Hidayatullah.com--Menteri
Urusan Agama, Waqaf dan Dakwah Arab Saudi, Syeikh Sholeh bin Abdul Aziz
Alu Syeikh menjelaskan bahwa sesungguhnya waqaf dalam Islam masuk masyru' (disyariatkan) dan ia adalah sunnah islamiyah yang belum pernah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya.
"Bahkan contoh paling menonjol dari shadaqoh jariyah dalam hadits
Nabi adalah waqaf, dan tidak ada satu sahabat pun yang memiliki
kemampuan untuk berwaqaf kecuali ia pasti berwaqaf," demikian ujar
Syeikh Sholeh bin Abdul Aziz Alu Syeikh, dalam Muktamar Waqaf Islami
ke-4 yang berlangsung selama dua hari (30-31 Maret 2013) di Gedung
Istimewa Aula Raja Sa’ud Kampus Universitas Islam Madinah (UIM).
Manfaat waqaf sendiri menurut, Syeikh Sholeh telah berlangsung dan dirasakan sejak zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi Wassalam sampai sampai saat ini.
"Manfaat waqaf itu sangat dirasakan sejak zaman Rasulullah dan Sahabat yang saat itu masih mengandalkan baitul maal dalam pengelolaan dana waqaf, lalu berlanjut di zaman khilafah Islamiyah sampai zaman kita ini. Mulai dari pembangunan, pendidikan, militer, pengairan, pernikahan pemuda pemudi Islam dll," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa manfaat waqaf menurut sebagian ulama tidak hanya dikhususkan untuk umat Islam saja, bahkan bermanfaat bagi non Muslim.
"Bahkan untuk non Muslim pun boleh, jika terjadi darurat. Bahkan untuk hewan pun ada bagiannya dari waqaf tersebut," lanjutnya.
Sementara menurut Ketua Majelis Syura Kerajaan Arab Saudi, Dr. Abdullah bin Muhammad Ibrahim Alu Syeikh, bahwa waqaf memiliki peranan penting dalam melengkapi dan menumbuhkan asas ekonomi dan sosial antar umat Islam se-dunia.
Sebagaimana waqaf juga berperan penting dalam pemerataan kekayaan umat yang memberi manfaat, sebagaimana ia juga menjadi ibadah yang penting dalam mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Acara ini dihadiri oleh Menteri Agama, Waqaf dan Dakwah Arab Saudi, Syeikh Sholeh bin Abdul Aziz Alu Syeikh. Acara ini juga dihadiri Imam dan Khatib Masjid Nabawi Syeikh Ali Hudzaifi.
Dalam muktamar waqaf ke-4 ini dibahas 45 judul penelitian seputar waqaf islami dari 45 Doktor muslim/muslimah, ikut serta dalam penelitian ini 35 negara-negara Muslim sedunia, di antaranya: Arab Saudi, Mesir, Maladewa, Kuwait, Bahrain, Yordania, Yaman, Sudan, Indonesia, Malaysia dan China.
Panitia juga mengudang tamu-tamu asal Indonesia. Di antaranya adalah: Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) TAZKIA Dr. Muhammad Syafii Antonio, Mec dan Pimpinan Pondok Pesantren Darun Najah Jakarta Dr.KH.Sofwan Manaf, M.Si.*/Muhammad Dinul Haq, Madinah
Red: Cholis Akbar
Manfaat waqaf sendiri menurut, Syeikh Sholeh telah berlangsung dan dirasakan sejak zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi Wassalam sampai sampai saat ini.
"Manfaat waqaf itu sangat dirasakan sejak zaman Rasulullah dan Sahabat yang saat itu masih mengandalkan baitul maal dalam pengelolaan dana waqaf, lalu berlanjut di zaman khilafah Islamiyah sampai zaman kita ini. Mulai dari pembangunan, pendidikan, militer, pengairan, pernikahan pemuda pemudi Islam dll," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa manfaat waqaf menurut sebagian ulama tidak hanya dikhususkan untuk umat Islam saja, bahkan bermanfaat bagi non Muslim.
"Bahkan untuk non Muslim pun boleh, jika terjadi darurat. Bahkan untuk hewan pun ada bagiannya dari waqaf tersebut," lanjutnya.
Sementara menurut Ketua Majelis Syura Kerajaan Arab Saudi, Dr. Abdullah bin Muhammad Ibrahim Alu Syeikh, bahwa waqaf memiliki peranan penting dalam melengkapi dan menumbuhkan asas ekonomi dan sosial antar umat Islam se-dunia.
Sebagaimana waqaf juga berperan penting dalam pemerataan kekayaan umat yang memberi manfaat, sebagaimana ia juga menjadi ibadah yang penting dalam mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Acara ini dihadiri oleh Menteri Agama, Waqaf dan Dakwah Arab Saudi, Syeikh Sholeh bin Abdul Aziz Alu Syeikh. Acara ini juga dihadiri Imam dan Khatib Masjid Nabawi Syeikh Ali Hudzaifi.
Dalam muktamar waqaf ke-4 ini dibahas 45 judul penelitian seputar waqaf islami dari 45 Doktor muslim/muslimah, ikut serta dalam penelitian ini 35 negara-negara Muslim sedunia, di antaranya: Arab Saudi, Mesir, Maladewa, Kuwait, Bahrain, Yordania, Yaman, Sudan, Indonesia, Malaysia dan China.
Panitia juga mengudang tamu-tamu asal Indonesia. Di antaranya adalah: Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) TAZKIA Dr. Muhammad Syafii Antonio, Mec dan Pimpinan Pondok Pesantren Darun Najah Jakarta Dr.KH.Sofwan Manaf, M.Si.*/Muhammad Dinul Haq, Madinah
Red: Cholis Akbar
No comments:
Post a Comment