Jakarta, (Analisa). PT
Pertamina (Persero) mengungkapkan 50% kebutuhan gas LPG (Liquefied
petroleum gas) alias Elpiji di Indonesia diimpor dari luar negeri.
Hal ini
karena kapasitas kilang Pertamina tidak mencukupi, sementara dari sisi
produksi Indonesia negara yang berlimpah dengan pasokan gas.
Vice Presiden Gas Domestik PT Pertamina (Persero) Gigih Wahyu mengatakan 50% kebutuhan gas LPG nasional masih diimpor dari negara lain, terbesar dari Arab Saudi, khususnya dari perusahaan Saudi Aramco.
"50% kebutuhan gas LPG nasional masih impor dari negara lain. Ini karena kapasitas kilang Pertamina tidak mencukupi, karena dulu gas belum menjadi kebutuhan dasar sehingga kilang yang dimiliki lebih difokuskan untuk mengolah minyak menjadi BBM," kata Gigih ketika dihubungi, Kamis (21/2).
Gigih mengakui terminal depot (floating storage) gas LPG yang dimiliki saat ini masih lemah dan masih tergantung dari negara lain.
"Kita akui terminal depot kita masih lemah, dari seluruh floating storage yang ada di darat dan di laut hanya cukup 16 hari. Dan sebagian besar ada di laut, dimana jika impor kapalnya sewa dan kalau kapalnya telat datang, stok LPG bisa kosong di pasaran," ungkap Gigih.
Diungkapkan Gigih, saat ini Pertamina hanya memiliki 2 floating storage dengan kapasitas masing-masing 44.000 Matrik Ton (MT).
"Kita punya floating storage di laut hanya ada dua, pertama di Teluk Semangka dekat ujungnya Lampung, dan di Kalbut, Sitobondo Jawa Timur dengan kapasitas masing-masing 44.000 MT, tapi itu di laut yang di daratnya hanya sedikit, sementara kalau di laut itu rawan sekali, seperti ombak tinggi Januari lalu, ombak tinggi 6 meter, kapal tidak bisa merapat, bahkan kapal kita satu karam akibat memaksakan agar gas LPG bisa tersalurkan," ungkapnya lagi.
Untuk itu, dalam 5 tahun kedepan Pertamina merencanakan pembangnan floating storage yang jauh lebih besar kapasitasnya yakni 2 floting storage dengan kapasitas 100.000 MT.
"2015 kita targetkan ada 2 floating storage dengan kapasitas masing-masing 100.000 MT. Untuk lokasi floating storage di Teluk Semangka kita akan tarik ke darat dan akan dibangun di Tanjung Sekong Merak, Banten, sedangkan yang satunya ada di Jatim namun lokasinya masih dicari yang mana yang pas," tandasnya.(dtc)
Vice Presiden Gas Domestik PT Pertamina (Persero) Gigih Wahyu mengatakan 50% kebutuhan gas LPG nasional masih diimpor dari negara lain, terbesar dari Arab Saudi, khususnya dari perusahaan Saudi Aramco.
"50% kebutuhan gas LPG nasional masih impor dari negara lain. Ini karena kapasitas kilang Pertamina tidak mencukupi, karena dulu gas belum menjadi kebutuhan dasar sehingga kilang yang dimiliki lebih difokuskan untuk mengolah minyak menjadi BBM," kata Gigih ketika dihubungi, Kamis (21/2).
Gigih mengakui terminal depot (floating storage) gas LPG yang dimiliki saat ini masih lemah dan masih tergantung dari negara lain.
"Kita akui terminal depot kita masih lemah, dari seluruh floating storage yang ada di darat dan di laut hanya cukup 16 hari. Dan sebagian besar ada di laut, dimana jika impor kapalnya sewa dan kalau kapalnya telat datang, stok LPG bisa kosong di pasaran," ungkap Gigih.
Diungkapkan Gigih, saat ini Pertamina hanya memiliki 2 floating storage dengan kapasitas masing-masing 44.000 Matrik Ton (MT).
"Kita punya floating storage di laut hanya ada dua, pertama di Teluk Semangka dekat ujungnya Lampung, dan di Kalbut, Sitobondo Jawa Timur dengan kapasitas masing-masing 44.000 MT, tapi itu di laut yang di daratnya hanya sedikit, sementara kalau di laut itu rawan sekali, seperti ombak tinggi Januari lalu, ombak tinggi 6 meter, kapal tidak bisa merapat, bahkan kapal kita satu karam akibat memaksakan agar gas LPG bisa tersalurkan," ungkapnya lagi.
Untuk itu, dalam 5 tahun kedepan Pertamina merencanakan pembangnan floating storage yang jauh lebih besar kapasitasnya yakni 2 floting storage dengan kapasitas 100.000 MT.
"2015 kita targetkan ada 2 floating storage dengan kapasitas masing-masing 100.000 MT. Untuk lokasi floating storage di Teluk Semangka kita akan tarik ke darat dan akan dibangun di Tanjung Sekong Merak, Banten, sedangkan yang satunya ada di Jatim namun lokasinya masih dicari yang mana yang pas," tandasnya.(dtc)
No comments:
Post a Comment