Mayoritas kaum muslimin di Indonesia selau sinis bahkan berfikir jelek ketika disebut nama wahabi. Memang image ini sengaja disebarkan oleh orang-orang komunis, pengikut partai ba’ats, pengikut pemahaman (Jamal Abdul Nasir) orang-orang Syi’ah, orang-orang Sufi dan ahli bid’ah, yang mereka sebarkan dilingkungan masyarakat untuk menghalangi manusia dari sunnah Rasulullah.
Allah berfirman didalam Al-Qur’an yang Mulia (yang artinya) :
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.” (Ibrahim : 24-26)
Dalam ayat-ayat yang mulia ini terdapat kabar gembira dari Allah , yaitu barangsiapa yang beramal karena Allah , maka Allah akan mengokohkan, menumbuhkan dan memberkahinya, dan barangsiapa beramal bukan karena Allah maka ia tidak akan tetap tegak sedikitpun. Allah akan memusnahkannya dan hal ini nyata dalam kehidupan sebagaimana Allah menegaskannya.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.” (Ibrahim : 24-26)
Dalam ayat-ayat yang mulia ini terdapat kabar gembira dari Allah , yaitu barangsiapa yang beramal karena Allah , maka Allah akan mengokohkan, menumbuhkan dan memberkahinya, dan barangsiapa beramal bukan karena Allah maka ia tidak akan tetap tegak sedikitpun. Allah akan memusnahkannya dan hal ini nyata dalam kehidupan sebagaimana Allah menegaskannya.
Jika kita melihat diutusnya Nabi kita Muhammad dan melihat perbuatan
(jahat) orang-orang kafir serta musuh-musuh Islam kepada Nabi kita
Muhammad , kita akan menyaksikan akibat baik itu adalah bagi orang
bertakwa, dan demikianlah sesudah Nabi kita Muhammad hingga zaman kita
ini yang dianggap sebagai zaman fitnah dengan segala bentuknya yang
tidak mengetahui banyaknya fitnah itu melainkan Allah .
Pada zaman ini, zaman yang tersebar kesyirikan dan hal-hal jelek dalam diri kaum muslimin, terdapat kebangkitan Mubarakah, yang mana keutamaan dan karunia ini dari Allah semata. Dia-lah yang memberkahi, menumbuhkan dan menunjuki jalannya.
Pada zaman ini, zaman yang tersebar kesyirikan dan hal-hal jelek dalam diri kaum muslimin, terdapat kebangkitan Mubarakah, yang mana keutamaan dan karunia ini dari Allah semata. Dia-lah yang memberkahi, menumbuhkan dan menunjuki jalannya.
Lalu musuh-musuh Islam bermaksud menjauhkan manusia dari kebangkitan
yang diberkahi ini dengan memberikan bermacam-macam julukan untuk
memalingkan kaum muslimin dari kebangkitan dan kesadaran yang diberkahi.
Dalam (kesempatan) ini, kami berbicara -Insya Allah- tentang satu
julukan saja, walaupun (Alhamdulillah) banyak saudara-saudara kita tidak
mengetahui tentang hal ini. Akan tetapi ini termasuk dari (pelaksanaan)
bab : “Hendaknya seorang yang tahu menyampaikan kepada orang yang tidak
tahu”. Karena sesungguhnya Nabi bersabda :
“Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir”.
Dan beliau bersabda :
“Semoga Allah memperindah orang yang mendengar perkataanku, lalu menghafal dan menyampaikannya”.
Memahami julukan buruk yang disebarkan oleh orang-orang komunis, pengikut partai ba’ats, pengikut pemahaman (Jamal Abdul Nasir) orang-orang Syi’ah, orang-orang Sufi dan ahli bid’ah, yang mereka sebarkan dilingkungan masyarakat untuk menghalangi manusia dari sunnah Rasulullah , kata-kata tersebut adalah “Wahabiyyah”, orang-orang yang berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah , mereka menjauhkan manusia dan memberikan julukan buruk agar manusia lari darinya.
“Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir”.
Dan beliau bersabda :
“Semoga Allah memperindah orang yang mendengar perkataanku, lalu menghafal dan menyampaikannya”.
Memahami julukan buruk yang disebarkan oleh orang-orang komunis, pengikut partai ba’ats, pengikut pemahaman (Jamal Abdul Nasir) orang-orang Syi’ah, orang-orang Sufi dan ahli bid’ah, yang mereka sebarkan dilingkungan masyarakat untuk menghalangi manusia dari sunnah Rasulullah , kata-kata tersebut adalah “Wahabiyyah”, orang-orang yang berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah , mereka menjauhkan manusia dan memberikan julukan buruk agar manusia lari darinya.
