“Syirik” satu kata yang sering sekali mampir di
telinga kita, walaupun terkadang bagi seseorang kata syirik bermakna
berbeda dengan apa yang dipahami orang lain. Sebagian orang menggunakan
kata “syirik” sebagai pengganti kata dengki atau hasad, sebagamana
ucapan seseorang yang sering sekali kita dengar: ”Dasar dianya saja yang
syirik kepada saya” yakni maknanya ”dengki atau hasad”. Dan ini adalah
penggunaan kata yang tidak pada tempatnya dan harus dihindari untuk
mencegah salah sangka dari orang yang mendengarnya.
Adapun dalam Istilah Syar’i, Syirik maknanya Menyekutukan sesuatu
bersama Allah di dalam kekhususanNya dalam Ke-uluhiyah-anNya,
Ke-rububiyah-anNya serta Nama dan sifat-sifatNya. Dan Syirik berdasarkan
jenisnya terbagi menjadi dua jenis:
1. Syirik Akbar (Syirik Besar) dan
2. Syirik Ashgor (Syirik Kecil)
JENIS PERTAMA :
Syirik Akbar (Syirik Besar) yaitu Syirik
yang pelakunya tidak akan diampuni Allah selama dia belum bertaubat dari
kesyirikannya sebelum maut menjemput serta tidak akan menerima seluruh
amalan sholih yang telah dikerjakan.
Berfirman Allah azza wa jalla:
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ
ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا
بَعِيدًا
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu
dengan Dia (Syirik) , dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu)
dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya” (QS.
An Nisa’: 116)
Berfirman Allah subhana wa ta’ala
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ
مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ
رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ
اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ
مِنْ أَنْصَا
“Sesungguhnya Telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya
Allah ialah Al masih putera Maryam”, padahal Al masih (sendiri) berkata:
“Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al Maidah : 72)
Dan firmanNya :
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan.lalu kami jadikan
amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqon : 23)
Dan firmanNya :
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
”Sesungguhnya, Jika engkau berbuat syirik, niscaya akan hapuslah
amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS.
Az-Zumar : 65)
لَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya : ”Seandainya mereka berbuat syirik , niscaya lenyaplah dari
mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am : 88)
Adapun apabila dia bertaubat dengan taubat yang sesungguhnya sebelum maut menjemput, Allah akan mengampuninya.
Berfirman Allah azza wa jalla :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا
تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah Wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa seluruhnya. Sesungguhnya dia maha pengampun
dan maha penyayang” (QS. Az- zumar : 53)
Dan bentuk perbuatan syirik akbar terbagi dalam 4 bentuk perbuatan, yaitu :
1. Syirik dalam doa
Sebelumnya harus diketahui, doa terbagi dua, yaitu :
Pertama; Doa Ibadah, seperti Sholat, Puasa, Zakat, Haji dan ibadah-ibadah lainnya.
Ibadah-ibadah ini teranggap sebagai doa, dikarenakan di dalamnya
terkandung doa, yaitu agar dimasukkan surga dan dijauhkan dari Neraka
dengan sebab mengerjakan amalan tersebut. Dan doa Ibadah ini tidak boleh
ditujukan kecuali hanya kepada Allah semata, apabila ditujukan kepada
selainnya maka pelakunya telah terjatuh dalam perbuatan syirik akbar.
Seperti perbuatan seseorang yang bersujud kepada selain Allah atau
berpuasa dengan tidak mengharap pahala Allah tapi dengan niat memperoleh
ilmu kekebalan dsb.
Kedua; Doa Masalah , seperti meminta Rejeki, meminta keturunan atau meminta dilepaskan dari suatu kesulitan.
Doa masalah boleh ditujukan kepada selain Allah dengan dipenuhinya
seluruh dari 3 syarat tanpa ada satupun yang tidak terpenuhi, yaitu :
a. Hidup, yakni maknanya tidak boleh meminta tolong kepada orang yang sudah mati atau meminta tolong kepada batu, pohon dan semisalnya
b. Hadir, Yakni maknanya yang dimintai tolong dapat
berhubungan langsung dengan yang meminta tolong baik secara bertatap
muka ataupun melalui alat perantara seperti Telepon, surat dan
sebagainya. Sehingga tidak boleh diperbolehkan bagi seseorang meminta
tolong kepada orang lain yang terpisah dalam jarak yang jauh tanpa
adanya perantara yang zhohir. Seperti memanggil-manggil sang guru ketika
terancam bahaya dalam keadaan sang guru terpisah jarak yang sangat
jauh, dan dia berkeyakinan bahwa sang guru saat itu mampu mendengar
permintaan tolongnya.
c. MampuMampu, yakni maknanya yang dimintai bantuan
memiliki kemampuan untuk memberikan pertolongan, sehingga tidak
diperbolehkan bagi seseorang meminta kepada orang lain untuk diberi
keturunan, diturunkan hujan atau dipanjangkan umur, karena semua
kemampuan ini tidak dimilki oleh mahluk dan hanya Allah yang memilkinya.
Perbuatan syirik dalam doa masalah ini sebagaimana perbuatan
sebagian orang yang berdoa kepada selain Allah dengan memohon
perkara-perkara yang kemampuan tersebut tidak dimiliki kecuali oleh
Allah, seperti berdoa kepada Jin, batu atau dukun untuk diberi keturunan
atau rejeki atau dipanjangkan umur. Sebagian lagi berdoa dan memohon
kepada jin-jin penunggu laut dan gunung meminta agar hasil tangkapan
laut atau hasil pertaniannya melimpah. Maka semua perbuatan ini dan
sejenisnya adalah tergolong perbuatan syirik akbar.
Allah ta’ala berfirman :
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ
الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
“Maka apabila mereka menaiki kapal mereka berdoa kepada Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya, Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka
sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)”
(QS. Al-Ankabut : 65)
Allah ta’ala juga telah berfirman :
وَلا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللهِ مَا لا يَنْفَعُكَ وَلا يَضُرُّكَ فَإِنْ
فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللهُ
بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلا
رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ
الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Dan janganlah kamu memohon/berdo’a kepada selain Allah, yang tidak
dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu,
jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian
termasuk orang-orang yang dzolim (musyrik).Dan jika Allah menimpakan
kepadamu suatu bahaya, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya
kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada
yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa
yang dikehendakiNya di antara hamba hambaNya dan Dia lah yang Maha
Pengampun lagi Maha penyayang” (QS. Yunus : 107).
Kedua : Syirik niat, maksud dan Tujuan
Dalilnya firman Allah ta’ala :
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ
إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15)
أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ
وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya,
niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia
dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan
lenyaplah di akhirat itu apa yang Telah mereka usahakan di dunia dan
sia-sialah apa yang Telah mereka kerjakan.” (QS. Huud : 15-16)
[1]
Ketiga : Syirik ketaatan
Dalilnya firman Allah ta’ala :
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ
اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا
إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai
Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera
Maryam. Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar menyembah sesembahan
yang Esa, tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha
Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At-Taubah : 31)
Dan tafsir ayat ini yang maknanya sudah jelas yaitu ketaatan kepada
Ulama dan ahli Ibadah dalam perkara maksiat, dan bukanlah yang dimaksud
mereka berdoa (beribadah) kepada mereka. Sebagaimana Nabi shalallahu
alaihi wassallam menafsirkan ayat ini kepada Adi bin Hatim Radhiyallahu
‘anhu ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi
wassallam , beliau Radhiyallahu anhu berkata :“Tidaklah kami beribadah
kepada mereka” maka Rasulullah shalallahu alaihi wassallam mengatakan
kepadanya :“Yang dimaksud dengan beribadah kepada mereka yaitu menaati
mereka dalam kemaksiatan” (Hadits dari Adi bin Hatim Radiyallahu’ anhu.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (3/378) Tirmidzi (2954) Ibnu Hibban (7206).
Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam “Shohih Sunan Tirmidzi”
(31/56)).
Dan pada kenyataannya hal ini sering kia temui di sekitar kita, suatu
perkara yang sudah jelas dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang
keharaman atau kehalalannya dengan enteng bisa dibantah seseorang dengan
kalimat “tapi kata kyai saya gak haram kok” atau dengan kata-kata yang
lebih halus “maknanya bukan seperti itu, kata ustadz saya …..” Dalil
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dikalahkan dengan ucapan ustadz, kyai, guru
atau syaikhnya.
Keempat : Syirik Kecintaan
Dalilnya adalah firman Allah ta’ala :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman kecintaan mereka yang
terbesar hanya untuk Allah semata.” (QS. Al Baqarah : 165)
[2]
JENIS KEDUA
Syirik Ashgor (syirik kecil) yaitu :
”Segala sesuatu yang syariat melarangnya dari apa-apa yang merupakan
perantara menuju syirik akbar dan jalan-jalan dalam menyampaikan
kepadanya (syirik Akbar) serta datang dalil-dalil penamaan bahwa perkara
tersebut adalah syirik (nukilan Lajnah Daimah Saudi Arabia).
Dan Syirik Ashgor terbagi dua :
1. Syirik Dzhohir (tampak) atas lisan dan anggota badan, yaitu perkataan dan perbuatan.
• Contoh perbuatan syirik Ashgor dalam ucapan adalah seseorang yang
bersumpah dengan selain nama Allah, seperti ucapan “Demi ayah dan ibuku”
maka ini tergolong syirik ashgor, dengan catatan dia tidak sampai
berkeyakinan dan bahwa bersumpah dengan nama ayah dan ibunya setara atau
lebih dia agungkan dibanding bersumpah dengan nama Allah. Apabila
sampai dia berkeyakinan seperti itu, maka dia telah terjatuh dalam
syirik akbar (bukan lagi syirik ashgor).
• Contoh perbuatan Syirik Ashgor dalam perbuatan adalah seperti
seseorang yang terhindar dari sebuah musibah marabahaya dan pada saat
itu dia sedang mengenakan jimat, kemudian dia dia berkeyakinan bahwa
yang menyelamatkan dia adalah Allah, akan tetapi dia meyakini bahwa
Allah menghindarkannya dari musibah tersebut dikarenakan jimat-jimat
yang dia pakai dan dia berkeyakinan seandainya dia tidak memakainya
belum tentu Allah menolongnya, maka dalam keadaan seperti ini dia telah
terjatuh dalam kafir Ashgor karena menjadikan sesuatu yang bukan sebab
sebagi sebab.
Adapun apabila dia berkeyakinan bahwa selamatnya dia dari musibah
tersebut disebabkan jimat-jimat yang dia kenakan, dan dia meyakini
bahwasanya Jimat-jimat itu dengan sendirinya memiliki kemampuan untuk
menghindarkan dia dari musibah, maka dalam keadaan seperti ini dia telah
terjatuh dalam Syirik Akbar.
2. Syirik Khofiy (tersembunyi) yaitu syirik tujuan dan niat.
Contoh dari perbuatan syirik Ashgor yang khofiy seperti seseorang
yang melakukan amalan shalat dengan niat mengharapkan wajah Allah akan
tetapi dia membaguskannya ketika dia merasa ada orang lain yang
memperhatikannya. Atau amalan seseorang berinfaq untuk mendekatkan diri
kepada Allah tetapi bersamaan dengan itu dia juga dia menginginkan
pujian manusia. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala :
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, Maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadah kepada Rabbnya”. (QS. Al-Kahfi : 110).
PERBEDAAN-PERBEDAAN ANTARA SYIRIK AKBAR DAN SYIRIK ASHGOR
1. Syirik Akbar mengeluarkan pelakunya dari agama (murtad) sedangkan syirik ashgor tidak.
2. Syirik Akbar pelakunya kekal diadzab dalam neraka, sedangkan
pelaku syirik ashgor tidak kekal apabila diadzab di dalam neraka.
3. Syirik Akbar membatalkan seluruh amalan sholih, sedangkan syirik
ashgor seperti riya’ atau amalan yang mengharapkan bagian dari dunia
hanya membatalkan amalan yang bercampur dengannya saja.
4. Syirik Akbar menyebabkan halal darah dan harta pelakunya,
sedangkan syirik ashgor tidak menyebabkan halal darah dan harta
pelakunya.
_________
Footnote:
[1] Imam Abu Ja’far Ibnu Jarir Ath-Thabari
rahimahullah berkata, “Allah Yang Maha Tinggi sebutan-Nya berkata:
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dengan amalannya, dan dia
hanya mencari dunia dan perhiasannya dengan amalannya itu, niscaya Kami
berikan kepada mereka balasan-balasan dan pahala amalan mereka di dunia
dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan merugi, yaitu tidak
akan dikurangi balasannya, bahkan akan diberikan secara sempurna kepada
mereka di dunia.”
Dari Abdullah bin Abbas radliallahu ‘anhuma, dia berkata,
“Barangsiapa beramal shalih untuk mencari dunia, dia melakukan puasa,
shalat dan tahajjud pada waktu malam, dia tidak akan melakukannya
kecuali untuk mencari dunia, Allah Ta’ala akan berkata: “Aku akan
memberikan dengan sempurna pahala yang dia cari di dunia.” Namun,
amalannya yang dilakukan untuk mencari dunia itu gugur, dan di akhirat
dia termasuk orang-orang yang merugi.”
Dari Qatadah rahimahullah, dia berkata: “Barangsiapa yang keinginannya
hanyalah dunia, dia hanya mencari dunia, Allah akan memberikan harta
kepadanya dan akan memberikan kepadanya kehidupannya, dan itu merupakan
qishash (balasan yang sepadan) baginya karena amalannya, dan dia di
dunia tidak akan dizholimi.”
