Gempa yang kerap terjadi di
pulau Sumatera, membuat daerah ini dikenal di Arab Saudi sebagai daerah
yang rawan gempa ketimbang dari aspek lainnya. Hal ini yang dikatakan
oleh seorang editor harian bahasa Arab, Al-Bilad, Bakheet Thole
al-Zahrani melalui penerjemahnya usai makan malam dengan pihak
Pemerintah Provinsi (Pemrov) Riau di Rumah Makan Pondok Ikan Patin pada
Kamis malam (10/5/12).
Bakheet Thole al-Zahrani mengatakan di Arab Saudi mereka mengenal Sumatera itu daerah yang rawan gempa dan ternyata ketika mereka datang ke sini hal itu tidak ditemui. "Malahan orang di sini orangnya ramah tamah dengan kawasan yang menakjubkan,"terangnya.
“Selain itu, kami mengetahui Sumatera ini dari rekan-rekan sesama wartawan di sana dan dari berbagai media termasuk media massa terkemuka di sana terutama dengan adanya tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu,”jelasnya.
Ketika ditanya upaya apa agar Sumatera ini lebih bisa dikenal di sana, dengan terangnya Bakheet Thole al-Zahrani menjelaskan bahwa melakukan upaya yang lebih agresif untuk mengkampanyekan sektor pariwisata khususnya dan jangan hanya terfokus ke pualu Jawa saja tapi juga daerah selain Jawa, ulasnya.
Sementara itu, Fauzi yang juga sebagai Staf Fungsi Penerangan Sosial Budaya KJRI Jeddah, mengakui hal ini. Di sana banyak orang bahkan wartawan sekalipun yang tidak tahu dengan Indonesia secara keseluruhan dan yang parahnya mereka hanya tahu kalau Indonesia itu sebagai negara yang banyak mengekspor pembantu ke negaranya, terangnya.
“Makanya, hal ini juga sebagai salah satu faktor penghalang juga bagi kami di sana untuk lebih mempromosikan bagian pariwisata terkhusus di Sumatera,”katanya.
Ketika ditanya upaya apa saja yang pernah dilakukan untuk mempromosikan pariwisata ini, Fauzi mengatakan saat ini mereka terus berupaya menggenjot agar pariwisata terkenal di sana dan beberapa hari yang lalu kita mengadakan acara malam budaya dengan menampilkan Tari Aceh dan tari lainnya.
"Kita juga mengundang 13 konsulat dari 13 negara di Arab Saudi, dan Alhamdulillah sekarang ada tiga negara yang antri meminta kita mengadakan acara tersebut kembali," terangnya.
Selain itu, memang diakui negara Indonesia di bidang pariwisatanya di sana masih kalah jika dibandingkan di negara sana, bebernya. “Kita tidak bisa pungkiri juga karena hal itu juga (terkenal dengan pembantu-red) hingga menyebabkan para masyarakat di sana lebih mengetahui Sumatera dari segi musibahnya ketimbang dari segi lainnya seperti pariwisata dan lainnya, tutupnya. (004-riauterkini)theglobejournal
Bakheet Thole al-Zahrani mengatakan di Arab Saudi mereka mengenal Sumatera itu daerah yang rawan gempa dan ternyata ketika mereka datang ke sini hal itu tidak ditemui. "Malahan orang di sini orangnya ramah tamah dengan kawasan yang menakjubkan,"terangnya.
“Selain itu, kami mengetahui Sumatera ini dari rekan-rekan sesama wartawan di sana dan dari berbagai media termasuk media massa terkemuka di sana terutama dengan adanya tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu,”jelasnya.
Ketika ditanya upaya apa agar Sumatera ini lebih bisa dikenal di sana, dengan terangnya Bakheet Thole al-Zahrani menjelaskan bahwa melakukan upaya yang lebih agresif untuk mengkampanyekan sektor pariwisata khususnya dan jangan hanya terfokus ke pualu Jawa saja tapi juga daerah selain Jawa, ulasnya.
Sementara itu, Fauzi yang juga sebagai Staf Fungsi Penerangan Sosial Budaya KJRI Jeddah, mengakui hal ini. Di sana banyak orang bahkan wartawan sekalipun yang tidak tahu dengan Indonesia secara keseluruhan dan yang parahnya mereka hanya tahu kalau Indonesia itu sebagai negara yang banyak mengekspor pembantu ke negaranya, terangnya.
“Makanya, hal ini juga sebagai salah satu faktor penghalang juga bagi kami di sana untuk lebih mempromosikan bagian pariwisata terkhusus di Sumatera,”katanya.
Ketika ditanya upaya apa saja yang pernah dilakukan untuk mempromosikan pariwisata ini, Fauzi mengatakan saat ini mereka terus berupaya menggenjot agar pariwisata terkenal di sana dan beberapa hari yang lalu kita mengadakan acara malam budaya dengan menampilkan Tari Aceh dan tari lainnya.
"Kita juga mengundang 13 konsulat dari 13 negara di Arab Saudi, dan Alhamdulillah sekarang ada tiga negara yang antri meminta kita mengadakan acara tersebut kembali," terangnya.
Selain itu, memang diakui negara Indonesia di bidang pariwisatanya di sana masih kalah jika dibandingkan di negara sana, bebernya. “Kita tidak bisa pungkiri juga karena hal itu juga (terkenal dengan pembantu-red) hingga menyebabkan para masyarakat di sana lebih mengetahui Sumatera dari segi musibahnya ketimbang dari segi lainnya seperti pariwisata dan lainnya, tutupnya. (004-riauterkini)theglobejournal
No comments:
Post a Comment