Wednesday, May 8, 2013

Tiga Macam Kesyirikan

Syirik adalah (menyekutukan) memalingkan ibadah kepada selain Allah ta’ala atau beribadah kepada Allah ta’ala dan kepada selain-Nya.
   1.Syirik dalam rububiyyah Allah
   2.Syirik dalam Uluhiyyah Allah
   3.Syirik dalam Asma’wa Shifat Allah.

1. Syirik dalam Rububiyyah Allah
Syirik dalam masalah rububiyyah Allah, maksdunya seseorang meyakini bahwa di samping Allah masih ada tuhan lain yang menjadi pencipta. Keyakinan ini sebagaimana diyakini oleh kaum Majusi yang mengatakan bahwa ada sesuatu selain Allah yang menciptakan kejelekan.

Kesyirikan bentuk ini di kalangan ummat Islam sangatlah sedikit. Ada perkataan yang mendekati syirik bentuk ini, yaitu perkataan yang dikemukakan oleh kaum Mu’tazilah. Mereka berkata: “Kejelekan tak lain hanyalah merupakan perbuatan manusia semata”’

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa perkataan tersebut termasuk syirik dalam sabdanya:
“Kaum Qadariyyah merupakan majusi ummat Islam.” [Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir Wa Ziyadatuh no.4442]

2. Syirik dalam Uluhiyyah Allah
Syirik dalam Uluhiyyah Allah atau dalam perkara Ibadah yaitu seseorang di samping menyembah Allah juga menyembah selain Allah, seperti (menyembah, pent-) para Nabi atau orang-orang shalih (dengan bertabaruk / bertawasul ke kuburannya, pent-).

Bentuk penyembahan kepada mereka bisa berupa minta pertolongan kepada mereka pada saat genting atau lainnya (hal ini dalam kondisi mereka telah wafat, pent-). Amat disayangkan sekali syirik dalam bentuk ini banyak dilakukan oleh kaum Muslimin. Dan yang memikul dosa besar dalam masalah ini adalah mereka para syaikh yang menyamarkan bentuk syirik ini dengan mengatasnamakan tawassul. Mereka menamai sesuatu bukan dengan nama sebenarnya.

3.Syirik dalam Asma dan Shifat Allah
Syirik dalam nama-nama dan shifat-shifat Allah, yaitu seseorang memberika shifat-shifat kepada makhluk Allah yang sebenarnya shifat-shifat tersebut merupakan kekhususan bagi Allah, misal  mengetahui perkara ghaib (termasuk juga dukun, tukang ramal, tukang tenung, paranormal, dan sejenisnya, pent-).

Syirik dalam bentuk ini tersebar di kalangan orang-orang shufi dan orang-orang yang sefaham dengan mereka.

Diantara bentuk kesyirikan orang-orang shufi, ketika menyanjung-nyanjung Nabi shalallahu alaihi wa sallam, mereka (orang shufi, pent-) berkata:
Termasuk bentuk kedermawananmu adalah adanya dunia ini dan segala kenikmatan di dalamnya.
Dan Pengetahuannmu mencakup pengetahuan tentang Lauh Mahfuzh dan Al-Qur’an.

Dari keyakinan bathil tersebut muncul-lah para dajjal (maksudnya: pendusta, pent-) yang mengaku benar-benar melihat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, bukan dalam mimpi (maksudnya: bertemu dalam keadaan terjaga, pent-), lalu menanyakan berbagai perkara ghaib dengan harapan beliau shalallahu alaihi wa sallam memberi jalan keluar dalam masalah tersebut. Padahal Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam semasa hidupnya sama sekali tidak mengajarkan hal seperti itu. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
“Kalau aku mengetahui perkara ghaib niscaya aku banyak mendapatkan kebaikan dan tidak akan pernah tertimpa keburukan” (QS. Al-A’raf:188)

Jika selama masih hidup saja Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengatakan seperti itu, bagaimana mungkin setelah beliau wafat mampu mengetahui perkara ghaib. !!?

KESIMPULAN:
Ketiga bentuk syirik di atas wajib kita jauhi.
Barangsiapa yang menafikan ketiga syirik tersebut, lalu dia mentauhidkan Allah dalam rububiyyah, uluhiyyah, asma’ wa shifat-Nya, maka dia dikatakan sebagai Muwahhid (seseorang yang bertauhid, pent) yang akan mendapatkan keutamaan-keutamaan khusus dari Allah.

Sebaliknya barangsiapa yang tidak mau menafikan ketiga syirik tersebut, maka dia akan mengalami nasib sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
“Sungguh, bila kalian berbuat kesyirikan, seluruh amal kalian akan sirna, dan engkau termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Az-Zumar: 65)

Perhatikan masalah ini baik-baik !
Karena masalah ini bagian terpenting dalam masalah Aqidah. Oleh karena itu, sangatlah tepat kalau penulis kitab ini mendahulukan masalah tersebut.


diambil dari https://khazanahilmublog.wordpress.com/2013/04/29/tiga-macam-kesyirikan/


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment