Wednesday, July 27, 2011

Teroris (Seri 02). Apa Wahabi Itu?

Pokok-Pokok Landasan Dakwah Yang Dicap Sebagai Wahabi
Pokok landasan dakwah yang utama sekali beliau tegakkan adalah pemurnian ajaran tauhid dari berbagai campuran syirik dan bid’ah. terutama dalam mengkultuskan para wali dan kuburan mereka. Hal ini akan nampak jelas bagi orang yang membaca kitab-kitab beliau, begitu pula surat-surat beliau. (Lihat kumpulan surat-surat pribadi beliau dalam kitab Majmu’ Muallafaat Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab, jilid 3).
Dalam sebuah surat beliau kepada penduduk Qashim. beliau paparkan akidah beliau dengan jelas dan gamblang. Ringkasannya sebagaimana berikut, “Saya bersaksi kepada Allah dan kepada para malaikat yang hadir di sampingku serta kepada anda semua;
  • Saya bersaksi bahwa saya berkeyakinan sesuai dengan keyakinan golongan yang selamat yaitu Ahlussunnah wal jama’ah. Dari beriman kepada Allah dan kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya. kepada hari berbangkit setelah mati, kepada takdir baik dan buruk.
  • Termasuk dalam beriman kepada Allah adalah beriman dengan sifat-sifat-Nya yang terdapat dalam kitab-Nya dan sunnah rasul-Nya tanpa tahriif (merubah pengertiannya) dan tidak pula ta’tiil (mengingkarinya). Saya berkeyakinan bahwa tiada satupun yang menyerupai-Nya. Dan Allah itu Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Komentar: Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk (Musabbihah atau Mujassimah).
  • Saya berkeyakinan bahwa Alquran itu adalah kalamullah yang diturunkan, ia bukan makhluk. Datang dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
  • Saya beriman bahwa Allah itu berbuat terhadap segala apa yang dikehendaki-Nya. tidak satupun yang terjadi kecuali atas kehendak-Nya. Tiada satupun yang keluar dari kehendak-Nya.
  • Saya beriman dengan segala perkara yang diberitakan oleh Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam tentang apa yang akan terjadi setelah mati. Saya beriman dengan azab dan nikmat kubur, tentang akan dipertemukannya kembali antara ruh dan jasad. Kemudian manusia dibangkit menghadap Sang Pencipta sekalian alam, dalam keadaan tanpa sandal dan pakaian, serta dalam keadaan tidak bekhitan, mata hari sangat dekat dengan mereka. Lalu amalan manusia akan ditimbang, setra catatan amalan mereka akan diberikan kepada masing-masing mereka. Sebagian mengambilnya dengan tangan kanan dan sebagian yang lain dengan tangan kiri.
  • Saya beriman dengan haudh (telaga) Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam.
  • Saya beriman dengan shirat (jembatan) yang terbentang diatas neraka Jahanam. manusia melewatinya sesuai dengan amalan mereka masing-masing.
  • Saya beriman dengan syafa’at Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam. Bahwa Dia adalah orang pertama sekali memberi syafa’at. Orang yang mengingkari syafa’at adalah termasuk pelaku bid’ah dan sesat.
Komentar: Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang mengingkari syafa’at Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam.
  • Saya beriman dengan surga dan neraka. Dan keduanya telah ada sekarang. Serta keduanya tidak akan sirna.
  • Saya beriman bahwa orang mukmin akan melihat Allah dalam surga kelak.
  • Saya beriman bahwa Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam adalah penutup segala nabi dan rasul. Tidak sah iman seseorang sampai ia beriman dengan kenabiannya dan kerasulannya.
Komentar: Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang mengaku sebagai nabi atau tidak memuliakan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Bahkan beliau mengarang sebuah kitab tentang sejarah Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dengan judul Mukhtashar Sirah Ar Rasul. bukankah ini suatu bukti tentang kecintaan beliau kepada Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam.
  • Saya mencintai para sahabat Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam. Begitu pula para keluarga beliau. Saya memuji mereka. Dan mendoakan semoga Allah meridhai mereka. Saya menutup mulut dari membicarakan kejelekan dan perselisihan yang terjadi antara mereka.
  • Saya mengakui karomah para wali Allah. Tetapi apa yang menjadi hak Allah tidak boleh diberikan kepada mereka. Tidak boleh meminta kepada mereka sesuatu yang tidak mampu melakukannya kecuali Allah.
Komentar: Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang mengingkari karomah atau tidak menghormati para wali.
  • Saya tidak mengkafirkan seorangpun dari kalangan muslim yang melakukan dosa. Dan tidak pula mengeluarkan mereka dari lingkaran Islam.
