tenda-tenda dadakan |
Ga
perlu setor ONH segala macam sebagai penduduk Mekkah langsung saja
berihram dari rumah dan niat haji, kemudian segera berangkat ke
Arafah. Di Arafah melaksanakan sholat Dzuhur di qashar atau diperpendek
menjadi 2 rakaat dilanjutkan dengan sholat Ashar yang juga di qashar.
Berdo’a dan berdzikir hingga Magrib menjelang. Bertepatan dengan adzan Magrib segera meninggalkal Arafah menuju Muzdfalifah.
Di
Muzdalifah sholat Magrib digabung dengan sholat Isha yang juga di
qashar. Ambil kerikil 7 butir dan beristirahat. Esok paginya setelah
sholat Subuh segera bergerak ke Mina untuk melontar jumrah Aqobah.
Dilanjut dengan bermalam 2 malam di Mina kemudian Thowaf Ifadhoh di
Masjidil Haram. Maka selesai sudah naik haji ala wak Ahmad.
Kami
berusaha melaksanakan ritual haji sesuai dengan apa yang dicontohkan
Rosulullah SAW. Tapi tidak seorang Umatpun yang sanggup utuh atau
sempurna menjalankan Sunnah Rosullullah SAW. Allahu ‘Alam.
***
jamaah resmi juga banyak yg gl |
Setelah mandi dan mengenakan pakaian Ihram tak lupa berwangi-wangi lebih
dulu. Kemudian dilanjutkan dengan sholat 2 rakaat dan niat haji. Jam 11
malam tanggal 8 dzul hijjah 1433 saya sudah janjian nunut pak Wardoyo
ada juga beberapa teman dengan keluarganya kami berangkat menuju
Aziziah. Alhamdulillah kami bisa parkir kendaraan di depan Sentral
Telepon Aziziah.
Tidak sembarang kendaraan bisa masuk Arafah hanya Bus-Bus besar karena
bisa banyak penumpang sekali angkut itupun Bus yang sudah punya izin
khusus masuk Arafah berupa stiker. Harus sedikit bersabar untuk
mendapatkan Bus yang mau mengakut ke Arafah secara omprengan kebanyakan
mereka hanya mau angkut penumpang secara borongan.
Akhirnya dapat juga Bus dengan ongkos 30 sr perorang, kami berangkat ke
Arafah lewat ring road bablas terus ke higway Mekkah-Thaif, berputar
masuk Arafah di depan Kampus Umm Quraa. Perjalanan cukup lancar sekitar
jam 1 tengah malam kami sudah tiba di Arafah.
setelah shola dzuhur & ashar berdzikir dan berdoa |
Pengalaman haji tahun kemarin saya ikut Penyelenggara Haji lokal ada
tenda disediakan memang tapi kami harus berimpitan karena banyaknya
jamaah. Kurang nyaman dan tidak khusuk jadinya. Jadi kelebihannya yang
kami rasakan dengan ikut penyelenggara haji cuma dapat ransum 3 kali.
Itu saja. Itu sebabnya saya putuskan naik haji tahun ini dengan cara
“Ngoboy”.
Kami diturunkan di areal belakang Masjid Namirah. Sekitar jam 1 tengah
malam suasana masih lengang. Kami segera cari lokasi untuk gelar tikar
dan sajadah. Saya bersama pak Roshid ambil tempat dibawah sebatang pohon
yang tumbuh disebelah Markas Pramuka Saudi.
Saya rebahkan badan. Antara tidur dan tidak saya dibangunkan pak Roshid
ketika suara merdu Adzan Fajar dari Masjid Namirah berkumandang. Kami
ikut berjamaah walau hanya kebagian shaf yang paling jauh di belakang.
Arafah mulai terang jamaah terus berdatangan. Ditampat saya gelaran yang
tadinya cuma kami berdua rupanya banyak juga peminatnya dalam waktu
singkat sudah penuh sesak. Disebelah saya ada jamaah asal Yaman yang
sudah lama bermukim di Jizan. Sebelah satunya lagi ada 5 orang anak muda
yang pasang tenda mereka ternyata warga Saudi penduduk lokal Mekkah
Menurut Hady jamaah Yaman tersebut banyak orang Saudi yang naik haji ala
Koboy seperti kami lantaran ongkosnya yang cukup mahal bisa mencapa
7-8.000 sr. menurut berita terakhir ada lebih 1 juta penduduk Saudi
termasuk Ekspatriat yang naik haji. Mereka datang ke Mekkah dengan
berbagai cara. Mereka pasang tenda plastik warna-warni dibanyak tempat
di Arafah.
Sekitar jam 11kira-kira satu jam sebelum Dzuhur jamaah masih terus
berdatangan. 3 Bus didepan kami terjebak diantara rangsekan jamaah
suasana sempat kacau.
pramuka saudi siap bantu jamaah |
Anak-anak
remaja Saudi anggota Pramuka nampak sibuk mereka siap membantu jamaah
yang memerlukan pertolongan. Dengan modal peta Arafah mereka mengantar
jamaah. Saya lihat banyak jamaah yang tersesat atau terpisah dari
rombongan. Mereka juga siap menolong yang sakit mengevakuasi ke rumah
sakit terdekat atau menghubungi Ambulan.
Mendekati
jam 12 pergerakan jamaah sudah mulai berkurang karena Arafah suda penuh
sesak. Bus yang terjebak tadi sama sekali tidak bisa bergerak.
Tampaknya jamaah yang mengerjakan haji sudah hadir semua di Arafah.
Kutbah
Arafah dari Masjid Namirah terdengar samar sementara jamaah terus
memadati tiap jengkal Arafah. Setelah kutbah kemudian dilanjutkan dengan
sholat Dzuhur yang di Qashar dan dijama’ dengan sholat Ashar yang juga
di qashar kemudian dilanjutkan dengan dzikir dan do’a.
hampir magrib wak ahmad dah siap-siap |
Untuk ukuran kami yang sudah terbiasa dengan cuaca panas Mekkah yang
beberapa hari sebelumnya sempat diguyur hujan. Cuaca Arafah hari itu
boleh dibilang sejuk. Walau demikian air mancur berupa pipa yang
didesain demikiar rupa sehingga menghasilkan hujan gerimis buatan tampak
diaktifkan menambah sejuknya udara.
Sementara pesawat Helicopter terus berputar di langit Arafah memantau
situasi. Saya sempat tidur sebentar. Setelah terjaga segelas teh panas
trkatiran mas Hady cukup mengembalikan kebugaran.
Sekitar jam 5 sore sebagian jamaah sudah berkemas untuk meninggalkan
Arafah. Jam 6 kurang lima menit saat adzan Magrib kami bersama jamaah
lainnya mulai bergerak meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah.
Saya dan teman-teman mencoba berjalan kaki dari Arafah menuju Muzdalifah
seperti yang pernah saya lakoni beberapa tahun yang lalu. Bersama
jamaah lainnya berdasarkan pengalaman bejalan kaki dari Arafah ke
Muzdalifah lebih cepat sampai ketimbang yang naik kendaraan.
pas adzan magrib jamaah bergerak menuju ke muzdalifah |
.
bersambung.
semua gambar milik ahmad saukani
sumber : http://www.kompasiana.com/mang_kani
No comments:
Post a Comment