Riyadh
(SI ONLINE) - Mufti Agung Kerajaan Arab Saudi, Syeikh Abdul Aziz
al-Syeikh, dikabarkan telah mengharamkan umat Islam untuk melakukan
kontak dan kerja sama dengan media asing. Alasannya, hal itu
dikhawatirkan bisa menyebabkan kekacauan di negeri Muslim.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Ahad (11/11/2012), Abdul Aziz mengumumkan fatwa itu saat menyampaikan khotbah Jumat di sebuah masjid di Ibu Kota Riyadh. Menurut dia, kaum Muslim di Saudi dilarang berhubungan dengan media asing karena perbuatan itu bisa mengungkap rahasia atau menyebabkan berbagai masalah.
Dia menilai umat Islam yang berhubungan dan berbicara dengan media asing sama dengan pengkhianat dan perbuatan kriminal. Mufti agung itu menyatakan bagi siapa pun yang menutup-nutupi perbuatan pelaku kriminal semacam itu bisa mengancam keamanan negara. "Perbuatan seperti itu tak bisa dibiarkan. Itu sama saja berkhianat dengan membantu musuh Islam."
Dia juga menyatakan seseorang bekerja di institusi publik harus menjaga kerahasiaan profesinya. "Seorang mukmin harus menjaga keamanan negara dan lingkungannya serta melindungi agamanya," ujar Abdul Aziz seperti dikutip surat kabar Saudi, Okaz.
red: shodiq ramadhan
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Ahad (11/11/2012), Abdul Aziz mengumumkan fatwa itu saat menyampaikan khotbah Jumat di sebuah masjid di Ibu Kota Riyadh. Menurut dia, kaum Muslim di Saudi dilarang berhubungan dengan media asing karena perbuatan itu bisa mengungkap rahasia atau menyebabkan berbagai masalah.
Dia menilai umat Islam yang berhubungan dan berbicara dengan media asing sama dengan pengkhianat dan perbuatan kriminal. Mufti agung itu menyatakan bagi siapa pun yang menutup-nutupi perbuatan pelaku kriminal semacam itu bisa mengancam keamanan negara. "Perbuatan seperti itu tak bisa dibiarkan. Itu sama saja berkhianat dengan membantu musuh Islam."
Dia juga menyatakan seseorang bekerja di institusi publik harus menjaga kerahasiaan profesinya. "Seorang mukmin harus menjaga keamanan negara dan lingkungannya serta melindungi agamanya," ujar Abdul Aziz seperti dikutip surat kabar Saudi, Okaz.
red: shodiq ramadhan
No comments:
Post a Comment