Komentar: Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau membawa paham teroris mengkafirkan kaum muslimin atau berfaham khawarij. Baca juga Manhaj Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab fi Masalah At Takfiir karangan Ahmad Ar-Rudhaiman.
  • Saya berpandangan tentang wajibnya taat kepada para pemimpin kaum muslimin. baik yang berlaku adil maupun yang berbuat zalim. selama mereka tidak menyuruh kepada perbuatan maksiat.
Komentar: Dari ungkapan beliau ini terbantah tuduhan bohong bahwa beliau orang yang menganut faham teroris atau khawarij.
  • Saya berpandangan tentang wajibnya menjauhi para pelaku bid’ah. sampai ia bertaubat kepada Allah, Saya menilai mereka secara lahir. Adapun amalan hati mereka saya serahkan kepada Allah.
  • Saya berkeyakinan bahwa iman itu terdiri dari; ucapan lidah, perbuatan anggota tubuh dan pengakuan dengan hati. Iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkuarang dengan kemaksiatan.
Bukti Kebohongan Tuduhan Wahabi Tehadap Dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah
Dengan membandingkan antara tuduhan-tuduhan sebelumnya dengan akidah Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab yang kita sebutkan di atas. Tentu dengan sendirinya kita akan mengetahui kebohongan tuduhan-tuduhan tersebut.
Tuduhan-tuduhan bohong tersebut disebar luaskan oleh musuh dakwah ahlus sunnah keberbagai negeri Islam. Sampai pada masa sekarang ini, masih banyak orang tertipu dengan kebohongan tersebut, sekalipun telah terbukti kebohongannya. Bahkan seluruh kitab-kitab di karangan Syeikh Muhammad bin abdul Wahab membutikan kebohongan tuduhan-tuduhan tersebut.
Kita ambil contoh kecil saja dalam kitab beliau Usul Tsalatsah kitab yang kecil sekali. tapi penuh dengan mutiara ilmu. Beliau mulai dengan menyebutkan perkataan Imam Syafi’i, kemudian di pertengahannya beliau sebutkan perkataan Ibnu Katsir yang bermazhab syafi’i. Jika beliau tidak mencintai para imam mazhab yang empat atau hanya berpegang dengan mazhab hambali saja, mana mungkin beliau akan menyebutkan perkataan mereka tersebut.
Bahkan dalam salah satu surat beliau kepada salah seorang kepala suku di daerah Syam berkata, “Saya katakan kepada orang yang menentangku, ‘Sesungguhnya yang wajib atas manusia adalah mengikuti apa yang diwasiatkan oleh nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Maka bacalah buku-buku yang terdapat pada kalian. Jangan kalian ambil dari ucapanku sedikitpun. Tetapi apabila kalian telah mengetahui perkataan Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam yang terdapat dalam kitab kalian tersebut maka ikutilah. Sekalipun kebanyakan manusia menetangnya.” (Lihat kumpulan surat-surat pribadi beliau dalam kitab Majmu’ Muallafaat Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab, jilid 3).
Komentar: Dalam ungkapan beliau di atas jelas sekali bahwa beliau tidak mengajak manusia kepada pendapat beliau. Tetapi mengajak untuk mengikuti ajaran Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam.
Para ulama dari berbagai negeri Islam pun membantah tuduhan-tuduhan bohong tersebut setelah mereka melihat secara nyata dakwah yang beliau tegakkan. Seperti dari daerah Yaman Imam Asy-Syaukani dan Imam As-Shan’any. Dari negeri India Syekh Mas’ud An-Nadawi. dari Iraq Syeikh Muhammad Syukri Al-Alusy.
Syeikh Muhammad Syukri Al Alusy berkata setelah beliau menyebutkan berbagai tuduhan bohong yang di sebar oleh musuh-musuh terhadap dakwah tauhid dan pengikutnya, “Seluruh tuduhan tersebut adalah kebohongan, fitnah dan dusta semata dari musuh-musuh mereka. Dari golongan pelaku bid’ah dan kesesatan. bahkan kenyataannya seluruh perkataan dan perbuatan serta buku-buku mereka menyanggah tuduhan itu semua.” (Al-Alusy, Tarikh Nejed, hal. 40)
Begitu pula Syeikh Mas’ud An-Nadawy dari India berkata, “Sesungguhnya kebohongan yang amat nyata yang dituduhkan terhadap dakwah Syeikh Muhammad bin Abdu Wahab adalah penamaannya dengan wahabi. Tetapi orang-orang yang rakus berusaha mepolitisir nama tersebut sebagai agama di luar Islam. Lalu Inggris dan Turki serta Mesir bersatu untuk menjadikannya sebagai lambang yang menakutkan. Yang mana setiap muncul kebangkitan Islam di berbagai negeri. Lalu orang-orang Eropa melihat akan membahayakan mereka. Mereka lalu menghubungkannya dengan wahabi, sekalipun keduanya saling bertentangan.” (Muhammad bin Abdul Wahab mushlih mazluum, hal. 165).
