Monday, April 16, 2012

Sholat Berjamaah Terbanyak di Dunia

Kuswantoro Marco Al-Ihsan
Masya Allah, luar biasanya sedapnya makan nasi bukhori plus ayam panggang atau Sayawayah buatan tangan-tangan pakistan maupun afganistan. Hmm, jangan-jangan bisa enak kaya gitu karena sudah tercampur dengan bulu-bulu tangannya yang lebat dan panjang, :D
Lagi enak-enaknya makan, tiba-tiba si kasir itu menutup pintu restoran dan menguncinya dari dalam. Lalu ia berdiri di depan pintu itu sambil menatapku dengan tatapan tidak sabar. Saya lihat di sekeliling ternyata cuma saya aja yang makan di restoran. Saya lantas heran, kan saya masih di dalam restoran, kok berani-beraninya ngurung saya di dalam. Wah wah mau cari perkara sama anak Tegal yang dah lama tinggal di lingkungan betawi yah. Saya langsung pasang kuda-kuda silat betawi Condet kampung sebelah. Saya paranin deh tuh si kasir,”Isy fi ya sodiq? Lisy inta gofel al bab? ana bagi akil” ucap saya dengan bahasa arab gadungan, pakai suara keras mirip Mandra deh, karena kalo nadanya lemah gemulai mungkin si kasir itu menganggap saya cuma angin lewat. “ma syufta hada?” lanjut saya sambil mengunyah ayam panggang Syawayah yang lezat disertai air liur yang menetes-netes supaya ia tahu bahwa betapa nikmatnya makan di kala lapar, dan betapa terganggunya saya saat itu :p
Gbr.(1) Nasi plus ayam panggang

