JAKARTA - Pembantaian kaum Muslimin Sunni di Suriah oleh Fir’aun Bashar Assad
dan bala tentaranya, dinilai lebih kejam dibandingkan pembantaian Kaum
Muslimin Bosnia oleh Kristen orthodok Serbia.
Hal ini diungkapkan oleh pakar aliran sesat Ustadz Hartono Ahmad Jaiz
seusai acara silaturahim dengan Syaikh Ghiyath Abdul Baqi asal Suriah
membicarakan perkembangan "Tragedi Suriah" di Islamic Center Al Islam,
Kampung Sawah, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu malam,(25/2).
"Kekejaman tentara Serbia, masih berhadapan dengan senjata kaum
muslimin, akan tetapi tentara Suriah membantai kaum muslimin, yang tidak
memiliki senjata," kata Ustadz Hartono yang pernah berkunjung ke Bosnia
saat berlangsungnya peperangan di sana.
Ustadz Hartono menjelaskan, bahwa tentara Serbia di Bosnia masih
menghadapi perlawanan sengit dari kaum muslimin dengan senjata, sehingga
Serbia hanya mampu menyerang kaum Muslimin dan masjid-masjid dari jarak
yang jauh, akan tetapi yang terjadi di Suriah, tentara Bashar Assad
melakukan serangan langsung ke dalam masjid dan rumah-rumah warga.
"Warga sipil di Bosnia masih terlindungi, karena negara dan para
pemuda mengadakan perlawanan, akan tetapi yang dibantai para sipil yang
menjadi pengungsi. Berbeda dengan Suriah, warga sipil dibantai semua,"
jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Syaikh Ghiyath menjelaskan dengan bahasa
arab yang fasih, perihal kekejaman tentara Bashar Assad dalam menyerang
warga sipil tak bersenjata dengan menggunakan senjata modern dan
canggih. Tak hanya membunuhi orang-orang dewasa, tentara Assad juga
membunuhi orang tua, anak-anak, dan wanita.
Tidak jarang, kaum muslimah Suriah diperkosa terlebih dahulu, sebelum
disiksa dan dibunuh serta dibakar agar tidak dikenali jasadnya.
Selain pembunuhan, kekejaman tentara loyalis Fir'aun Assad
dilengkapi dengan memaksa para tawanan dan tahanan dari kaum Muslimin
untuk menyebut dan mengakui bahwa Bashar Assad adalah satu-satunya
sesembahan (tuhan). Jika mereka menolak maka penyiksaan yang keji
menanti mereka.
Ustadz Hartono juga menambahkan, kaum muslimin di Bosnia ketika itu
masih memiliki bantuan secara internasional, akan tetapi sekarang rakyat
Suriah tidak memiliki dukungan baik militer ataupun medis dari negara
manapun.
"Bahkan Iran, Hizbullah Syi'ah Libanon, Iraq, Rusia, dan China mendukung tindakan Bashar Assad," tukasnya.
Dalam menyikapi krisis Suriah ini, dia menilai kaum Muslimin di
Indonesia harus menguatkan proses sosialisasi dan informasi tentang
keadaan Suriah sebenarnya, agar sebagian besar umat yang belum
mengetahui persoalan Suriah dapat mengetahuinya.
"Setelah kita menjelaskan kepada ummat, baru nanti kita tentukan
langkah apa yang sebaiknya diambil," tandas ustadz Hartono. (bilal)
assalamualaikum.
ReplyDeleteadmin, tolong komen di atas segera di hapus, link nya mengarah ke situs porno
Wa'alaikum salam.
ReplyDeletecomment telah dihapus, syukron atas usulannya.