Tauhid adalah inti dakwah para Rasul, dari Rasul yang pertama sampai rasul yang terakhir. Allah berfirman,
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut’.” [An Nahl: 36]
Kaum muslimin sekalian, mereka tidaklah
mendakwahi ummatnya dengan menekankan perbaikan ekonomi terlebih dahulu,
tidaklah pula dengan merebut kekuasaan para penguasa yang zhalim
terlebih dahulu dan mendirikan daulah islamiyah. Padahal kita semua tahu
bahwa para rasul tersebut diutus di tengah-tengah masyarakat yang
penguasanya amat zholim. Namun pokok dakwah mereka adalah perbaikan
akidah ummat dan membersihkannya dari segenap kotoran syirik.
Kewajiban Berdakwah Sebagaimana Dakwah Nabi
Allah Ta’ala berfirman,
“Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik’.” [Yusuf: 108]
Dari
ayat yang mulia ini, kita tahu bahwa pengikut Rasulullah yang hakiki
adalah mereka yang berdakwah sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam berdakwah. Tidaklah hal pertama dan utama yang Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam dakwahkan kecuali tauhid, maka penyeru yang
sejati ialah mereka yang menyerukan kepada tauhid.
Sedangkan orang-orang yang menyimpang dari jalan ini disinyalir oleh Allah Azza wa Jalla dalam firmanNya:
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” [Al-An’am: 153]
Tauhid Adalah Poros Perbaikan Ummat
Kaum
muslimin sekalian, dakwah perbaikan ummat manusia yang diserukan oleh
para Rasul itu adalah dakwah Tauhid, memerangi syirik, yang mana
kesyirikan adalah suatu kemungkaran dan kezhaliman yang paling besar di
muka bumi ini.
Dan tauhid yang diserukan oleh para nabi dan Rasul
adalah Tauhid Uluhiyah, yaitu mentauhidkan/mengesakan Allah dalam
ibadah, artinya memurnikan dan memperuntukkan ibadah hanyalah untuk
Allah semata, bukan untuk yang selain Allah. Di sinilah letak dimana
mereka paling banyak ditentang dan diingkari oleh kaumnya.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu’, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.
Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” [An-Nahl: 36]
Dakwah Tauhid Adalah Dakwah Rinci
Dakwah
tauhid bukan dakwah global yang hanya menyeru: ‘Mari bertauhid!’, akan
tetapi dakwah yang mulia ini juga memerinci manakah yang termasuk tauhid
dan manakah yang termasuk syirik. Sehingga dengan tertanamnya hal ini
pada masyarakat kaum muslimin maka tujuan penciptaan manusia dan jin
dapat terwujud.
Allah Ta’ala telah berfirman:
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” [Al-Baqarah: 21-22]
Maka
dengan demikian wajib bagi setiap muslim untuk mempelajari tauhid yang
merupakan awal yang harus dia tuntut kemudian direalisasikan dalam
ibadahannya. Dan juga mempelajari tentang syirik yang merupakan lawan
dari tauhid dan macam-macam syirik untuk dijauhi dan agar tidak
terjerumus ke dalam kesyirikan.
Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An-Nisa’:48]
Manakala tauhid
merupakan pokok keselamatan dunia dan akhirat sekaligus hal pertama kali
yang harus dipelajari oleh manusia, maka tauhidlah yang mestinya
disampaikan dan didakwahkan kepada manusia pertama kali.
Selain
itu dakwah tauhid juga harus dijadikan sebagai proiritas utama
sebagaiman dakwah para Rasul Allah yang diutus untuk ummatnya dan juga
apa yang telah telah Allah perintahkan. Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik’.” [Yusuf: 108]
Kuantitas Pengikut Bukanlah Barometer Keberhasilan Dakwah
Sidang
pembaca sekalian, kita lihat dari sirah rasul bahwa Rasulullah Muhammad
shallallahu ‘alaihi wassalam ketika berdakwah selama tiga belas tahun
lamanya hanya menyerukan tauhid kepada bangsa Arab, khususnya kaum
Quraisy di Mekkah.
Rentang waktu ini begitu sangat panjang dilihat
dari masa kenabian beliau. Perjalanan dakwah beliau in ipun diiringi
dengan rintangan yang luar biasa besar. Siksaan kaum Quraisy terhadap
para pengikut beliau sangat gencar, sementara kaum muslimin pada waktu
itu masih berjumlah sedikit dan tidak punya daya kekuatan untuk
melawannya.
Dakwah ini memang membutuhkan waktu yang panjang dan
lama untuk memetik hasilnya, tapi justru hal itulah yang dituntunkan
oleh syari’at Islam.
Kita tidak akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di akhirat kelak: Berapa jumlah pengikut yang berhasil kita rekrut? tetapi yang akan ditanyakan adalah: Sudahkah kita menyampaikannya kepada manusia sebagaimana diperintahkan?
Sama
saja bagi kita, apakah mendapat pengikut ataukah tidak, selama dakwah
kita sesuai dengan tuntunan sesuai syariat maka itulah wujud
keberhasilan dakwah yang sebenarnya.
Dalam sebuah hadits
disebutkan bahwa ketika mi’raj, Allah menunjukkan kepada Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wassalam para nabi dan rasul sebelum beliau beserta
pengikutnya. Ada nabi yang hanya memiliki beberapa orang pengikut, dan
bahkan ada yang tidak mempunyai seorang pengikut pun.
Dan tatkala kita menengok sejarah nabi Nuh, berapa lama beliau berdakwah? Yaitu selama sembilan ratus lima puluh tahun.
Berapakah jumlah pengikut beliau yang berhasil didakwahi yang akhirnya ikut dalam bahtera dan diselamatkan dari adzab Allah?
Tidaklah banyak, hanya sedikit jumlahnya. Mereka para rasul adalah orang-orang yang sukses dalam berdakwah, walaupun jika dilihat dari jumlah pengikut amatlah sedikit.
Lihatlah sejarah perjalanan panjang
dakwahnya para nabi dan Rasul, jika kita menelusuri jejak para nabi
niscaya kita dapatkan cobaaan kita lebih kecil dibandingkan ujian yang
diperoleh oleh para nabi dan Rasul tersebut berupa penentangan dan
pengingkaran dari kaumnya, belum lagi kesabaran yang luar biasa yang
mereka miliki untuk mendakwahkan tauhid di tengah-tengah kerusakan
ummatnya.
Karena itulah nabi kita Muhammad shallallohu ‘alaihi
wassalam ketika mengutus utusan beliau untuk berdakwah ke daerah lain,
selalu mewasiatkan agar tauhidlah yang pertama kali mesti didakwahkan,
sebagaimana sabda beliau kepada Mu’adz bin Jabal ketika akan diutus ke
negeri Yaman untuk berdakwah, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Sesungguhnya kamu akan mendatangi satu kaum dari ahli kitab, maka hendaklah yang pertama kamu serukan kepada mereka adalah (agar mereka) bersaksi bahwasanya tiada Tuhan yang berhak untuk disembah melainkan Allah.”
[Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Imam Muslim), dan dalam satu riwayat dari Imam Al-Bukhari [dengan lafazh]: Agar mereka mentauhidkan Allah (dalam beribadah kepadaNya)]
Wallahu a’lam.
Sumber : http://muslim.or.id/aqidah/dakwah-tauhid.html
No comments:
Post a Comment