Solah yah habib, sur’ah” ucap si kasir itu kepada saya. Ia memberitahukan kepada saya bahwa saatnya sholat magrib. Apa?? Solat magrib dari Hongkong,, Adzan aja belum, wah jangan-jangan tuh orang Islamnya beda yah. Hemm, saya gak mau bikin ribut sama dia, wong saya ini pendatang baru. Jadi mesti hati-hati. Gak banyak pikir, saya percepat gerakan naik-turun bibir dan gigi dengan kecepatan 80 km/jam, haha. Sayang kan, kalau nasi bukhorinya gak habis, 12 riyal gan! harga yang lumayan buat ukuran mahasiswa berkantong tipis. Gak sampai habis, akhirnya saya ucapkan selamat tinggal dengan si Syawayah itu. “Ma’alis ya Syawayah, ana mustahil li akil inta kullu” (#artinya, maafkan saya ayam panggang, saya gak bisa memakan kamu semuanya).
Keluarlah saya dari restoran itu dengan sedikit penyesalan menyisakan si Syawayah itu. Sambil berjalan menuju asrama, saya menyaksikan ada hal yang tidak biasa saya temui di Indonesia. Penasaran, saya lihat jam tangan waktu menujukkan jam 6 kurang 10 menit. Artinya sebentar lagi adzan magrib akan terdengar. Suasana menjadi lebih sepi, jalan raya terlihat lebih lengang, orang-orang yang berlalu-lalang semakin sedikit, toko-toko mulai ditutup, dan si penjaganya pun keluar dari toko menuju ke sebuah tempat. Saya semakin heran, lalu saya buntutilah si penjaga toko yang kulihat itu kemana dia akan pergi. Langkah demi langkah benar-benar saya perhatikan dari kejauhan, gang demi gang dilaluinya saya pun gak mau tertinggal langkah, sampai akhirnya ia berhenti di satu tempat dan terlihat banyak orang pula yang menuju tempat itu. Tempat itu adalah mesjid.
Gbr.(2) Masjid Terapung di pantai Laut Merah Jeddah
Oh kalo gitu, saya baru paham sekarang. Kenapa tadi saya diminta cepat untuk  menghabiskan makanan dan segera keluar dari restoran. Tenyata, kultur yang terbentuk di masyarakat Saudi adalah 15 menit sebelum adzan semua toko ditutup dan bersiap-siap pergi ke masjid untuk sholat berjamaah. Bila setelah adzan masih ada toko yang buka, tidak heran polisi syari’ah akan menegurnya bahkan memberikan sanksi kepada si pemilik toko. Subhanallah, aturannya luar biasa banget nget. Sehingga tak heran setelah 20 menit pasca adzan, suara iqomah bergemuruh saling bersahutan satu sama lainnya dari satu masjid ke masjid lainnya. Anak-anak sampai kakek-kakek , kecuali wanita, sudah membanjiri permadani cantik yang terhampar di dalam masjid. Suara imam yang merdu menambah syahdu dan khusuknya sholat berjamaah. Ayat Qur’an yang dibaca oleh imam adalah ayat-ayat panjang, seringnya jamaah sholat ikut terbawa sedih ketika ayat yang dibaca itu berkaitan dengan azab. Bagi orang-orang Arab, mereka paham makna setiap ayat yang dibaca oleh imam, namun bagi kebanyakan kaum pendatang, tentu untuk memahami itu perlu belajar bahasa Arab dan Qur’an itu sendiri.
Maka dari itulah saya katakan bahwa Arab Saudi adalah negara yang pantas mendapatkan rekor dunia yakni  jumlah orang terbanyak pada sholat berjamaah lima waktu di waktu yang bersamaan. Gak hanya sholat magrib dan isya yang ramai, tapi juga zuhur, ashar, bahkan subuh. Berbeda dengan di Indonesia, khususnya di Jakarta, jamaah sholat ramainya hanya di waktu magrib, waktu isya kebanyakan masih di dalam perjalanan, waktu subuh bangunnya kesiangan, waktu zuhur masih makan siang di kantin, waktu ashar masih asyik di mall, hehe,, bukannya nyindir yah tapi ini berdasarkan pengalaman tinggal di Jakarta.
Suatu ketika saya sedang berdiskusi dengan salah seorang Professor di bidang Integrated Water Resources Management di ruangannya. Sedang serius-seriusnya diskusi, tiba-tiba tedengarlah suara iqomah di masjid kampus. Lalu ia berkata,”Okay we’ll continue after sholah“. Subhanallah,,bersyukur sekali saya telah diingatkan oleh beliau untuk lebih mementingkan urusan dengan Tuhan daripada dengan urusan dunia. Saatnya sholat, ya sholat dulu, jangan ditunda-tunda katanya. Karena itu adalah bagian dari rasa syukur kita kepada Tuhan atas penciptaan kita di dunia.


Banyak keutamaan sholat berjamaah yang kita dapatkan. Salah satu keutamaan yang terkenal adalah pahala sholat berjamaah itu sebesar 27 kali lipat dibandingkan sholat sendiri. Kalau dipikir-pikir berapa lama sih sholat berjamaah di masjid bila dibandingkan dengan lamanya waktu yang kita habiskan untuk bekerja, fesbukan, YM-an, pleistesionan, bahkan tidur ngorok. Lalu berapa jauh sih jarak dari rumah ke masjid. Satu kilokah, dua kilokah. Palingan juga 100 meter aja. Apalagi tinggal di Indonesia, hampir tiap RT punya masjid atau musholla. Kalaupun di desa, pasti tiap dusun punya satu masjid. Di Arab Saudi,  belum lama ini dikeluarkannya fatwa bahwa sholat berjamaah di masjid hukumnya wajib loh, mengingat pentingnya sholat berjamaah.
Bro’s.. hidup di dunia ini cuma sekali aja loh, manfaatin waktu kita sebenar-benarnya buat ibadah. Kita hidup di dunia ini gak ada kewajiban lain selain untuk menyembah Tuhan kita. Kerja, cari uang itu adalah perantara aja supaya kita bisa tetap makan dan hidup, pantaskah kita melupakan Tuhan? Ya, minimal sholat berjamaah lima waktu di masjid.
————————–
Sumber gambar:
(1) dari     dokumentasi pribadi.
(2) dari     http://www.geolocation.ws/..

kuswantoro83.wordpress.com



Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment