Berita Heboh Arab Saudi akan Menggusur Makam Nabi
Beberapa hari terakhir ini beredar berita mengenai niat pemerintah Arab Saudi
untuk menggusur makam sebaik-baik manusia, Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kontan saja, hal ini menuai protes dan
kecaman dari berbagai lapisan umat Islam yang sangat mencintai dan mengagungkan
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semangat dan kecintaan
terhadap Nabi ini sesuatu yang sangat kita syukuri, kita ucapkan Alhamdulillah
pembelaan terhadap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam masih
menggelora di dada-dada umat Islam.
Namun rasa cinta dan pembelaan kita terhadap Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam hendaknya jangan menjadi suatu bumerang yang malah
dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk memecah belah barisan umat Islam itu
sendiri. Alangkah baiknya apabila berita ini kita teliti terlebih dahulu agar
kita tidak termasuk firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
إِن جَآءَكُمْ
فَاسِقٌ بِنَبَإٍ
فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ
فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat: 6)
Berita ini bersumber dari Fars News Agency, salah satu agensi berita atau
media Iran. Sebagaimana telah diketahui, Iran memiliki latar belakang ideologi
yang bertolak belakang dengan pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah yang diusung
oleh Arab Saudi dan pandangan-pandangan politiknya pun bersebrangan dengan
Riyadh dalam menyikapi isu-isu regional Timur Tengah ataupun isu internasional.
Tidak jarang Teheran melemparkan sebuah pernyataan sentimen yang memojokkan
Riyadh.
Selain itu, track record media-media Iran pun dikenal buruk dalam
ke-independen-an-nya dalam mengusung berita. Mereka tidak segan-segan untuk
melakukan kebohongan dan memanipulasi berita, demi tujuan dan kepentingan
mereka. Seperti saat Iran menjadi tuan rumah KTT Non-Blok pada tahun ini,
televisi Iran sengaja merubah terjemahan pidato Presiden Mesir, Muhammad Mursi,
yang disampaikan dalam bahasa Arab. Mursi mengutuk pemerintah Suriah atas
pembantaian terhadap rakyatnya dan mengjak dunia untuk membantu masyarakat
Suriah menuju kebebasan dan kebangkitan. Namun pidato tersebut diubah oleh
Telivisi Iran dengan terjemahan bahasa Persia, agar hendaknya dunia membantu
masyakarat Bahrain merdeka dari pemerintah mereka.
Sebagaimana kita ketahui, Suriah merupakan sekutu Iran, baik dalam ideologi
Syi’ah maupun pandangan politiknya. Sedangkan Bahrain adalah negara Ahlussunnah
atau Sunni dan masyarakat yang memberontak adalah Syi’ah. Oleh karena itu,
telivsi Iran memelesetkan terjemahan pidato Presiden Mesir agar pengaruh
Teheran di dunia Arab kian kuat. Simak video perubahan pidato tersebut:
Padahal, jangankan kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, rencana
memperluas mathaaf (tempat thawaf) di sekitar Ka’bah dengan merobohkan
tiang-tiang mashaabiih yang merupakan peninggalan atau sentuhan
peradaban khilafah Utsmani saja sampai sekarang tidak direalisasikan, karena
pemerintah Arab Saudi mempertimbangkan perasaan umat Islam secara umum dan
negeri Turki secara khusus.
Hal ini pun dibantah oleh pihak Kedutaan Besar Arab Saudi yang dikonfirmasi
oleh redaksi Sabili dengan langsung membantah fitnah tersebut. Mufti Saudi
tidak pernah memfatwakan seperti itu. Berita tersebut bersumber dari propaganda
Iran, “Mereka dengki karena haji tahun ini berlangsung sukses,” katanya
singkat.
Yang benar, proyek perluasan Masjid Nabawi meliputi sayap Timur dan Barat
masjid tanpa melakukan pengrusakan terhadap kuburan Nabi dan dua sahabatnya
yang mulia.
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap menjaga persatuan
umat Islam di atas petunjuk Nabi-Nya yang mulia, Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, dan menganugerahkan kita kecintaan kepada Nabi-Nya
serta menghancurkan tipu daya orang-orang yang hendak memecah belah persatuan
umat Islam.
Ditulis oleh Nurfitri Hadi, M.A (Tim Redaksi KonsultasiSyariah.com)
No comments:
Post a Comment