Kita sudah mengetahui bahwa di antara kekasih Allah (kholilullah) adalah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.
Kita tahu bahwa beliau adalah imam, suri tauladan yang baik, taat pada
Allah dan bersih dari kesyirikan. Namun coba lihat bagaimanakah Nabi
Ibrahim yang mulia masih khawatir terjerumus dalam syirik. Lantas apakah
kita yang sebagai manusia biasa pantas merasa aman dari kesyirikan?
Nabi Ibrahim Al Kholil pernah berdo’a pada Allah sebagaimana disebutkan dalam ayat,
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آَمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala (shonam).” (QS. Ibrahim: 35).
Mengenal Shonam dan Watsan
Shonam adalah patung yang dipahat dalam bentuk manusia. Sedangkan ada istilah lain yaitu watsan yang berarti sesuatu yang dipahat dalam bentuk selain manusia. Demikian disebutkan oleh Ibnu Jarir Ath Thobari dari Mujahid.
Namun yang jelas, shonam adalah sesuatu yang berbentuk gambar atau patung. Sedangkan watsan tidak berbentuk seperti itu, contohnya adalah batu dan bangunan. Watsan bisa dimutlakkan untuk shonam. Sebagian salaf ada yang memaknakan seperti itu.
Do’a Ibrahim pada Keturunannya
Do’a Ibrahim adalah supaya Allah menjauhkan dirinya dan keturunannya
dari peribadahan pada berhala. Do’a ini pun terkabul karena Allah
anugerahkan pada Ibrahim dengan keturunan yang menjadi nabi dan mereka
dijauhkan dari peribadahan semacam itu.
Kenapa sampai Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bisa meminta seperti itu pada Allah Ta’ala? Karena kebanyakan manusia telah terfitnah pada penyembahan pada berhala. Sebagaimana kita dapat melihat dalam ayat,
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ
“Ya Rabbku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia”
(QS. Ibrahim: 36). Dari sini, beliau khawatir umatnya menyembah berhala
dan ia pun berdo’a pada Allah supaya dirinya dan keturunannya
diselamatkan dari peribadahan tersebut.
Jika Ibrahim Demikian Adanya
Syaikh Sulaiman bin ‘Abdullah bin Muhammad At Tamimi rahimahullah berkata,
“Jika Nabi Ibrahim saja demikian adanya, sampai meminta pada Allah agar
dirinya dan keturunannya dijauhkan dari penyembahan terhadap berhala,
maka bagaimana pendapatmu dengan yang lainnya?” Tentu mereka lebih
pantas banyak memohon do’a seperti itu.
Sebagaimana Ibrahim At Taimi berkata,
مَنْ يَأْمَنُ مِنَ البَلاَءِ بَعْدَ إِبْرَاهِيْمَ؟
“Siapa lagi yang merasa aman dari musibah kesyirikan setelah Ibrahim?!” Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim.
Hal ini membuat kita mesti khawatir pada kesyirikan. Tidak seperti
yang dikatakan oleh orang-orang jahil bahwasanya kesyirikan tidak
mungkin terjadi pada umat ini. Jika mereka merasa aman dari syirik,
tidak khawatir sama sekali, maka merekalah yang biasa terjerumus dalam
kesyirikan.
Do’a agar terselamatkan dari kesyirikan …
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan
syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik
yang tidak kuketahui”. Disebutkan dalam Musnad Abu Ya’la namun dengan sanad dho’if sebagaimana kata Syaikh Husain Salim Asad. Tapi makna do’a ini shahih.
Semoga Allah menganugerahkan kepada kita iman dan selamat dari kesyirikan, serta khawatir terjerumus di dalamnya.
---
@ Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, menjelang shalat Maghrib, 26 Jumadal Ula 1434 H
No comments:
Post a Comment