Dari Adh-Dhahak rahimahullah, dia berkata: “Barangsiapa beramal
shalih dengan tanpa taqwa –yaitu dari orang musyrik- Allah memberi
balasan di dunia atas amal tersebut. Seperti berbuat baik kepada
kerabat, memberi kepada peminta-minta, menyayangi orang yang kesusahan,
dan semacamnya dari amal-amal kebajikan, Allah akan menyegerakan balasan
amalannya baginya di dunia, Allah akan meluaskan padanya di dalam
penghidupan, rezeki, memberikan kesenangan padanya di dalam apa yang
telah Dia berikan, dan Dia menolak darinya perkara-perkara yang tidak
disukai di dunia semacam ini. Tetapi di akhrirat dia tidak mendapatkan
bagian.” (Lihat Tafsir Ath-Thabari, juz 7, hal. 12, pada tafsir Surat
Huud: 15-16)
Selengkapnya di:
http://salafiyunpad.wordpress.com/2007/09/22/berhati-hatilah-terhadap-syirik-niat/
[2] Orang musyrik itu karena kejahilannya
mengenai rabbnya akan anda dapati mencintai ilah-ilah yang berupa
berhala dan selainnya sebagaimana ia mencintai Allah dan bahkan lebih
dari itu, Jika ilah-ilah itu disakiti, maka ia akan marah demi ilah-ilah
itu dengan kemarahan yang lebih besar daripada kemarahnnya karena
Allah. Ia pun bergembira demi ilah-ilah itu dengan kegembiraan yang
tidak sebagaimana kegembiraannya karena Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman :
وَإِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَحْدَهُ اشْمَأَزَّتْ قُلُوبُ الَّذِينَ لَا
يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ وَإِذَا ذُكِرَ الَّذِينَ مِن دُونِهِ إِذَا هُمْ
يَسْتَبْشِرُونَ
Dan apabila hanya nama Allah saja disebut, kesallah hati orang-orang
yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama
sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang
hati (Az Zumar 45)
Al-Allamah Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :
Ada empat macam bentuk mahabbah (cinta) yang harus dibedakan antara satu
sama lain, karena orang yang tidak dapat membedakannya pasti tersesat,
ke empat macam mahabbah itu adalah :
Pertama; Mahabatullah (mencintai Allah)
Mahabatullah saja tidak mencukupi untuk dapat selamat dari adzab Allah
dan beruntung meraih pahalaNya, Sebab kaum musyrikin, para penyembah
salib (kaum nashrani) kaum Yahudi dan selainnya merekapun mencintai
Allah juga.
Kedua; Mahabbatu ma yuhibbullah (mencintai apa saja yang dicintai oleh Allah)
Mahabbah inilah yang memasukkan seseorang kedalam islam serta
mengeluarkannya fari kekufuran. Manusia yang paling dicintai oleh Allah
ta’ala adalah orang orang yang paling hebat dalam ber- “mahabbatu ma
yuhibbullah”.
Ketiga; Al-Hubb Lillah wa Al-hubb Fillah ( cinta demi Allah dan cinta karena Allah)
Ini merupakan bagian dari konsekwensi “mahabbatu ma yuhibbullah”.
“mahabbatu ma yuhibbullah” itu takkan tegak kecuali harus dengan Al-Hubb
Lillah wa Al-hubb Fillah ini.
Keempat; Al-Mahabbah Ma’allah (mencintai seseuatu dan mensejajarkannya dengan kecintaan kepada Allah )
Ini merupakan “al-mahbbah as-syirkiyah” (kecintaan bercabang, kecintaan
yang bersifat syirik) barangsiapa yang ber- “mahabbah ma’alllah”
terhadap sesuatau, maka ia berarti telah menjadikan segala sesuatu yang
ia cintai selain Allah itu sebagai tandingan terhadap Allah. Ini adalah
mahabbahnya kaum musyrikin.
Selengkapnya di:
http://adiabdullah.wordpress.com/2008/07/22/syirik-cinta/
_______
Maraji :
Al-Wajibat, Syaikh Muhammad At-Tamimi
Aqidattut Tauhid, Syaikh Sholih Fauzan
Oleh : Ibnu Dzulkifli As-Samarindy
http://assamarindy.com
Sumber :
http://elhijrah.blogspot.com/2012/02/kupas-tuntas-macam-macam-perbuatan.html
Tambahan footnote oleh admin sunniysalafiy
http://sunniysalafiy.wordpress.com/2013/10/24/kenali-syirik-jenis-dan-macamnya/