Perlu diketahui, bahwasannya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah
termasuk ulama yang hidup pada abad ke-12 Hijriyah, beliau seorang ulama
yang bisa benar dan bisa salah, kalaulah kita orang-orang yang berbuat
“Taklid” (mengikuti tanpa dasar) tentulah kita akan “Taklid” kepada
ulama Yaman yaitu Muhammad bin Ismail Al-Amiir Ash-Shan’ani -beliau
hidup sezaman dengan syaikh Muhammad bin Abdul Wahab-, dan beliau lebih
alim daripada syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, akan tetapi syaikh
Muhammad bin Abdul Wahab dakwahnya diberi kekuatan oleh Allah dengan
kekuasaan hingga tersebarlah ilmu beliau. Adapun Muhammad bin Ismail
Al-Amiir karya beliau (karangan-karangannya) memenuhi dunia, kaum
muslimin mendapat manfaat dari kitab-kitabnya, orang-orang Yaman
“Membenci Beliau” dan mereka berkehendak mengusirnya dari negeri Shan’a
(Yaman).
Itulah kata (Wahabiyyah) yang dengannya manusia dijauhkan dan
dihalangi dari sunnah Rasulullah , maka wajib bagi kalian untuk
berhati-hati dan melihat apa maknanya.
Kata (Wahabiyyah) dinisbatkan kepada seorang ulama bukan dinisbatkan kepada “Mark” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Lenin” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Amerika” atau “Rusia” dan bukan juga dinisbatkan kepada “Para pemimpin musuh-musuh Islam” dan kami tidak memperbolehkan seorang muslim untuk menisbatkan dirinya kecuali kepada Islam dan kepada Nabi kita Muhammad .
Kata (Wahabiyyah) dinisbatkan kepada seorang ulama bukan dinisbatkan kepada “Mark” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Lenin” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Amerika” atau “Rusia” dan bukan juga dinisbatkan kepada “Para pemimpin musuh-musuh Islam” dan kami tidak memperbolehkan seorang muslim untuk menisbatkan dirinya kecuali kepada Islam dan kepada Nabi kita Muhammad .
Sepatutnya kalian berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam masalah
ini. Nabi Sulaiman ketika burung Hud-Hud mengabarinya tentang apa yang
dilakukan oleh Ratu Saba’ dan kaumnya :
Berkata Sulaiman : “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang dusta”. (An-Naml 27)
Berkata Sulaiman : “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang dusta”. (An-Naml 27)
Dan Allah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia :
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Al-Hujurat 6)
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Al-Hujurat 6)
Kami berbicara tentang hal ini bukanlah lantaran Ahli Sunnah dan Ahli
Agama di “Dammaj” (tempat Syaikh Muqbil bermukim), karena sesungguhnya
dakwah mereka (Segala Puji bagi Allah) diterima oleh penduduk Yaman,
akan tetapi permasalahannya adalah propaganda ini telah melanda negeri
Saudi Arabia, Mesir, Sudan, Syam. Iraq dan seluruh negeri-negeri Islam.
Barangsiapa berpegang teguh kepada Agama, mereka akan mencapnya : “Itu
adalah pengikut Wahabi”.
Dan Allah berfirman dalam kitab-Nya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi`ar-syi`ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-Maidah : 2)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi`ar-syi`ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-Maidah : 2)
Dan Nabi Muhammad bersabda sebagaimana dalam shahih muslim,
“Orang muslim adalah saudara muslim lainnya. Ia tidak akan mendhaliminya, menghinakannya dan tidak meremehkannya. Ketakwaan itu adalah disini (beliau menunjuk) ke dada”
“Orang muslim adalah saudara muslim lainnya. Ia tidak akan mendhaliminya, menghinakannya dan tidak meremehkannya. Ketakwaan itu adalah disini (beliau menunjuk) ke dada”
Kami memperingatkan tentang propaganda ini, karena rasa kasih sayang
kepada saudara-saudara sekalian dari berburuk sangka kepada
saudara-saudara kita para dai yang menyeru ke jalan Allah dan supaya
mereka tidak mengganggu para da’i di jalan Allah, karena Allah berfirman
dalam Al Qur’an :
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al Ahzab : 58)
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al Ahzab : 58)
Dan Perkaranya adalah sebagaimana pepatah :
“Lempar Batu Sembunyi Tangan”
Perkaranya (adalah sebagaimana telah dikatakan) bahwasanya komunis, pengikut partai ba’ats, pendukung Jamal Abdul Naser (Pan Arab) berbeda dengan ahli sunnah waljama’ah dan para dai yang menyeru kepada Allah, dan Allah berfirman :
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian di tuduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan yang nyata.” (An Nisa : 112)
“Lempar Batu Sembunyi Tangan”
Perkaranya (adalah sebagaimana telah dikatakan) bahwasanya komunis, pengikut partai ba’ats, pendukung Jamal Abdul Naser (Pan Arab) berbeda dengan ahli sunnah waljama’ah dan para dai yang menyeru kepada Allah, dan Allah berfirman :
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian di tuduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan yang nyata.” (An Nisa : 112)
Dan aku katakan kepada saudara-saudara para da’i yang menyeru kepada
Allah di seluruh negeri Islam : Hendaknya mereka bersungguh-sungguh
menyingsingkan lengan (untuk berdakwah), dan hendaknya ikhlas
mengharapkan wajah Allah (dalam berdakwah), bukan lantaran ingin
mendapatkan kursi, kedudukan, dan bukan pula lantaran ingin mendapatkan
kehidupan dunia, sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal kecuali
jika amal itu didasari keikhlasan untuk mengharapkan wajah Allah,
berdakwah kepada Allah lebih tinggi nilainya daripada kursi, kedudukan
dan kehidupan dunia yang nilainya sedikit ini.
“Dan siapakah yang lebih baik perkaataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata :
“Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri.” (Fushilat : 33)
Ya, Allah berfirman :
“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (An Nisa :104)
Ya, Allah berfirman :
“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (An Nisa :104)
Kalian mempunyai Al Qur’an dan sunnah Rasulullah , sedangkan
musuh-musuh kalian dari kalangan kaum komunis, pengikut partai ba’ats,
pengikut pemahaman Pan Arab, Syi’ah, Sufiyyah, propaganda mereka
dibangun diatas kedustaan, kebohongan serta pengkhianatan. Sedangkan
para dai yang menyeru kepada Allah tidak ada yang menolong mereka
melainkan Allah, dan cukuplah Allah sebagai penolong. Dan Allah
berfirman dalam Al Qur’an untuk mengokohkan hamba-hamba-Nya yang beriman
:
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,” (Ali Imran : 139-140)
Dan Allah juga berfirman :
“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu.” (Muhammad : 35)
Akan tetapi sepatutnya dakwah itu bukanlah dakwah pemberontakan dan penggulingan, karena dakwah seperti ini lebih banyak kerusakan daripada kebaikannya, dakwah itu adalah dengan mengajak kaum muslimin kembali kepada Al Qur’an dan sunah nabi mereka Muhammad Rasulullah .
Allah berfirman :
“Dan katakanlah: ‘Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap’. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (Al Isra : 81)
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,” (Ali Imran : 139-140)
Dan Allah juga berfirman :
“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu.” (Muhammad : 35)
Akan tetapi sepatutnya dakwah itu bukanlah dakwah pemberontakan dan penggulingan, karena dakwah seperti ini lebih banyak kerusakan daripada kebaikannya, dakwah itu adalah dengan mengajak kaum muslimin kembali kepada Al Qur’an dan sunah nabi mereka Muhammad Rasulullah .
Allah berfirman :
“Dan katakanlah: ‘Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap’. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (Al Isra : 81)
Dalam ayat yang Mulia ini terdapat berita gembira dari Allah
bahwasanya kebatilan tidak akan mampu berdiri kokoh didepan kebenaran,
dan Allah berfirman :
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.” (Ar Ra’du : 17)
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.” (Ar Ra’du : 17)
Maka kami memuji Allah yang membangkitkan penduduk Yaman khususnya,
dan juga penduduk Najd Saudi Arabia dan Mesir, sungguh banyak diantara
mereka menjadi orang-orang yang tidak terpengaruh dengan propaganda yang
keji ini yang mana propaganda ini ditujukan kepada seorang ulama yang
dipuji oleh ulama Islam. Syaikh Muhammad bin Ismail Al-Amir An-Shan’ani
berkata tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab :
Telah datang kabar gembira (datangnya Syaikh Muhamad bin Abdul Wahab). Yang telah mengembalikan syariat Islam.
Telah datang kabar gembira (datangnya Syaikh Muhamad bin Abdul Wahab). Yang telah mengembalikan syariat Islam.
