidak semua
majikan2 orang2 Saudi ( khususnya ) itu jahat. Yang baiknya juga banyak
sekali ( makanya banyak sekali TKW yg betah bertahun2 kerja di Saudi
Arabia ). Majikan yang jahat pun banyak, itu bisa kita lihat dari
banyaknya TKW yang pulang ke Indonesia dengan keadaan babak belur,
bahkan seringkali pulang hanya tinggal nama saja. TKW itu juga tidak
semua orang yang baik dan jujur, banyak sekali TKW yang jahat yang penuh
tipu muslihat. Makanya sering diberitakan di koran2 lokal disini,
kejahatan yang pelakunya TKW/ Tenaga Kerja Indonesia. Baik dan buruknya
pengalaman seseorang, tidak menjadi tolak ukur baik dan buruknya satu
bangsa/ ras tertentu. Marilah kita sama2 dewasa dalam menyikapi
permasalahan masalah TKW ini ( khususnya TKW di Saudi Arabia), yang
kadang2 tampaknya seringkali di dramatisir oleh fihak2 tertentu
(khususnya orang2 yang tidak suka dengan Islam/ tidak suka bangsa Arab
).
Kalau kita mau jujur negara kita punya
andil besar dalam semua permasalahan TKW yang bermasalah ini. Negara
Indonesia yang konon katanya dulu, gemah ripah loh jinawi,
ternyata sampai sekarang tidak bisa mensejahterakan rakyatnya. UUD45
pasal 34 ayat 1, ” fakir miskin dan anak anak terlantar dipelihara oleh
negara “ hanyalah kata kata keramat yang tertera di atas kertas belaka.
Pada kenyataannya para penguasa di negara kita sampai saat ini belum ada
yang berfihak kepada rakyat miskin. Selama angka kemiskinan dan angka
pengangguran semakin meningkat, selama itu pula keberadaan TKW yang
tidak berpendidikan pun tidak akan punah, malah akan semakin banyak dan
meningkat. Dan selama itu pula, kitapun akan selalu mendapat suguhan
berita, tentang nasib para TKW yang memilukan. Dan itu merupakan
pekerjaan rumah untuk para pejabat penguasa negara Indonesia, terutama
bapak menteri tenaga kerja yang sejak tahun jebot sampai tahun 2010 mau
segera berakhirpun, belum ada tanda2 kapan Pekerjaan Rumah yang satu ini
akan segera bisa diselesaikan dengan baik.