Komentar: Seperti pernyataan mantan kepala BIN tempo hari di TV ONE. Bahwa teroris lahir dari paham Wahabi, yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Kami ingin ingin bukti referensi dari apa yang dikatakan beliau tersebut.
Begitu pula Raja Abdul Aziz dalam sebuah pidato yang beliau sampaikan di kota Makkah di hadapan jamaah haji tgl 11 Mei 1929 M dengan judul Inilah Akidah Kami, “Mereka menamakan kami sebagai orang-orang wahabi. Mereka menamakan mazhab kami wahabi. dengan anggapan sebagai mazhab khusus. Ini adalah kesalahan yang amat keji. muncul dari isu-isu bohong yang disebarkan oleh orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu. Dan kami bukanlah pengikut mazhab dan akidah baru. Muhammad bin Abdul Wahab tidak membawa sesuatu yang baru. Akidah kami adalah akidah salafus shalih. Yaitu yang terdapat dalam kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, serta apa yang menjadi pegangan salafus sholih. Kami memuliakan imam-imam yang empat. Kami tidak membeda-bedakan antara imam-imam; Malik, Syafi’I, Ahmad dan Abu Hanifah. Seluruh mereka adalah orang-orang yang dihormati dalam pandangan kami. Sekalipun kami dalam masalah fiqh berpegang dengan mazhab hambali.” (Al Wajiz fi Sirah Malik Abdul Aziz. hal: 216).
Pernyataan bahwa dakwah Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah usaha pemurnian akidah dari syirik dan bid’ah tidak hanya dari kalangan para ulama tetapi juga dari kalangan orieantalis.
Orieantalis Sidyu dalam kitabnya Tarikh Al ‘Arab Al ‘Am berkata, setelah ia menggambarkan bagaimana pertualangan Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam menuntut ilmu, “Tiadalah tujuan pembaharuan yang dipimpinnya (yakni Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab) selain mengembalikan Syari’at Rasul yang murni seperti sediakala.” (Dinukil oleh Ahmad Al Buthomy dalam kitabnya, hal. 230).
Disebutkan dalam kitab Dairatul Ma’arif Al Brithoniyah (Ekslopedia Ingris), disini diterangkan tentang wahabi. “Wahabi adalah nama untuk gerakan pemurnian dalam Islam. Orang-orang wahabi adalah mereka yang mengikuti ajaran Rasul. Mereka meninggalkan segala hal yang selainnya. Orang-orang yang memusuhi Wahabi, mereka adalah musuh-musuh Islam.” (Al Wajiz fi Sirah Malik Abdul Aziz, hal. 232).
Komentar: Dari sini terbukti lagi kebohongan dan propaganda yang dibikin oleh musuh Islam dan musuh dakwah Ahlussunnah bahwa teroris diciptakan oleh wahabi. Karena seluruh buku-buku akidah yang menjadi pegangan di kampus-kampus Saudi Arabia tidak pernah luput dari membongkar kesesatan teroris (khawarij dan Mu’tazilah). Begitu pula tuduhan bahwa Mereka tidak menghormati para wali Allah atau dianggap membikin mazhab yang kelima. Pada kenyataannya semua buku-buku yang dipelajari dalam seluruh jenjang pendidikan adalah buku-buku para wali Allah dari berbagai mazhab. Penulis sebutkan disini buku-buku yang menjadi panduan di Universitas Islam Madinah.
  • Untuk mata kuliah Akidah: kitab Syarah Akidah Thawiyah karangan Ibnu Abdill’iz Al Hanafi. Fathul Majiid karangan Abdurahman bin Hasan Al-Hambali. Ditambah sebagai penunjang Al-Ibaanah karangan Imam Abu Hasan Al Asy’ari. Al-Hujjah karangan Al-Ashfahany Asy-Syafi’i. Asy-Syari’ah karangan Al-Ajurry. Kitab At Tauhid karangan Ibnu Khuzaimah. Kitab At-Tauhid karangan Ibnu Manndah, dan lain lain.
  • Untuk mata kuliah Tafsir: Tafsir Ibnu Kastir Asy Syafi’I, Tafsir Asy Syaukani, Ditambah sebagai penunjang, Tafsir At-Thabary, Tafsir Al-Qurtubi Al-Maliki., Tafsir Al-Baghawi As-Syafi’i ,dan lain-lain.
  • Untuk mata kuliah Hadits: Kutub As Sittah beserta Syarah-nya seperti, Fathul Bari karangan Ibnu Hajar Asy-Syafi’I, Syarah Shahih Muslim karangan Imam An-Nawawi Asy-Syafi”I, dan lain lain.
  • Untuk mata kuliah fikih: Bidayatul Mujtahid karangan Ibnu Rusy Al-Maliki. Subulussalam karangan Ash-Shan’ani. Ditambah sebagai penunjang: Almajmu’ karangan Imam An-Nawawi Asy-Syafi”i. kitab Al-Mughni karanga Ibnu Qudamah Al-Hambali, dan lain lain.
Kalau ingin untuk melihat lebih dekat lagi tentang kitab-kitab yang menjadi panduan mahasiswa di Arab Saudi silakan berkunjung ke perputakaan Universitas Islam Madinah atau perpustakaan masjid Nabawi. Di sana akan terbukti segala kebohongan dan propaganda yang dibikin oleh musuh Islam dan kelompok yang berseberangan dengan paham Ahlussunnah wal Jama’ah seperti tuduhan teroris dan wahabi.
Selanjutnya kami mengajak para pembaca semua apabila mendengar tuduhan jelek tentang dakwah Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab atau membaca buku yang menyebarkan tuduhan jelek tersebut. Maka sebaiknya ia meneliti langsung dari buku-buku Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab atau buku-buku ulama yang seakidah dengannya. Supaya ia mengetahui tentang kebohongan tuduhan-tuduhan tersebut. sebagaimana perintah Allah kepada kita,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman. bila seorang fasik datang kepadamu membawa sebuah berita maka telitilah. agar kamu tidak mencela suatu kaum dengan kebodohan. sehingga kamu menjadi menyesal terhadap apa yang kamu lakukan.” (QS. Al-Hujuraat: 6)
Karena buku-buku Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab bisa didapatkan dengan sangat mudah terlebih-lebih pada musim haji dibagikan secara gratis. Disitu akan terbukti bahwa beliau tidak mengajak kepada mazhab baru atau kepercayaan baru yang menyimpang dari pemahaman Ahlussunnah wal Jama’ah. Namun semata-mata ia mengajak untuk beramal sesuai dengan kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya. Sesuai dengan mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah. Mentauladani Rasulullah dan para shahabatnya dan generasi terkemuka umat ini. Serta menjauhi segala bentuk bid’ah dan khurafat.
Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab maupun para ulama yang melanjutkan perjuangan beliau dalam memurnikan akidah umat tidak pernah menamakan dakwah beliau dengan dengan Wahabi. Bahkan mereka tidak suka dengan sebutan dan gelar tersebut. Karena tuduhan tersebut sengaja dilontarkan oleh musuh-musuh Islam dan musuh-musuh dakwah Ahlussunnah untuk memojokkan dan memecah belah umat Islam.
Tetapi kenapa sebagian orang masih suka memojokkan dan mengejek dengan tuduhan dan gelar tersebut? Sedangkan Allah telah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ * يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ [الحجرات/11-12]
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kaum laki-laki memperolok-olokkan kaum laki-laki lainnya, boleh jadi yang diperolok-olokkan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula kaum perempuan memperolok-olokkan kaum permpuan lainnya, boleh jadi yang diperolok-olokkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri. Dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan pra-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari pra-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujuurat: 11-12).
Diawal perjalanan dakwah beliau mendapat tantangan dari kepala suku dan tokoh-tokoh sufisme yang suka memuja kuburan. Kemudian tatkala dakwah semakin berkembang dan tegaknya hukum Islam dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Dari sini Inggris mulai memfitnah dan berkerja sama dengan Ali Basya dari dinasti Usmani untuk mehancurkan dakwah beliau. Berikutnya dakwah (yang dituduh wahabi) mendapat tantangan dari kelompok teroris. Mereka mengkafirkan para ulama dan melakukan teror di kerajaan Arab Saudi. Sebagaimana dulu majalah Risalah Mujahidin, Th. III/ edisi 26 terbit bulan safar 1430 H/ Jan-Feb. 2009 M membahas dua judul bahasan yang memfitnah dakwah Ahlussunnah.
-Bersambung insya Allah-
Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A.
Artikel www.dzikra.com


Artikel Terkait: