Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa
Rasulullah saw pernah berbicara dengan para pimpinan ulama yahudi, di
antara mereka Abdullah bin Shuriya dan Ka’ab bin Asad, Rasulullah saw
berkata: “Wahai kaum yahudi, takutlah pada Allah dan masuk islam-lah,
demi Allah sungguh kalin tahu bahwa yang aku bawa adalah benar” mereka
menjawab: “Kami tidak tahu itu wahai Muhammad, mereka menolak apa yang
telah mereka ketahui ilmunya dan terus dalam kekafiran. Maka Allah swt
menurunkan ayat ini. (Tafsir Al-Munir Lizzuhaili: 5: 102)
b. Intisari Tafsir
Allah swt memerintahkan Ahluk Kitab Yahudi dan
Nasrani untuk beriman terhadap Al-Quran yang diturunkan kepada nabi
Muhammad saw sebagai pembenar atas kitab-kitab samawi terdahulu.
Kemudian Allah swt mengancam, sekiranya mereka tidak melakukan itu,
Allah akan mengubah wajah mereka lalu diputar ke belakang sebagai
penghinaan atau dihancurkan seperti orang-orang yang berbuat maksiat
pada hari sabtu (ashabus sabt) atau dikutuk menjadi kera dan babi. Dan
sungguh perkara Allah itu pasti terlaksana, ketika Dia telah menetapkan
sesuatu tidak ada yang bisa menghalangi dan menyelisihi-Nya.
Dan Allah swt tidak akan mengampuni orang yang
mati dalam keadaan musyrik dan belum bertaubat ketika hidup di dunia,
akan tetapi jika ia mau bertaubat sebelum ajal menjemput, Allah akan
mengampuninya, sebagaimana ditegaskan oleh Allah swt: “Katakanlah kepada
orang-orang yang kafir itu, “jika mereka berhenti (dari kekafirannya),
niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu..”. (QS Al Anfal: 38)
Allah menyebut orang musyrik sebagai muftari atau
pembohong lantaran mereka berani berkata palsu tentang keesaan Allah
dan mengatakan bahwa Allah memiliki sekutu dari kalangn makhluk,
memiliki teman bahkan anak. Mereka ini jelas-jelas telah berbohong.
Syirik ada dua macam, yaitu syirik besar dan
syirik kecil. Syirik besar mengakibatkan pelakunya ke luar dari agama
Islam, serta kekal selama-lamanya dalam neraka bila tidak taubat
darinya. Adapun syirik kecil tidak mengeluarkan pelakunya dari dienul
Islam, hanya mengurangi nilai tauhid dan dapat menghantarkan kepada
syirik besar jika tidak segera ditanggulangi. (Tafsir Al-Munir Lizzuhaili: 5: 103, Kitab Tauhid Syaikh Shalih Fauzan dan Kitab Tauhid Syaikh Abdul Wahab At Tamimi)
c. Hadits
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: ‘Aku adalah sekutu yang
paling tidak memerlukan sekutu, barangsiapa melakukan suatu amalan
dengan menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, Aku meninggalkannya dan
sekutunya’.” (HR Muslim no 5300)
d. Panduan Amal
Contoh bentuk-bentuk syirik di zaman sekarang
-
Meminta kepada selain Allah disamping meminta kepada-Nya
-
Meyakini bahwa para nabi dan wali mengetahui perkara-perkara yang ghaib
-
Menyetarakan cinta pada makhluk dengan cintanya kepada Allah
-
Mentaati makhluk dalam hal menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah
-
Meyakini bahwa ada makhluk yang sudah mati atau makhluk ghaib yang bisa mengatur dan mendatangkan madharat.
-
Membuat undang-undang yang bertentangan dengan syariat Islam
e. Khazanah Pengetahuan
Sekilas tentang tauhid dan macam-macamnya
Tauhid berarti mengesakan Allah semata dalam
beribadah dan tidak menyekutukan-Nya. Ini merupakan ajaran semua rasul
dan pokok semua ajaran. Jika pokok ini tidak ada, amal perbuatan jadi
tidak bermanfaat dan gugur karena tidak sah tanpa landasan tauhid.
Ulama membagi tauhid dalam tiga macam yaitu: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Asma’ wa Shifat.
1. Tauhid Rububiyah adalah: mengakui bahwa
tidak ada penguasa seluruh alam kecuali Allah yang menciptakan dan
member rizki. Tauhid ini juga diikrarkan oleh orang musyrik dahulu, akan
tetapi pernyataan mereka tidak membuat mereka masuk Islam dan
membebaskan mereka dari api neraka, karena mereka tidak mewujudkan
Tauhid Uluhiyah, bahkan mereka berbuat syirik dengan memalingkan ibadah
kepada selain Allah.
2. Tauhid Uluhiyah disebut juga tauhid
Ibadah, yaitu mengesakan Allah dalam seluruh amalan ibadah yang
diperintahkan seperti tawakal, khusyu’, takut, meminta pertolongan,
menyembelih, nazar dan ibadah lainnya yang Allah perintahkan.
3. Tauhid Asma’ wa Shifat yaitu mengimani
bahwa Allah swt memiliki zat yang tidak serupa dengan makhluknya dan
memiliki sifat yang tidak serupa dengan makhluknya. Dan nama-nama Allah
dengan jelas menyatakan sifat-sifat-Nya yang sempurna secara mutlak.
Sebagaimana ditegaskan oleh Allah lewat firman-Nya: “Tidak ada
sesuatupun yang menyerupainya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha
Melihat”. (QS As-Syura:11) (Kitab Tauhid oleh Shalih Fauzan juz 1)
f. Doa Ma’tsur
Doa agar terhindar dari syirik
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ مِمَّا لاَ أَعْلَمُ.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu, agar
tidak menyekutukan kepadaMu, sedang aku mengetahuinya dan minta ampun
terhadap apa yang tidak aku ketahui.” (HR Ahmad no 4/403)
http://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2013/04/08/tafsir-surat-an-nisa-ayat-47-50-hukum-syirik/
http://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2013/04/08/tafsir-surat-an-nisa-ayat-47-50-hukum-syirik/
No comments:
Post a Comment