Monday, March 5, 2012

Beautiful Madinah (6)


1330876138119287247
Tinggal di Madinah maupun di kota manapun di Saudi, tidak dapat menutup mata dari fenomena TKW/TKI yang banyak sekali ditemui. Banyaknya warga Indonesia yang mencari nafkah di Saudi yang kebanyakan bekerja di sektor informal, menjadikan warga Indonesia sering dicap sebagai pekerja dan warga negara kelas dua. Tak heran berbagai perlakuan yang melecehkan harga diri  kerap mereka terima. Bahkan dari saudara sebangsa yang sama-sama sedang merantau pun kadang ada yang tega memeras keringat mereka. Masalah ini umumnya berkisar pada upah yang terlambat atau bahkan tidak dibayar, upah yang dibayar murah jauh dibawah tenaga kerja resmi sampai pemanfaatan tenaga yang kurang proporsional, dan kurang memperhatikan hak-hak mereka sebagai pekerja. Memang, karena upah mereka lebih murah dari tenaga kerja resmi, tenaga mereka tetap dibutuhkan. 

Selain itu, diantara para pekerja sendiri terdapat persaingan untuk memperebutkan pekerjaan. Akhir-akhir ini bahkan persaingan semakin meningkat, mengingat jumlah tenaga kerja yang bersedia bekerja di sektor informal ini semakin banyak. Hidup memang keras untuk mereka. Kesepian, jauh dari sanak keluarga, harus main kucing-kucingan dengan petugas kepolisian Arab serta suasana kehidupan yang monoton membuat mereka sering merasa jenuh. Namun ingatan akan sanak saudara yang menunggu kiriman uang dari mereka, bahkan tak sedikit menjadi tulang punggung keluarga, membuat mereka berusaha untuk tetap bertahan bekerja di Saudi. Beberapa dari mereka sering berkeluh kesah menguraikan keinginan untuk pulang ke tanah air. Namun ketidakjelasan nasib serta penghidupan di tanah air membuat mereka berusaha tetap bertahan di Saudi meski dengan status ilegal. Entah sampai kapan.

Masalah lebih kompleks dialami para tenaga kerja wanita (TKW). Perlindungan terhadap harkat dan  martabat mereka menjadi hal yang utama. Bagi TKW, umumnya majikan berfungsi sebagai pelindung mereka. Ada yang beruntung mendapatkan kafil yang baik, namun ada juga yang kurang beruntung sehingga mereka kerap menerima perlakukan yang tidak manusiawi. Demi mendapat perlindungan itu pula, mau tak mau, kadang terjadi pernikahan bawah tangan antara tenaga kerja yang masing-masing sudah memiliki istri atau suami di tanah air. Bagi yang pria, tentu agar mendapat ketenangan dan ada yang mengurus selama di negeri orang sedangkan bagi yang wanita meski kadang beralasan cinta,  utamanya untuk memperoleh keamanan dan perlindungan di tengah kehidupan keras para pekerja ilegal di Saudi. Bagi yang beruntung, mereka dapat mengecap ketenangan hidup. Namun tak jarang berbagai kasus menimpa para tenaga kerja wanita yang tidak beruntung. Seringkali toko-toko yang menjual bahan pangan indonesia dan restoran tempat nongkrong warga Indonesia dirazia oleh petugas kepolisian. Hal ini karena mereka dicurigai menampung “kaburan” yakni para tenaga kerja wanita yang kabur dari majikannya. 

Tapi jangan salah, tidak semua kejadian berakhir menyedihkan. Banyak pula yang happy ending. Seperti misalnya, seorang mantan TKW  yang  akhirnya mendapat kebahagiaan setelah dipersunting warga Saudi. Raut wajahnya yang cerah serta sesosok gadis mungil nan cantik sebagai buah pernikahan yang berada di pangkuan menjadi saksinya. Adapula TKI  yang beroleh rezeki yang cukup besar melalui profesi sebagai pembuat dan penjual tempe atau pembuat makanan Indonesia lainnya untuk dijajakan kepada jamaah umroh/haji. Jumlah pendapatan yang diperoleh tampaknya cukup besar. Jumlah  yang saya tidak yakin, akan mereka dapatkan apabila bekerja keras di tanah air. Adapula sejumlah TKW yang beruntung mendapat majikan yang baik hati sehingga mereka beroleh kesempatan untuk melakukan haji dan umroh berkali-kali. 

Terakhir,  sempat terjadi seorang warga pribumi yang bermaksud mencari wanita indonesia untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga melalui segelintir jamaah haji/umroh yang (tampaknya memang) mencari kesempatan untuk bekerja di Saudi. Entah memang sudah dari sananya, para TKW asal indonesia menjadi favorit di Saudi. Karakter orang Indonesia yang dikenal sebagai orang yang sabar, ramah dan penurut rupanya sudah lekat pada para TKW. Demikanlah, melalui salah seorang Indonesia yang paham bahasa arab ia menyampaikan maksudnya.  Saya tidak tahu pasti proses selanjutnya bagaimana. Hanya saja, jika benar,  prosesnya begitu cepat dan mudah. Tentunya tanpa melalui aturan maupun dokumen yang resmi dan legal. Tampaknya hal ini sudah jamak terjadi. Saya hanya dapat tercenung. Memikirkan betapa mahal harga yang harus dibayar oleh mereka untuk keselamatan dan keamanan yang tidak terjamin di negeri orang. Terakhir kabar yang saya dengar,  pemerintah Saudi sendiri sudah mengambil kebijakan tegas untuk “mempersempit” pergerakan tenaga kerja ilegal ini.

Akhirnya memang berpulang kepada pemerintah Indonesia. Untuk terus berjuang memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui terbukanya kesempatan kerja bagi seluruh lapisan masyarakat. Agar tidak terjadi lagi, warga Indonesia yang terlunta-lunta di negeri orang demi mencari penghidupan yang layak karena di negerinya sendiri ia tak beroleh kesempatan itu.

http://www.kompasiana.com/weetta


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment