Segala puji hanyalah bagi Allah, satu-satunya Rabb yang
berhak disembah, tiada sekutu bagi-Nya. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada Rasulullah, yang senantiasa mengajak umatnya
untuk selalu mengesakan Allah dan meninggalkan seluruh sesembahan selain
Allah.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, sesungguhnya kesyirikan adalah
dosa dan kezhaliman yang paling besar.Allah Ta’ala berfirman (yang
artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan
akan mengampuni dosa yang levelnya di bawah syirik bagi orang yang Dia
kehendaki” (QS. An Nisaa : 48)
Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan mengatakan, “Dari ayat ini jelaslah
bahwa syirik adalah dosa yang paling besar karena Allah Ta’ala
menerangkan bahwa Dia tidak akan mengampuni dosa syirik jika pelakunya
tidak bertaubat. Hal tersebut mewajibkan hamba untuk merasa sangat takut
terhadap kesyirikan. Karena kesyirikan adalah sejelek-jeleknya
kejelekan, sezhalim-zhalimnya kezhaliman, merendahkan Rabb semesta alam,
dan berlawanan dengan tujuan penciptaan makhluk” (Fathul Majid, hal. 75
dengan diringkas)
Maka wajib bagi seorang muslim untuk merasa takut dari kesyirikan.
Dan seorang muslim yang benar-benar takut terjatuh ke dalam kesyirikan
adalah seorang muslim yang mau mempelajari apa itu hakikat kesyirikan
agar ia tidak terjatuh ke dalamnya. Sebagaimana ungkapa seorang penyair :
Aku mengetahui keburukan bukan untuk melakukannya, tapi untuk menjauhinya…
Siapa yang tidak mengetahui keburukan dari kebaikan, dia akan terjatuh ke dalamnya…
Memahami hakikat kesyirikan
Syirik adalah menjadikan sekutu atau tandingan bagi Allah Ta’ala dalam salah satu hak khusus Allah.(Rāsaa-il fil ‘Aqidah, hal. 434). Hak khusus Allah meliputi sifat rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, dan nama dan sifat-Nya.
Syirik adalah menjadikan sekutu atau tandingan bagi Allah Ta’ala dalam salah satu hak khusus Allah.(Rāsaa-il fil ‘Aqidah, hal. 434). Hak khusus Allah meliputi sifat rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, dan nama dan sifat-Nya.
Kesyirikan dalam rububiyyah Allah
Rububiyyah Allah adalah segala hal yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan Allah, semisal menghidupkan, mematikan, memberi rizki, dan mengatur alam semesta.Maka, meyakini adanya pemberi rizki dan pengatur alam semesta ini selain Allah merupakan bentuk kesyirikan dalam rububiyyah Allah.
Rububiyyah Allah adalah segala hal yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan Allah, semisal menghidupkan, mematikan, memberi rizki, dan mengatur alam semesta.Maka, meyakini adanya pemberi rizki dan pengatur alam semesta ini selain Allah merupakan bentuk kesyirikan dalam rububiyyah Allah.
Contohnya, meyakini adanya “dewi kesuburan” yang menjaminkesuburan
tumbuh-tumbuhan ataupun adanya jin penguasa laut adalah bentuk
kesyirikan dalam rububiyyah Allah karena keyakinan akan adanya pemberi
rizki,pengatur, dan penguasa alam selain Allah.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah yang menciptakan
kalian, memberi kalian rizki, mematikan kalian, lalu menghidupkan
kalian.Apakah ada diantara mereka yang kalian jadikan sekutu bagi Allah
itu mampu melakukan hal-hal tersebut?Maha suci dan maha tinggi Allah
dari apa yang mereka persekutukan” (QS. Ar Ruum : 30)
Kesyirikan dalam uluhiyyah Allah
Uluhiyyah Allah adalah segala hal yang berkaitan dengan ibadah seorang hamba.Syirik dalam uluhiyyah Allah berarti mempersembahkan ibadah kepada selain Allah. Untuk memahami syirik jenis ini, tentu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan ibadah itu sendiri. Telah diketahui bahwa ibadah adalah segala apa yang Allah cintai dan ridhoi baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik amalan anggota badan maupun amalan hati.
Uluhiyyah Allah adalah segala hal yang berkaitan dengan ibadah seorang hamba.Syirik dalam uluhiyyah Allah berarti mempersembahkan ibadah kepada selain Allah. Untuk memahami syirik jenis ini, tentu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan ibadah itu sendiri. Telah diketahui bahwa ibadah adalah segala apa yang Allah cintai dan ridhoi baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik amalan anggota badan maupun amalan hati.
Bagaimanakah mengetahui bahwa Allah mencintai dan meridhoi suatu
perbuatan?Jika Allah memerintahkan suatu perbuatan, atau menjanjikan
pahala bagi yang mengerjakannya, atau memuji orang yang melakukannya,
maka ini adalah tanda bahwa Allah mencintai perbuatan tersebut sehingga
perbuatan tersebut termasuk ibadah yang tidak boleh ditujukan kepada
selain Allah.
Maka, shalat, zakat, haji, berdo’a, istighotsah, rasa takut, rasa
cinta, dan lainnya adalah diantara bentuk-bentuk ibadah, karena Allah
memerintahkannya.Oleh karena itu, siapa yang shalat atau berdo’a kepada
selain Allah, atau memiliki rasa takut dan cinta kepada seseorang
sebagaimana takut dan cintanya kepada Allah, maka dia telah tergelincir
dalam kesyirikan.
Allah berfirman (yang artinya), “Dan masjid-masjid adalah milik
Allah, maka janganlah kalian berdo’a (beribadah) kepada apapun selain
Allah disamping beribadah kepada-Nya“ (QS. Al Jin : 19).
Kesyirikan dalam nama dan sifat Allah
Kesyirikan dalam nama dan sifat Allah
Kesyirikan dalam nama dan sifat Allah
Terjadi jika seseorang memberikan sifat kepada orang lain dengan sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah Ta’ala, seperti mensifati orang lain bahwa ia mengetahui ilmu ghaib. (Al Qaulul Mufiid fii Adillah At Tauhid, hal. 95)
Terjadi jika seseorang memberikan sifat kepada orang lain dengan sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah Ta’ala, seperti mensifati orang lain bahwa ia mengetahui ilmu ghaib. (Al Qaulul Mufiid fii Adillah At Tauhid, hal. 95)
Pembagian syirik
Secara umum, syirik terbagi 2, yakni syirik besar dan syirik
kecil.Syirik besar mengeluarkan pelakunya dari Islam. Syirik besar
terjadi jika seseorang meyakini adanya pencipta, pengatur, dan pemberi
rizki selain Allah, atau menujukan salah satu jenis ibadah kepada selain
Allah.Adapun syirik kecil adalah perbuatan yang ditegaskan oleh
syari’at sebagai kesyirikan, atau perbuatan yang dapat menjadi perantara
terjadinya syirik besar, tetapi tidak membuat pelakunya keluar dari
Islam, semisal riya’, bersumpah dengan selain nama Allah, dan lainnya.
Baik yang besar maupun kecil, dosa syirik tetaplah tidak terampuni
jika pelakunya belum bertaubat.Hal ini berdasarkan keumuman firman Allah
(yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,
dan akan mengampuni dosa yang levelnya di bawah syirik bagi orang yang
Dia kehendaki” (QS. An Nisa : 48). Hanya saja, pelaku syirik kecil tidak
akan kekal di neraka, berbeda dengan syirik besar yang kekal di neraka.
Beberapa jenis kesyirikan
1. Syirik dalam ucapan
Syirik dalam ucapan adalah semua ucapan yang ditegaskan oleh syari’at Islam sebagai kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, ucapan : “seandainya bukan karena Allah dan karenamu, pastilah jadinya tidak seperti ini”, dan lainnya. Kata “dan” menunjukkan kesetaraan antara Allah dengan manusia dalam berkehendak.Maka ini tergolong syirik kecil berdasarkan dalil yang ada.Jika kalimat “seandainya bukan karena Allah dan dirimu” saja bermasalah, bagaimanakah lagi dengan kalimat “seandainya bukan karena dokter, anak saya bisa kenapa-kenapa” ??
1. Syirik dalam ucapan
Syirik dalam ucapan adalah semua ucapan yang ditegaskan oleh syari’at Islam sebagai kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, ucapan : “seandainya bukan karena Allah dan karenamu, pastilah jadinya tidak seperti ini”, dan lainnya. Kata “dan” menunjukkan kesetaraan antara Allah dengan manusia dalam berkehendak.Maka ini tergolong syirik kecil berdasarkan dalil yang ada.Jika kalimat “seandainya bukan karena Allah dan dirimu” saja bermasalah, bagaimanakah lagi dengan kalimat “seandainya bukan karena dokter, anak saya bisa kenapa-kenapa” ??
2. Syirik dalam rasa cinta
Syirik dalam rasa cinta terjadi jika seseorang mencintai sesuatu
selain Allah sebagaimana rasa cintanya kepada Allah, bahkan lebih
dahsyat lagi.Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan diantara
manusia ada yang menjadikan tandingan selain Allah, mereka mencintai
sesembahan tersebut seperti mencintai Allah” (QS. Al Baqarah : 165)
3. Syirik dalam rasa takut
Syirik dalam rasa takut terjadi jika seseorang takut terhadap sesuatu selain Allah –semisal jin, orang mati, atau yang lain- sebagaimana rasa takutnya kepada Allah, bahkan lebih dahsyat lagi. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidakkah kamu melihat orang-orang yang dikatakan kepada mereka : ‘Tahanlah tangan-tangan kalian, dirikanlah shalat, dan tunaikanlah zakat’. Maka ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba sebagian mereka (munafik) takut kepada manusia (musuh) sebagaimana takutnya mereka kepada Allah, bahkan lebih takut lagi” (QS. An Nisaa : 77)
Syirik dalam rasa takut terjadi jika seseorang takut terhadap sesuatu selain Allah –semisal jin, orang mati, atau yang lain- sebagaimana rasa takutnya kepada Allah, bahkan lebih dahsyat lagi. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidakkah kamu melihat orang-orang yang dikatakan kepada mereka : ‘Tahanlah tangan-tangan kalian, dirikanlah shalat, dan tunaikanlah zakat’. Maka ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba sebagian mereka (munafik) takut kepada manusia (musuh) sebagaimana takutnya mereka kepada Allah, bahkan lebih takut lagi” (QS. An Nisaa : 77)
4. Syirik dalam ketaatan
Syirik dalam ketaatan terjadi jika seseorang mematuhi orang lain dalam menghalalkan apa yang Allah haramkan dan mengharamkan apa yang Allah halalkan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Mereka menjadikan ulama (yahudi) dan pendeta-pendetanya (nasrani) sebagai sesembahan selain Allah” (QS. At Taubah : 31). Yang dimaksud menjadikan sesembahan selain Allah pada ayat di atas adalah menaati orang lain dalam menghalalkan apa yang Allah haramkan dan mengharamkan apa yang Allah halalkan sebagaimana dalam sebuah hadits dari sahabat Adi bin Hatim Ath Thaa-i. (lihatAl Qaulul Mufiid fii Adillah At Tauhid, hal. 95-99 dengan perubahan)
Syirik dalam ketaatan terjadi jika seseorang mematuhi orang lain dalam menghalalkan apa yang Allah haramkan dan mengharamkan apa yang Allah halalkan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Mereka menjadikan ulama (yahudi) dan pendeta-pendetanya (nasrani) sebagai sesembahan selain Allah” (QS. At Taubah : 31). Yang dimaksud menjadikan sesembahan selain Allah pada ayat di atas adalah menaati orang lain dalam menghalalkan apa yang Allah haramkan dan mengharamkan apa yang Allah halalkan sebagaimana dalam sebuah hadits dari sahabat Adi bin Hatim Ath Thaa-i. (lihatAl Qaulul Mufiid fii Adillah At Tauhid, hal. 95-99 dengan perubahan)
Bahaya kesyirikan
Diantara bahaya kesyirikan adalah :
1. Dosa syirik tidak diampuni dan pelakunya kekal di neraka jika ia mati dalam keadaan belum bertaubat.
Diantara bahaya kesyirikan adalah :
1. Dosa syirik tidak diampuni dan pelakunya kekal di neraka jika ia mati dalam keadaan belum bertaubat.
Hal ini berdasarkan surat An Nisa : 48 yang sudah disebutkan sebelumnya.
2. Surga diharamkan bagi orang musyrik.
Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS. Al Maa-idah : 72)
3. Kesyirikan menghapus semua amal shalih yang telah susah payah dilakukan.
Allah berfirman (yang artinya), “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan” (QS. Al An’am : 88)
Allah berfirman (yang artinya), “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan” (QS. Al An’am : 88)
Penutup
Sesungguhnya mempelajari hakikat kesyirikan adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari mempelajari tauhid.Dan kesyirikan ini banyak sekali
jenisnya sehingga tidaklah mungkin dituangkan sepenuhnya dalam tulisan
ringkas ini padahal bahayanya sangatlah besar.Maka seorang muslim
hendaknya mengetahui bahaya kesyirikan ini dan mempelajari hakikat dan
jenis-jenisnya agar tidak terjerumus ke dalamnya.
Syaikh Muhammad At Tamimi mengatakan, “Jika engkau sudah tahu bahwa
kesyirikan jika mencampuriibadah, maka akan merusaknya, menghapus amal
shalih, dan membuat orangyang melakukannya menjadi golongan orang-orang
yang kekal di dalamneraka, maka engkau akan tahu bahwa yang paling
penting bagimu adalah mengenalkesyirikan tersebut (agar terhindar
darinya)” (lihat Al Qawa’id Al Arba’)
Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari perangkap kesyirikan.Wallahu a’lam.
Penulis : Yananto Sulaimansyah
Muroja’ah : Ust. Afifi Abdul Wadud
Muroja’ah : Ust. Afifi Abdul Wadud
http://buletin.muslim.or.id
No comments:
Post a Comment