
"Saya ingin sekali berhaji, tapi tak punya uang," kata pria 47 tahun itu seperti dimuat situs Onislam.net 22 Oktober 2012. "Saya lalu memutuskan untuk berjalan kaki ke Arab Saudi, dengan bekal 200 euro (setara Rp2,5 juta)."
Hadzic berangkat dari kampung halamannya, Desa Banovici di utara Bosnia Desember 2011 lalu. Ia menempuh perjalanan 5.900 kilometer menuju Mekah, 12 hingga 20 mil mampu ia tempuh setiap hari. Menenteng ransel besar seberat 20 kilo, salah satunya berisi Al-Quran yang dia lindungi pembungkus plastik agar tak basah.
Ia juga membawa peta, dan
bendera enam negara lain yang ia lalui, sembari merasakan suhu yang
teramat dingin, minus 35 derajat Celsius di Bulgaria, hingga superpanas
44 Celsius di Yordania. "Saya tidur di masjid, sekolah, dan tempat lain,
termasuk di rumah orang-orang berhati mulia yang ingin meringankan
beban saya," kata dia.
Orang-orang di sepanjang jalan yang ia lintasi kerap bertanya, apakah ia tak jeri dan ngeri melintasi wilayah-wilayah menakutkan, yang menjadi ajang pertumpahan darah. Dan Hadzic menjawab, "Mengapa harus takut? Allah menyertaiku."
Orang-orang di sepanjang jalan yang ia lintasi kerap bertanya, apakah ia tak jeri dan ngeri melintasi wilayah-wilayah menakutkan, yang menjadi ajang pertumpahan darah. Dan Hadzic menjawab, "Mengapa harus takut? Allah menyertaiku."
Melintasi Suriah
Seperti dimuat Daily Times, Selasa 23 Oktober 2012 keyakinannya atas kuasa Ilahi ia buktikan saat April lalu Hadzic melintasi wilayah Suriah yang dicekam perang saudara. Dalam 11 hari ia menempuh jarak 500 kilometer, melewati Aleppo dan Damaskus, lolos dari puluhan pos pemeriksaan yang dijaga pasukan pro pemerintah dan pemberontak. Tak sekali pun dia ditahan.
Suatu hari ia tiba di pos yang dijaga tentara pasukan pro pemerintah. Hadzic diminta untuk mengosongkan ranselnya. "Ketika saya menunjukkan Al-Quran yang saya bawa, dan menjelaskan saya sedang berjalan kaki untuk berhaji ke Mekah, mereka langsung membiarkan saya pergi," kata dia. "Perjuangan yang saya lakukan atas nama Allah, demi Islam, untuk Bosnia--Herzegovina, orang tua, dan adik saya."
Perjuangan berat Hadzic akhirnya terbayar. Ia tiba di Tahan Suci Sabtu 20 Oktober 2012. "Aku tak merasa lelah, hari itu adalah yang terbaik dalam hidupku."
Perjuangan fisik Hadzic memang telah berlalu, sementara perjalanan spiritualnya baru saja dimulai. Dan, setelah mengumumkan kedatangannya di Mekah melalui akun Facebook, muslim yang taat itu langsung mengayunkan langkahnya menuju Masjidil Haram.
Seperti dimuat Daily Times, Selasa 23 Oktober 2012 keyakinannya atas kuasa Ilahi ia buktikan saat April lalu Hadzic melintasi wilayah Suriah yang dicekam perang saudara. Dalam 11 hari ia menempuh jarak 500 kilometer, melewati Aleppo dan Damaskus, lolos dari puluhan pos pemeriksaan yang dijaga pasukan pro pemerintah dan pemberontak. Tak sekali pun dia ditahan.
Suatu hari ia tiba di pos yang dijaga tentara pasukan pro pemerintah. Hadzic diminta untuk mengosongkan ranselnya. "Ketika saya menunjukkan Al-Quran yang saya bawa, dan menjelaskan saya sedang berjalan kaki untuk berhaji ke Mekah, mereka langsung membiarkan saya pergi," kata dia. "Perjuangan yang saya lakukan atas nama Allah, demi Islam, untuk Bosnia--Herzegovina, orang tua, dan adik saya."
Perjuangan berat Hadzic akhirnya terbayar. Ia tiba di Tahan Suci Sabtu 20 Oktober 2012. "Aku tak merasa lelah, hari itu adalah yang terbaik dalam hidupku."
Perjuangan fisik Hadzic memang telah berlalu, sementara perjalanan spiritualnya baru saja dimulai. Dan, setelah mengumumkan kedatangannya di Mekah melalui akun Facebook, muslim yang taat itu langsung mengayunkan langkahnya menuju Masjidil Haram.
Artikel Terkait:
Haji
- Bolehkah Kenakan Kain Ihram di Jeddah?
- Cegah Jamaah Nakal, Arab Saudi Terapkan Sistem Elektronik
- Arab Saudi Pakai Teknologi Tinggi Untuk Cegah Jamaah Haji Ilegal
- Jeddah : Kota Islam yang Kosmopolitan
- Jalur Tawaf Khusus Orang Cacat Dibangun di Masjid al-Haram
- Masjidil Haram Direnovasi untuk Lansia dan Pengguna Kursi Roda
- Saudi Terapkan Sistem Pelayanan Elektronik Umrah
- Arab Saudi Tak Setujui Pendirian Kampung Indonesia
- Arab Saudi Memang Panas, Teknologi Bikin Sejuk
- Naik Haji Ala TKI
Kisah
- Pria berumur 137 tahun di Saudi
- Awal Terjadinya Kedua Jenis Syirik Di Tengah Bangsa Arab Dan Lainnya, Serta Diutusnya Nabi Yang Terakhir, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
- Awal terjadinya syirik pada kaum Nabi Ibrahim ‘alaihi salam dalam bentuk penyembahan terhadap kumpulan tata surya
- Surat Nasihat Ulama Saudi kepada Gubernur Jazan dan Balasan Gubernur
- Hadits Bitoqoh – Kartu “sakti” Bernama Tauhid
- Sudah 45 Tahun Rohingya Hidup Damai di Arab Saudi
- Fenomena Berita “Deportasi Orang Ganteng Di Saudi”
- "Pukulan telak Syekh Nashir Al-'Umar kepada Amerika"
- Deportasi Orang Ganteng Dalam Syariat Islam
- Refleksi kehidupan wanita (domisili) Saudi; terkungkung atau kembali pada fitrah
Rihlah
- Sebotol Air Minum di Arab Saudi
- Jeddah : Kota Islam yang Kosmopolitan
- Kawah Seputih Mutiara di Tengah Gurun Arab Saudi
- Arab Saudi Dirikan Gerbang Mekkah
- Fenomena Berita “Deportasi Orang Ganteng Di Saudi”
- Deportasi Orang Ganteng Dalam Syariat Islam
- Yang Segar-segar di Arab Saudi, Susu Unta!
- Manggis dan Rambutan Indonesia Dijual Mahal di Arab Saudi
- Meski di Saudi Bisa, Tapi “Ngebut” 15Okm/Jam Sangat Berbahaya!
- Ada Bus Khusus Orang Dewasa Penyandang Cacat di Saudi
No comments:
Post a Comment