JAKARTA (gemaislam) -
Bagi seorang muslim, dunia adalah tempat ujian dan ladang pahala.
Cobaan yang diberikan oleh Allah kepada para hamba-Nya bermacam-macam
bentuknya, salah satunya dengan ketidak sempurnaan fisik.
Sebagai seorang Muslim, cobaan tersebut
hendaknya disikapi dengan hati yang sabar dan ikhlas. Sebab di balik
kekurangan, Allah pasti memberikan kelebihan yang tidak dimiliki orang
lain.
Adalah Syaikh Ammar Bugis, pria lumpuh
berdarah Makassar yang lahir di Amerika Serikat, 22 Oktober 1986. Nama
Bugis diambil dari nama kakek buyutnya yang berasal dari Sulawesi,
Syeikh Abdul Muthalib Bugis. Beliau hijrah dari Sulawesi ke Mekkah dan
mengajar Tafsir di Masjidil Haram.
Syaikh Ammar lumpuh total sejak usia 2
bulan, hanya mata dan mulutnya yang masih berfungsi, walau nada
bicaranya agak tidak jelas. Itu semua tak mengurangi semangatnya untuk
hidup dan berarti.
Luar biasa, ditengah keadaan yang serba
mustahil, Ammar sudah hafal 30 juz Qur'an sejak usia 11 tahun dalam
waktu 2 tahun saja. Tentunya ini adalah kelebihan yang sangat jarang
dimiliki oleh anak-anak zaman sekarang.
Mengawalai nasihatnya dihadapan para
dosen dan mahasiswa LIPIA Jakarta, Syaikh Ammar mengomentari sebuah
pepatah yang mengatakan bahwa akal yang selamat hanyalah terdapat pada
badan yang sehat, menuurutnya hal ini kurang tepat.
“Selama ini kita mendengar pepatah bahwa
akal yang selamat itu terdapat pada badan yang sehat, padahal
semestinya adalah akal yang selamat hanyalah terdapat pada hati yang
sehat,”kata Ammar mengawali nasihatnya.
Hal ini, kata Ammar, terdapat didalam
hadits “Jika sepotong daging itu baik, maka baiklah seluruhnya.
Ketahuilah bahwa ia adalah hati.
Saat beliau menceritakan kesabaran dan
ketelatenan ibunya dalam mengurus dan menjaganya sehingga ia saat ini
menjadi seorang hafidz Al Quran, para mahasiswa yang hadir menangis
tersedu-sedu, bahkan ada beberapa dosen yang bertakbir keras sambil
menangis menjerit.
Beliaupun menyayangkan banyak kaum
muslimin yang memiliki fisik sempurna tapi hatinya tidak sesempurna
fisiknya.“Banyak diantara kita yang memiliki fisik sempurna, tapi
hatinya tidak sesuai dengan fisiknya, “katanya.
Beliaupun menyarankan kepada para
Mahasiswa agar giat menghafal Al Quran dan jangan mudah putus asa.
“Hafalkan Al Quran, lakukan dengan ayat-ayat yang pendek terlebih
dahulu, sayapun dulu melakukannya demikian, sampai waktu itu saya bisa
menghafal satu juz dalam sehari,” ujarnya.
Setelah kurang lebih satu jam, ceramah
di tutup, tiba-tiba seorang dosen dan pakar Ushul Fiqih asal mesir, DR.
Azazi menemuinya dan mencium keningnya.
Ahmad Aris, seorang mahasiswa Fakultas
Syari’ah yang mendengarkan ceramah beliau, menangis terharu dan merasa
termotivasi oleh nasihat Syaikh Ammar.
“Alhamdulillah, ini motivasi yang sangat
luar biasa, saya merasa malu terhadap beliau, kondisi saya yang
sempurna fisik ini masih belum bisa apa-apa,” kata Aris saat dihubungi gema islam, Rabu malam (26/12). (bms)
Kajian di Istiqlal
Pada Ahad 30 Desember 2012 Syaikh Ammar juga mengisi kajian bulanan di Masjid Istiqlal Jakarta bersama ust Yusuf Mansur.
Syeikh Ammar yang kelahiran Amerika Serikat sejak lahir sudah dalam keadaan cacat. Tidak ada anggota tubuh yang bisa digerakkan kecuali mulut dan mata. Dokter Amerika sendiri ketika kelahiran beliau bahkan menyampaikan bahwa paling sang bayi (beliau) bisa hidup hingga usia 8 tahun saja. Namun atas Qudratullah jua lah, hingga tua seperti sekarang beliau masih hidup bahkan lebih unggul hidupnya dari kita yang tidak cacat secara fisik.
Kajian di Istiqlal
Pada Ahad 30 Desember 2012 Syaikh Ammar juga mengisi kajian bulanan di Masjid Istiqlal Jakarta bersama ust Yusuf Mansur.
Syeikh Ammar yang kelahiran Amerika Serikat sejak lahir sudah dalam keadaan cacat. Tidak ada anggota tubuh yang bisa digerakkan kecuali mulut dan mata. Dokter Amerika sendiri ketika kelahiran beliau bahkan menyampaikan bahwa paling sang bayi (beliau) bisa hidup hingga usia 8 tahun saja. Namun atas Qudratullah jua lah, hingga tua seperti sekarang beliau masih hidup bahkan lebih unggul hidupnya dari kita yang tidak cacat secara fisik.
Syeikh Ammar (Sumber Foto: Ustadz Yusuf Mansur via yfrog) |
Cacat
tidak menghalangi beliau untuk menuntut ilmu dan bersekolah hingga
kuliah dan mencapai predikat Professor. Sejak usia 11 tahun sudah mulai
menghafal Quran dan ketika menginjak 13 tahun sudah hafal Quran 30 Juz.
Selain itu, ketika Universitas mampu meraih nilai tertinggi (cumlaude)
pada jurusan penyiaran dan komunikasi. Beliau juga sebagai dosen di
universitas yang ada di AS dan Dubai. Yang menarik juga adalah bahwa
beliau telah mempunyai anak yang sekarang sudah 14 tahun usianya.
Subhanallah! Sungguh mulia wanita yang mau dan ridha bersuamikan beliau.
Sungguh
keadaan Syaikh Ammar yang cacat dapat menjadi pelajaran bagi kita yang
sempurna secara fisik. Beliau yang cacat saja mampu berprestasi, lalu
bagaimana dengan kita? Sehingga menurut beliau bahwa cacat yang
sesungguhnya adalah orang yang cacat berpikir, cacat kemauan, cacat
perjuangan dan sejenisnya. Dan beliau pun menyampaikan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala
akan menanya kalian (jamaah yang hadir), yang cacat saja mampu
menghafal, sedang kalian yang bisa bergerak?
Bagi bangsa Indonesia, ihwal Syaikh Ammar ini pun dapat menjadi pelajaran berharga. Biasanya di negeri kita orang cacat sering ditemui sebagai pengemis. Ini bisa ditemui di kota besar semisal Jakarta atau Banjarmasin sekalipun. Orang buta di negeri kita sering diarahkan kepada pengamen atau menjadi penyanyi, bisa jadi artis hanya beberapa. Jarang sekali yang diarahkan pada prestasi, terlebih pada keunggulan agama, semisal menjadi ulama ataupun menjadi hafizh Al-Quran.
Bagi bangsa Indonesia, ihwal Syaikh Ammar ini pun dapat menjadi pelajaran berharga. Biasanya di negeri kita orang cacat sering ditemui sebagai pengemis. Ini bisa ditemui di kota besar semisal Jakarta atau Banjarmasin sekalipun. Orang buta di negeri kita sering diarahkan kepada pengamen atau menjadi penyanyi, bisa jadi artis hanya beberapa. Jarang sekali yang diarahkan pada prestasi, terlebih pada keunggulan agama, semisal menjadi ulama ataupun menjadi hafizh Al-Quran.
Syeikh Ammar (Sumber Foto: Ustadz Yusuf Mansur via yfrog) |
Diantara
pesan yang disampaikan Syaikh Ammar untuk jamaah adalah agar menunaikan
rukun Islam yang lima: Bersaksi tiada tuhan selain Allah subhanahu wa ta'ala dan
Muhammad rasul-Nya, Sholat 5 waktu, puasa dan zakat serta naik haji ke
baitullah bagi yang mampu.
Banyak
musuh Allah subhanahu wa ta'ala yang menghina Rasulullah (baru-baru ini), maka pesan
beliau bela lah Rasulullah dengan cara melaksanakan Sunnah Rasulullah
dalam kehidupan rumah tangga, masyarakat, sekolah, kantor, pabrik dan
sebagainya. Bukan dengan jalan teriak-teriak (demonstrasi) dan
kekerasan. Juga gunakan lah pula teknologi dalam membela Rasulullah,
melalui internet, twiter, facebook dan sejenisnya. Ceritakan keagungan
pribadi Rasulullah melalui kisah-kisah dan sebagainya.
Pada
kaum wanita, beliau berpesan agar senantiasa menggunakan hijab yang
sesuai syariat. Karena wanita ibarat mutiara yang nilainya tinggi. Jika
ia mudah dilihat dan dipegang semua orang di jalan-jalan, niscaya
murahlah nilainya. Pada jamaah laki-laki beliau berpesan agar berbuat
baik pada para istri, jangan pernah mencaci, memukul atau menghinakan
istri. Satu yang juga beliau tekankan adalah jangan sampai jamaah pergi
ke tukang sihir atau dukun. Juga agar senantiasa beryukur atas nikmat
Allah subhanahu wa ta'ala yang agung (kesehatan).
Semoga kita bisa amalkan!
(duan.web.id)
artikel tidak valid, syeh ammar umurnya 26 thn masa anaknya 14 tahun. beliau masih menempuh S2 jadi belum profesor
ReplyDeleteAfwan ana sekedar mengutip, silahkan konfirmasi pada sumbernya. Syukron
Deletedia menikah dengan wanita sholehah yang sudah punya anak berumur 14 tahun yang bernama Yusuf. ini pernyataan beliau langsung di acara wisata hati
DeleteBaru bisa berkunjung ke blog ini sekarang.
ReplyDeleteWaktu di Istiqlal, kebetulan saya catat dengan note di hp saya, ihwal Syaikh Ammar yang saya tulis saya dengar langsung dari Ustadz Yusuf Mansur kala itu, saat memperkenalkan Syaikh Ammar.
Semoga kita bisa ambil pelajaran dari ihwal beliau.