Beliau singkap kebodohan orang jahil dan mubtadi’ maka beliau sama
denganku. Beliau bangun kembali tiang-tiang agama dan menghancurkan
kuburan-kuburan keramat yang membuat manusia sesat. Mereka membuat
kembali berhala-berhala seperti suwa’, yaghuts, wad dan ini
sejelek-jeleknya. Dan mereka memohon kepada berhala-berhala itu dikala
susah seperti seorang yang meminta Allah Yang Maha Esa. Berapa banyak
orang yang towaf dikuburan sambil mencium dan mengusap dinding-dinding
kuburan dengan tangan-tangan mereka.
Wajib bagi para da’i yang menyeru kepada Allah untuk tetap istiqomah
diatas kebenaran. Kami telah mengatakan dalam beberapa pengajian maupun
khutbah bahwasannya propaganda itu adalah kedustaan semata (menyandarkan
diri kita kepada syaikh Muhammad bin Abdul Wahab ) sesungguhnya kami
tidak ridha untuk dinisbatkan selain kepada Rasulullah yang memberi
syafaat kami dan yang kami cintai, yang mana Allah mengeluarkan kami
dengan perantaraan beliau dari kegelapan kepada cahaya.
Propaganda-propaganda itu akan sirna (cepat atau lambat) sebagaimana
Nabi Muhammad pernah dijuluki As-Shabi’ (artinya orang yang keluar dari
agama nenek moyangnya dan berganti agama dengan agama lain).
Adapun kami tidaklah keluar dari agama dan berganti dengan agama
lainnya, kami tidak mengkafirkan bapak-bapak kami, sebagaimana
persangkaan mereka ! Dan kami tidak mengkafirkan para wali ataupun
membenci ahlul bait (keluarga Nabi). Bahkan kami telah membahas tentang
keutamaan-keutamaan keluarga Nabi dalam beberapa ceramah. Kami tidak
membenci orang-orang shalih dan tidak mengkafirkan masyarakat muslimin,
kami tidak memperbolehkan keluar dari ketaatan pemerintahan muslim, maka
hendaknya orang yang menyaksikan hal ini menyampaikan kepada orang yang
tidak tahu. Setelah ini propaganda itu akan lenyap dan akan menjadi
sebab bagi tersebarnya sunnah Rasulullah, Allah berfirman dalam
Al-Qur’an :
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: ‘Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.’” (An-Nur 11-12)
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: ‘Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.’” (An-Nur 11-12)
Jika kamu mendengarkan seseorang berkata : “Itu pengikut Wahabi”,
maka ketahuilah bahwa ia termasuk salah satu dari golongan dibawah ini :
- Mungkin ia seorang yang melakukan perbuatan keji.
- Atau mungkin seorang yang bodoh tidak mengetahui hakekat ini.
- Mungkin ia seorang yang melakukan perbuatan keji.
- Atau mungkin seorang yang bodoh tidak mengetahui hakekat ini.
Ini adalah kedustaan yang besar terhadap para da’i yang menyeru kepada Allah, Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” (An-Nur 19)
tidak meridhai Nabi Muhammad diganti, kami tidak meridhai untuk menisbatkan diri kami kepada Syafi’i atau Zaidi atau kepada Wahabi atau selainnya. Mereka itu semua adalah para ulama yang agung, yang mana mereka menganggap telah berbuat jahat kepada orang yang menisbatkan diri mereka kepada para ulama itu.
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” (An-Nur 19)
tidak meridhai Nabi Muhammad diganti, kami tidak meridhai untuk menisbatkan diri kami kepada Syafi’i atau Zaidi atau kepada Wahabi atau selainnya. Mereka itu semua adalah para ulama yang agung, yang mana mereka menganggap telah berbuat jahat kepada orang yang menisbatkan diri mereka kepada para ulama itu.
Saya menasehatkan kepada saudara-saudara seagama untuk membaca kitab
beliau (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab ) yaitu “Kitabut Tauhid” niscaya
kalian akan melihat ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi. Kitab
itu adalah kitab yang agung walaupun didalamnya ada sedikit
hadits-hadits yang dha’if, namun tidaklah mengurangi kwalitasnya.
Sungguh telah diterangkan dalam kitab “An-Nahju Asy-Syadidu” :
“Janganlah kalian menjadi seperti bunglon dengan mengatakan jika manusia
berbuat baik maka kami akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat
dhalim maka kami akan berbuat dhalim, akan tetapi tanamkanlah dalam
jiwa-jiwa kalian jika manusia berbuat baik kalian akan berbuat baik, dan
jika mereka berbuat jahat maka janganlah kalian berbuat jahat”.
Wallahumusta’an.
Maraji’:
Majalah Al-Asholah edisi 34 hal 28
Majalah Al-Asholah edisi 34 hal 28
No comments:
Post a Comment