Syirik adalah (menyekutukan) memalingkan ibadah kepada selain Allah
ta’ala atau beribadah kepada Allah ta’ala dan kepada selain-Nya.
1.Syirik dalam rububiyyah Allah
2.Syirik dalam Uluhiyyah Allah
3.Syirik dalam Asma’wa Shifat Allah.
2.Syirik dalam Uluhiyyah Allah
3.Syirik dalam Asma’wa Shifat Allah.
1. Syirik dalam Rububiyyah Allah
Syirik dalam masalah rububiyyah Allah, maksdunya seseorang meyakini
bahwa di samping Allah masih ada tuhan lain yang menjadi pencipta.
Keyakinan ini sebagaimana diyakini oleh kaum Majusi yang mengatakan
bahwa ada sesuatu selain Allah yang menciptakan kejelekan.
Kesyirikan bentuk ini di kalangan ummat Islam sangatlah sedikit. Ada
perkataan yang mendekati syirik bentuk ini, yaitu perkataan yang
dikemukakan oleh kaum Mu’tazilah. Mereka berkata: “Kejelekan tak lain
hanyalah merupakan perbuatan manusia semata”’
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa perkataan tersebut termasuk syirik dalam sabdanya:
“Kaum Qadariyyah merupakan majusi ummat Islam.” [Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir Wa Ziyadatuh no.4442]
“Kaum Qadariyyah merupakan majusi ummat Islam.” [Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir Wa Ziyadatuh no.4442]
2. Syirik dalam Uluhiyyah Allah
Syirik dalam Uluhiyyah Allah atau dalam perkara Ibadah yaitu
seseorang di samping menyembah Allah juga menyembah selain Allah,
seperti (menyembah, pent-) para Nabi atau orang-orang shalih (dengan
bertabaruk / bertawasul ke kuburannya, pent-).
Bentuk penyembahan kepada mereka bisa berupa minta pertolongan kepada
mereka pada saat genting atau lainnya (hal ini dalam kondisi mereka
telah wafat, pent-). Amat disayangkan sekali syirik dalam bentuk ini
banyak dilakukan oleh kaum Muslimin. Dan yang memikul dosa besar dalam
masalah ini adalah mereka para syaikh yang menyamarkan bentuk syirik ini
dengan mengatasnamakan tawassul. Mereka menamai sesuatu bukan dengan
nama sebenarnya.
3.Syirik dalam Asma dan Shifat Allah
Syirik dalam nama-nama dan shifat-shifat Allah, yaitu seseorang
memberika shifat-shifat kepada makhluk Allah yang sebenarnya
shifat-shifat tersebut merupakan kekhususan bagi Allah, misal
mengetahui perkara ghaib (termasuk juga dukun, tukang ramal, tukang
tenung, paranormal, dan sejenisnya, pent-).
Syirik dalam bentuk ini tersebar di kalangan orang-orang shufi dan orang-orang yang sefaham dengan mereka.
Diantara bentuk kesyirikan orang-orang shufi, ketika
menyanjung-nyanjung Nabi shalallahu alaihi wa sallam, mereka (orang
shufi, pent-) berkata:
Termasuk bentuk kedermawananmu adalah adanya dunia ini dan segala kenikmatan di dalamnya.
Dan Pengetahuannmu mencakup pengetahuan tentang Lauh Mahfuzh dan Al-Qur’an.
Dan Pengetahuannmu mencakup pengetahuan tentang Lauh Mahfuzh dan Al-Qur’an.
Dari keyakinan bathil tersebut muncul-lah para dajjal (maksudnya:
pendusta, pent-) yang mengaku benar-benar melihat Rasulullah shalallahu
alaihi wa sallam, bukan dalam mimpi (maksudnya: bertemu dalam keadaan
terjaga, pent-), lalu menanyakan berbagai perkara ghaib dengan harapan
beliau shalallahu alaihi wa sallam memberi jalan keluar dalam masalah
tersebut. Padahal Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam semasa hidupnya
sama sekali tidak mengajarkan hal seperti itu. Dalam Al-Qur’an
disebutkan:
“Kalau aku mengetahui perkara ghaib niscaya aku banyak mendapatkan
kebaikan dan tidak akan pernah tertimpa keburukan” (QS. Al-A’raf:188)
Jika selama masih hidup saja Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam
mengatakan seperti itu, bagaimana mungkin setelah beliau wafat mampu
mengetahui perkara ghaib. !!?
KESIMPULAN:
Ketiga bentuk syirik di atas wajib kita jauhi.
Barangsiapa yang menafikan ketiga syirik tersebut, lalu dia
mentauhidkan Allah dalam rububiyyah, uluhiyyah, asma’ wa shifat-Nya,
maka dia dikatakan sebagai Muwahhid (seseorang yang bertauhid, pent)
yang akan mendapatkan keutamaan-keutamaan khusus dari Allah.
Sebaliknya barangsiapa yang tidak mau menafikan ketiga syirik
tersebut, maka dia akan mengalami nasib sebagaimana disebutkan dalam
firman Allah:
“Sungguh, bila kalian berbuat kesyirikan, seluruh amal kalian akan
sirna, dan engkau termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Az-Zumar: 65)
Perhatikan masalah ini baik-baik !
Karena masalah ini bagian terpenting dalam masalah Aqidah. Oleh
karena itu, sangatlah tepat kalau penulis kitab ini mendahulukan masalah
tersebut.
diambil dari https://khazanahilmublog.wordpress.com/2013/04/29/tiga-macam-kesyirikan/
No comments:
Post a Comment