Metrotvnews.com, Tokyo: Pemerintahan Shinzo Abe
berharap bisa mendampingi Arab Saudi dalam pengembangan pembangkit
listrik tenaga nuklir. Tawaran ke negara lain semacam itu merupakan yang
pertama kalinya bagi Jepang, sejak bencana nuklir yang terjadi di
Fukushima pada 2011 silam.
Kesepakatan itu tercapai setelah Menteri Perindustrian Jepang Toshimitsu Motegi, bertemu dengan Wakil Presiden urusan Energi Atom dan Terbarukan Kota King Abdullah, Waleed Hussain Abulfaraj, pada 9 Februari.
Menurut Abulfaraj, pada 2030 Saudi berencana untuk memasok 20% suplai energi domestik negaranya dari instalasi nuklir. Untuk itu, mereka pun meminta kerja sama dari Jepang.
Saudi yang merupakan negara produsen minyak terbesar di dunia, saat ini belum memiliki pembangkit nuklir. Disebutkan bahwa mereka berencana membangun sekitar 16 pembangkit nuklir karena konsumsi minyaknya terus melambung seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk.
Langkah Jepang untuk bekerja sama dengan Saudi itu pun menunjukkan keinginan Perdana Menteri Abe untuk mengekpor instalasi nuklir.
Dalam rencana anggaran awal Jepang untuk fiskal 2013, pemerintah telah mengalokasikan 1,2 miliar yen atau sekitar Rp126 miliar, untuk membantu perusahaan-perusahaan Jepang melakukan penelitian membangun instalasi nuklir di luar negeri dan mengembangkan sumber daya manusia.
Kendati begitu, Jepang dan Saudi belum menandatangani pakta kerja sama nuklir untuk ekspor instalasi nuklir.
Terkait kemungkinan kedua negara itu membahas penandatanganan pakta, Motegi mengatakan, "Kita belum sampai tahap itu."
Pada 2009 lalu, Jepang kalah bersaing dengan Korea Selatan untuk memenangkan kontrak nuklir dari Abu Dhabi dan saat ini, negara itu tidak ingin mengulangi kegagalan yang sama. (asahi/*/Ray)
Kesepakatan itu tercapai setelah Menteri Perindustrian Jepang Toshimitsu Motegi, bertemu dengan Wakil Presiden urusan Energi Atom dan Terbarukan Kota King Abdullah, Waleed Hussain Abulfaraj, pada 9 Februari.
Menurut Abulfaraj, pada 2030 Saudi berencana untuk memasok 20% suplai energi domestik negaranya dari instalasi nuklir. Untuk itu, mereka pun meminta kerja sama dari Jepang.
Saudi yang merupakan negara produsen minyak terbesar di dunia, saat ini belum memiliki pembangkit nuklir. Disebutkan bahwa mereka berencana membangun sekitar 16 pembangkit nuklir karena konsumsi minyaknya terus melambung seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk.
Langkah Jepang untuk bekerja sama dengan Saudi itu pun menunjukkan keinginan Perdana Menteri Abe untuk mengekpor instalasi nuklir.
Dalam rencana anggaran awal Jepang untuk fiskal 2013, pemerintah telah mengalokasikan 1,2 miliar yen atau sekitar Rp126 miliar, untuk membantu perusahaan-perusahaan Jepang melakukan penelitian membangun instalasi nuklir di luar negeri dan mengembangkan sumber daya manusia.
Kendati begitu, Jepang dan Saudi belum menandatangani pakta kerja sama nuklir untuk ekspor instalasi nuklir.
Terkait kemungkinan kedua negara itu membahas penandatanganan pakta, Motegi mengatakan, "Kita belum sampai tahap itu."
Pada 2009 lalu, Jepang kalah bersaing dengan Korea Selatan untuk memenangkan kontrak nuklir dari Abu Dhabi dan saat ini, negara itu tidak ingin mengulangi kegagalan yang sama. (asahi/*/Ray)
No comments:
Post a Comment