RIYADH, KOMPAS.com — Sebuah harian terbitan Arab Saudi mendapat kritik keras dari para ulama negeri itu terkait judul berita utamanya.
Dalam edisi Senin (20/5/2013), harian Al Jazeera menulis judul yang berisi pujian untuk Raja Abdullah.
"Raja Abdullah, yang memiliki visi mendalam, sikap terpuji, dan bisa melihat masa lampau, kini serta masa datang," demikian harian Al Jazeera.
Namun, puja-puji harian ini untuk Raja Abdullah justru mendulang kritik ulama setempat.
"Ini penghujatan," kata Syaikh Saud Al Shareem, Imam Masjid Besar Mekah.
Syaikh Saud mengatakan, dalam Al Quran, hanya Allah yang memiliki kemampuan melihat masa depan.
"Anda tak bisa memberikan desrkripsi itu untuk manusia mana pun. Pujian berlebihan bisa mengakibatkan kesombongan, kemunafikan, dan membutakan diri dari kebenaran," ujar Syaikh Saud.
Ulama lain bahkan bereaksi lebih keras dan menuntut hukuman untuk harian tersebut dan menyerukan warga untuk memboikot Al Jazeera.
Sementara ulama lain mengusulkan agar wartawan yang menulis puja-puji untuk Raja Abdullah itu tidak diizinkan lagi menulis.
"Setiap hari, media semacam ini menunjukkan arogansi para penulis saat berkaitan dengan Islam dan semangat agama ini," kata Syaikh Riad Al Masimeri, pakar studi Islam di Universitas Islam Mohammed bin Saud.
"Jika pemimpin kami tidak menghukum penulis seperti ini, masyarakat tidak akan bertanggung jawab atas apa yang akan dilakukan para pemuda dalam mempertahankan agama dari penghinaan semacam ini," kata Ibrahim Bukhari, anggota Masyarakat Islam Saudi.
Sementara Syaikh Saleh al Fauzan, anggota Majelis Ulama Tinggi yang ditunjuk Raja Abdullah, berkomentar lebih lunak.
"Apa yang ditulis koran itu adalah sebuah pujian berlebihan. Raja sendiri tidak setuju dengan pujian itu karena beliau tidak bisa melihat masa depan. Hanya Tuhan yang bisa melihat masa depan," ujar Syaikh Saleh.
Dalam edisi Senin (20/5/2013), harian Al Jazeera menulis judul yang berisi pujian untuk Raja Abdullah.
"Raja Abdullah, yang memiliki visi mendalam, sikap terpuji, dan bisa melihat masa lampau, kini serta masa datang," demikian harian Al Jazeera.
Namun, puja-puji harian ini untuk Raja Abdullah justru mendulang kritik ulama setempat.
"Ini penghujatan," kata Syaikh Saud Al Shareem, Imam Masjid Besar Mekah.
Syaikh Saud mengatakan, dalam Al Quran, hanya Allah yang memiliki kemampuan melihat masa depan.
"Anda tak bisa memberikan desrkripsi itu untuk manusia mana pun. Pujian berlebihan bisa mengakibatkan kesombongan, kemunafikan, dan membutakan diri dari kebenaran," ujar Syaikh Saud.
Ulama lain bahkan bereaksi lebih keras dan menuntut hukuman untuk harian tersebut dan menyerukan warga untuk memboikot Al Jazeera.
Sementara ulama lain mengusulkan agar wartawan yang menulis puja-puji untuk Raja Abdullah itu tidak diizinkan lagi menulis.
"Setiap hari, media semacam ini menunjukkan arogansi para penulis saat berkaitan dengan Islam dan semangat agama ini," kata Syaikh Riad Al Masimeri, pakar studi Islam di Universitas Islam Mohammed bin Saud.
"Jika pemimpin kami tidak menghukum penulis seperti ini, masyarakat tidak akan bertanggung jawab atas apa yang akan dilakukan para pemuda dalam mempertahankan agama dari penghinaan semacam ini," kata Ibrahim Bukhari, anggota Masyarakat Islam Saudi.
Sementara Syaikh Saleh al Fauzan, anggota Majelis Ulama Tinggi yang ditunjuk Raja Abdullah, berkomentar lebih lunak.
"Apa yang ditulis koran itu adalah sebuah pujian berlebihan. Raja sendiri tidak setuju dengan pujian itu karena beliau tidak bisa melihat masa depan. Hanya Tuhan yang bisa melihat masa depan," ujar Syaikh Saleh.
No comments:
Post a Comment