Ilustrasi : Corbis
DAMMAM – Sejumlah sekolah swasta di Arab Saudi tengah dalam kondisi kritis karena kehilangan sembilan ribu guru, bulan lalu. Surat kabar Al-Eqtisadiah melaporkan bahwa ribuan guru meninggalkan pekerjaan mereka untuk mengisi kekosongan di sektor pemerintah.
Seorang pejabat senior di Kamar Dagang dan Industri Arab Saudi (CSCCI) mengatakan, banyak sekolah swasta yang takut kehilangan lebih banyak guru dalam waktu dekat menyusul keputusan terbaru dari Kementerian Pendidikan yang akan mempekerjakan 40 ribu guru perempuan untuk sekolah negeri.
Kepala Komite Nasional untuk Pendidikan Swasta dan Pelatihan CSCCI, Abdul Rahman Al-Haqabani mengatakan, sekolah swasta tengah dalam kondisi dilema. Pasalnya, para guru meninggalkan sekolah di tengah tahun ajaran.
Al-Haqabani mendesak kementerian untuk menyelamatkan sekolah swasta dari krisis dan menjaga masa depan sekitar 600 ribu siswa. “Kementerian harus mengeluarkan arahan kepada para guru agar kembali bergabung dengan sekolah mereka dan tetap bekerja hingga akhir tahun akademik sesuai dengan kontrak pekerjaan. Operator sekolah harus mendapatkan waktu yang cukup untuk menggantikan para guru,” jelasnya seperti dikutip dari Arab News, Jumat (16/12/2011).
Saat ini, ada 29 ribu guru swasta keturunan Arab. Al-Haqabani mengaku takut jumlah guru akan semakin berkurang karena para guru lebih tertarik bekerja untuk pemerintah, yang menawarkan banyak hal lebih menarik dan keselamatan kerja.
Masalah ini menimbulkan dampak negatif karena membuat sekolah swasta Arab dalam kondisi sulit. Pasalnya, sangat sulit mempekerjakan guru yang berpengalaman di pertengahan tahun akademik. Pejabat sekolah swasta takut hal ini akan membuat standar pendidikan sekolah menurun, dan mengakibatkan nilai yang buruk saat ujian tahunan.
Dua bulan lalu, Kementerian Urusan Sipil mengumumkan 9.980 nama guru keturunan Arab yang akan mengisi 7.411 posisi guru dan 2.569 posisi kementerian di berbagai sekolah pemerintah. Ini dilakukan setelah keluarnya dekrit yang memberikan kesempatan kerja bagi 52 ribu warga Arab di sekolah pemerintah di Kerajaan Arab Saudi.
(rhs) okezone.com
Seorang pejabat senior di Kamar Dagang dan Industri Arab Saudi (CSCCI) mengatakan, banyak sekolah swasta yang takut kehilangan lebih banyak guru dalam waktu dekat menyusul keputusan terbaru dari Kementerian Pendidikan yang akan mempekerjakan 40 ribu guru perempuan untuk sekolah negeri.
Kepala Komite Nasional untuk Pendidikan Swasta dan Pelatihan CSCCI, Abdul Rahman Al-Haqabani mengatakan, sekolah swasta tengah dalam kondisi dilema. Pasalnya, para guru meninggalkan sekolah di tengah tahun ajaran.
Al-Haqabani mendesak kementerian untuk menyelamatkan sekolah swasta dari krisis dan menjaga masa depan sekitar 600 ribu siswa. “Kementerian harus mengeluarkan arahan kepada para guru agar kembali bergabung dengan sekolah mereka dan tetap bekerja hingga akhir tahun akademik sesuai dengan kontrak pekerjaan. Operator sekolah harus mendapatkan waktu yang cukup untuk menggantikan para guru,” jelasnya seperti dikutip dari Arab News, Jumat (16/12/2011).
Saat ini, ada 29 ribu guru swasta keturunan Arab. Al-Haqabani mengaku takut jumlah guru akan semakin berkurang karena para guru lebih tertarik bekerja untuk pemerintah, yang menawarkan banyak hal lebih menarik dan keselamatan kerja.
Masalah ini menimbulkan dampak negatif karena membuat sekolah swasta Arab dalam kondisi sulit. Pasalnya, sangat sulit mempekerjakan guru yang berpengalaman di pertengahan tahun akademik. Pejabat sekolah swasta takut hal ini akan membuat standar pendidikan sekolah menurun, dan mengakibatkan nilai yang buruk saat ujian tahunan.
Dua bulan lalu, Kementerian Urusan Sipil mengumumkan 9.980 nama guru keturunan Arab yang akan mengisi 7.411 posisi guru dan 2.569 posisi kementerian di berbagai sekolah pemerintah. Ini dilakukan setelah keluarnya dekrit yang memberikan kesempatan kerja bagi 52 ribu warga Arab di sekolah pemerintah di Kerajaan Arab Saudi.
(rhs) okezone.com
No comments:
Post a Comment