Pemerintah Arab Saudi menyiapkan dua juta eksemplar Al-Quran untuk
jemaah yang menunaikan ibadah haji tahun ini. Secara keseluruhan, setiap
tahun, 10.000.000 Al-Quran disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia.
Suara Karya, bersama Tim Media Center Haji (MCH) Madinah, Arab
Saudi, kemarin, memperoleh kesempatan berkunjung ke Kompleks Percetakan
Al-Quran Raja Fahd di Madinah. Lembaga yang dalam bahasa Arab disebut
Mujamma` al-Malik Fahd Li Thiba`a al-Mushaf al-Syarif Madinah
al-Munawarah ini, berada di bawah naungan Kementerian Urusan Agama Islam
Kerajaan Arab Saudi.
Dalam kesempatan tersebut, Tim MCH yang terdiri atas 6 wartawan
masing-masing mendapat 1 mushaf Al-Quran dan Terjemahnya oleh pihak
percetakan. Dalam Al-Quran yang mencantumkan nama pengurus Yayasan
Penyelenggara Penerjemah (Penafsir) Al-Quran Indonesia seperti almarhum
Prof TM Hasbi Ashhshiddiqi dan kawan-kawan ini, terdapat tulisan 'Wakaf
Dari Pelayan Dua Tanah Suci, Raja Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa'ud'.
Menurut Kepala Daker Madinah Akhmad Jauhari, jutaan Al-Quran itu
dibagikan oleh Kerajaan Arab Saudi melalui Komplek Percetakan Al-Quran
Raja Fahd di Madinah Al-Munawarah. Inilah yang mendorong para jemaah
haji antusias mendatangi kompleks percetakan sebagai salah satu dari
tujuan ziarah (wisata spiritual) di Kota Suci.
Percetakan Al-Quran terbesar di dunia itu, terletak di jalan menuju
Kota Tabuk, atau sekira 10 kilometer dari Madinah. Percetakan yang
bersebelahan dengan pusat pelatihan tempur tentara Kerajaan Arab Saudi
ini didirikan pada bulan Safar 1405 Hijriyah atau 1984 Masehi.
"Kompleks percetakan ini diresmikan Malik Fahd atau Raja Fahd, karena
itu dinamakan 'Kompleks Malik Fahad'," ucap pegawai publikasi Kompleks
Malik Fahd, Syeikh Ahmad yang menerima Tim MCH Madinah. Tak
tanggung-tanggung, percetakan Al-Quran itu sangat luas. Yakni, mencapai
250.000 meter persegi yang dilengkapi puluhan gedung bertingkat.
Gedung itu antara lain, terdiri atas pabrik percetakan, asrama
pengurus, perbengkelan mesin, poliklinik, kafetaria, gudang penyimpanan
hasil produksi, dan gudang pemusnahan mushaf Al-Quran yang cacat
produksi.
Ada juga gedung pusat pelatihan pegawai, pusat pengembangan 'dirasat'
(pembelajaran) Al-Quran, asrama pegawai, penginapan tamu, ruang pejabat
tinggi negara, tempat pembuatan CD, VCD, dan DVD Al-Quran, ruang
produksi video sejarah Al-Quran untuk para tamu, dan sebagainya.
Di lantai dua gedung tersebut, terdapat ruang pengawasan kualitas hasil
cetak Al-Quran. Selain itu, juga ada lemari-lemari raksasa untuk
menyimpan koleksi Al-Quran dari berbagai bahasa yang pernah diterbitkan
percetakan tersebut. "Kalau di lantai satu merupakan lokasi percetakan
dengan 1.700 petugas, maka lantai dua ada ruang kontrol Al-Quran dengan
450 pengawas," kata Syeikh Ahmad.
Karena itu, percetakan Al-Quran ini kerap disebut sebagai yang terbesar
di dunia. Yakni, dengan kapasitas cetak sekira 30 juta eksemplar per
tahun. Menurut Ahmad, selain cetakan tertulis, Al-Quran juga diproduksi
dalam berbagai bentuk, seperti peranti elektronik berupa CD (compact
disk) dan kaset.
"Cetakannya pun bervariasi, ada kategori 30 juz (1 jilid), 5 juz (enam
jilid), dan satu juz (30 jilid). Sejak berdiri tahun 1984 sampai
sekarang, 240 juta jilid Al-Quran sudah dihasilkan dan dibagikan ke
seluruh penjuru dunia," ucapnya.
Untuk kepentingan syiar Islam, Percetakaan Mushaf Al-Quran Kompleks
Raja Fahd ini juga mencetak Al-Quran beserta terjemahnya ke dalam 53
bahasa. Di antaranya, bahasa Afrika seperti bahasa Zulu dan sebagainya;
Arab; Indonesia, Thailand, Jepang, China dan bahasa Asia lainnya;
Inggris, Spanyol, Urdu, dan lain-lain.
Al-Quran ini dibagikan secara gratis, baik melalui pengiriman langsung
ke negara-negara yang bersangkutan, maupun dibagikan di Arab Saudi saat
umat Islam menunaikan ibadah haji.
"Alhamdulillah, program kami mencetak Al-Quran dan terjemahnya dalam 53
bahasa sudah terlaksana. Al-Quran yang model ini kami bagikan secara
gratis. Untuk musim haji tahun ini, kami bagi dua juta jilid. Semoga
Allah memudahkan semua urusan ini," kata Syeikh Ahmad.
suarakarya-online.com
Artikel Terkait:
No comments:
Post a Comment