MEKKAH - Rezeki, jodoh, usia,
bahagia, dan celaka merupakan rahasia Allah. Manusia harus menerimanya
dengan rasa lapang dan ikhlas. Jika disikapi dengan arif dan bijak,
musibah yang menimpa seseorang akan memberikan manfaat dan keberkahan
hidup dalam dirinya.
Dibalik kesedihan bersamanya kebahagiaan. Apabila seseorang sedang
ditimpa cobaan, maka jangan pernah berpikir sedikitpun bahwa Allah
sedang menghukum dirinya. Ketidaknyamanan yang diberikan Tuhan itu harus
dinikmati dan disyukuri, sebab ia akan melahirkan kekuatan dan energi
yang positif.
Adalah Ahmad Maki’ah al Hafiz, pria muda kelahiran Yogyakarta 15
Maret 1990 silam. Setelah kecelakaan menimpa dirinya 2008 lalu, kini
Ahmad justru bisa hafal 6.666 ayat Alquran (hafiz). Kisahnya, saat dia
hendak melakukan tes beasiswa berupa ujian tertulis atau lisan, sepeda
motor yang dikendarainya bertabrakan dengan mobil.
Akibatnya, kedua tulang panggul dan lengan tangannya patah. Selama
1,5 tahun dirinya terbaring di atas kasur. Untuk memulihkan patah
tulangnya, dokter memasang penyangga tulang (pen) di dalam 4 tulangnya.
Sebelum kecelakaan terjadi, dirinya memang sudah hafal 8 surat
terpanjang dalam Alquran.
"Sebelum tes beasiswa, calon peserta harus ikut ujian tertulis di
Pati Jawa Tengah. Sebelum tiba lokasi, di daerah Purworejo saya
mengalami kecelakaan hebat. Kedua tangan dan tulang panggul saya patah,"
ujar Ahmad Maki’ah mengawali cerita di Hotel Jawaharat al Firdhawos,
Mekkah Arabi Saudi, Rabu (8/8/2012).
Menurutnya, calon peserta yang ingin kuliah di Universitas Al Azhar
di Cairo Mesir atau universitas lain di daerah Timur Tengah, minimal
harus memiliki hafalan 8 surat Alquran.
Dibalik musibah yang ‘memaksa’ dirinya terbaring selama 1,5 tahun,
firman-firman Allah sebanyak 30 juz mampu dihafalkannya 100 persen.
Selama proses penyembuhan patah tulangnya, Ahmad sudah mengkhatamkan
Alquran ratusan kali. Kata dia, cara mudah menghafal Alquran adalah
sederhana. Yakni dengan membacanya berulang-ulang. Semakin terus-menerus
dibaca dengan ikhlas tanpa rasa bosan maka hafalan segera melekat pada
ingatan pembacanya.
"Alhamdulillah selama diberikan musibah, saya justru mendapatkan
keberkahan yang luar biasa. Jika saat itu tidak kecelakaan, saya sudah
berada di Mesir dan hanya hafal 8 surat saja. Namun dengan musibah ini, 6.236 ayat sudah hafal di luar kepala," kenang Ahmad dengan mata
berkaca-kaca.
Selain Ahmad Maki’ah, keluarga besarnya mulai dari kakek, nenek,
ayah, ibu, dua kakak dan dua adik perempuannya juga hafal Alquran.
Artinya, dirinya memang berasal dari keluarga para penghafal Alquran.
Kebiasaan baik ini sudah diwariskan secara terprogram kepada anak-anak,
cucu-cucu, dan cicit-cicitnya kelak.
Kendati sebagai orang yang hafal Alquran, dirinya tidak hanya sekedar
hafal bacaannya. Akan tetapi dia juga berusaha menghafalkan tafsir dan
makna dari bacaannya itu. Untuk meraih tujuan itu, selepas sembuh dari
musibah, dia memutuskan untuk mengambil kuliah tafsir Alquran dan hadis
di Mekkah Arab Saudi.
Meski baru 4 tahun kuliah di Mekkah, Ahmad Maki'ah masih haus akan
pengetahuan dan ajaran keislaman. Selama proses belajar di sini, dia
juga dituntut untuk menghafalkan ratusan hadis-hadis. Semakin lama
berada di Arab Saudi, kata dia, maka akan semakin fasih dan bertambah
keilmuannya.
"Insya Allah target saya belajar di sini minimal 10 tahun. Kalau
sekarang ini, saya belum ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka yang
sudah senior," ujar Ahmad dengan nada merendah.
Dari pengalaman Ahmad menimba ilmu, dirinya tidak hanya belajar saja.
Melainkan jika ada waktu luang menyempatkan berbaur dengan seluruh
jemaah asal Tanah Air. Salah satu caranya menjadi pembimbing calon
jemaah umrah atau haji. Biasanya hal ini dilakukan pada saat jemaah
melakukan ziarah ke tempat-tempat ziarah tertentu.
Dikarenakan jumlah mahasiswa yang kuliah di Mekkah dan Madinah
ratusan, setiap kedatangan jemaah umrah baru dari Tanah Air informasinya
menyebar sangat cepat. Sehingga sesama mahasiswa saling menawarkan
kepada mahasiswa lain yang tidak sedang kuliah untuk menjadi pembimbing
(muthawwif).
Saat ini, Ahmad sudah hafal Alquran dan ratusan hadis. Untuk
mempertahankan hafalannya itu, dirinya harus ‘setor’ hafalan setiap hari
kepada para syaikhnya. Selesai salat subuh, sekitar 3-4 jam, Ahmad
harus membacakan surat-surat Alquran dan hadis-hadis tanpa harus melihat
teks tertulisnya.
Selain itu, dia sering juga diminta nasehatnya oleh jemaah di Tanah
Air melalui telepon, pesan singkat (SMS), atau Blackberry Mesenger
(BBM). Termasuk jemaah yang sudah pernah melakukan ibadah umrah atau
haji sekalipun. Umumnya, nasehat yang disampaikan mengenai masalah hukum
(fiqih), akidah, ibadah, dan lain-lainnya.
"Insya Allah jika kita saling menasehati kepada sesama muslim tentu
akan memberikan keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup. Untuk itu
silakan kepada jemaah yang ingin menghubungi saya bisa ke nomor
+966553149382 atau PIN BB 2757397D," ujar Ahmad.
TRIBUNNEWS.COM,
apakah ayat alquran berjumlah 6666 ayat sbgmana dlm artikel diatas ataukah sekitar 6236 ayat?
ReplyDeleteSyukron atas koreksinya, afwan sebelumnya ana tidak teliti dalam mengutip.
DeleteKesalahan telah diperbaiki.
Semoga Allah mengampuni. Amien,