GEMA-Kali
ini giliran Dubes RI untuk Kerajaan Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansur
memberikan kuliah tamu (kultam) kepada sivitas akademika UIN Maliki
Malang. Bertempat di Gedung Ir . HC. Soekarno (rektorat) Lt.5, (23/4). Kultam yang khusus membahas perkembangan hubungan bilateral Indonesia dengan Arab Saudi ini dihadiri ratusan mahasiswa dan dosen.
Tepat
pukul dua siang kultam tersebut baru dimualai. Rektor UIN Maliki
Malang, Imam Suprayogo, dalam sambutanya yang khas penuh dengan joks-joks segar, menjelaskan
berbagai prestasi yang terus berkembang di UIN Maliki Malang. Imam juga
memaparkan jumlah mahasiswa asing yang terdiri dari 13 negara yang saat
ini tengah menempuh studi S1 dan S2 di kampus yang ia pimpin ini.
“Alhamdulillah,
tahun lalu ada 600 ribu orang Indonesia melakukan umroh dan target saya
(pemerintah Indonesia, red) tahun depan bisa mencapai 800 ribu,” Tutur
Gatot. Saat ini di Makkah wajah orang Indonesia sudah tidak asing lagi,
tersebar luas, ada sekitar 50 persen orang Jawa di sana yang juga andil
dalam perekonomian setempat, seperti berdagang. Lelaki yang menjalankan
profesianya sebagai Dubes RI untuk Saudi Arabia tersebut juga
mengatakan bahwa masa depan Indonesia akan menjadi kaca Asia.
Mengenai
negara Saudi Arabia, yang memiliki luas wilayahnya 2.5 juta persegi
tersebut, jika di bandingkan dengan negara Indonesia masih besar Saudi
Arabia. Saudi Arabia memiliki komposisi jumlah penduduk 18 juta itu
adalah 9 persen orang barat dan 1,5 juta orang Indonesia. Dengan sistem
pemerintahan yang dipimpin oleh seorang raja, yaitu Raja Abdullah bin
Abdul Aziz yang kini merupakan raja ke-enam.
Sedangkan
mengenai perkembangan hubungan perdagangan antara kedua negara ini,
Indonesia–Saudi Arabia, Gatot mengatakan bahwa perkiraannya sudah
mencapai 6.8 milyar. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia sudah
mengalami perkembangan sejajar dengan negara lain. Besar harapan,
kedepanya nanti volume perdagangan meningkat hingga 10 miliar. Oleh
karena itu, diharapkan sekarang Indonesia harus memperbanyak “teman”
(baca: menjalin hubungan) daripada musuh.
“Misi saya terus meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Saudi Arabia, karena Indonesia sudah mempunyai greget tersendiri dengan Kerajaan Saudi Arabia, “ terang
Gatot. Kini masyarakat Indonesia yang belajar di Negara Arab tersebut
tidak hanya diajari ilmu agama saja, akantetapi sudah berkembang kedunia
sains dan teknologi. Itu pertanda bahwa hubungan Indonesia dengan
negara Islam tersebut semakin baik. Bahkan menurtnya, ada sekitar 776 mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di tanah suci tersebut.
Namun,
kini yang menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia adalah mengurusi
dan melindungi 13 ribu warga Indonesia dengan segala permasalahanya di
sana, sedangkan jumlah staf KBRI di Saudi Arabia hanya ada sekitar 150 orang.
Tentang
isu-isu miring mengenai TKI (tenaga kerja Indonesia) yang terhembus di
tanah air, Gatot menangapi, bahwa kasus penganiayaan sebenarnya hanya
sedikit, dan kasus buruh yang tidak digaji adalah 30%. Menurtnya, akar
masalahnya adala adanya TKI yang tidak kompeten, ditambah TKI ilegal.
Karena banyak PJTKI yang tidak bertanggungjawb. “Ini menjadi akar
masalah, kemudian SDM yang rendah mengakibatkan para TKI menjdi
bermasalah,” cetusnya. (aj/ka)
uin-malang.ac.id
No comments:
Post a Comment