Berita Suriah
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum
Assalamu’alaikum
Saya beberapa kali membaca di internet tentang kerusuhan di Suriah. Apa sebenarnya yang terjadi di sana?
Dari: Ray
Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Kejadian di Suriah
Pergolakan di Suriah sudah terjadi lebih dari satu tahun, sejak 15
Maret 2011 sampai saat ini lebih dari 11.000 orang tewas dan ribuan
bangunan hancur. Peristiwa ini merupakan akumulasi dari tindakan
represif pemerintah Suriah sejak dahulu.
Pada masa pemerintahan Hafiz al Asad, -ayah dari presiden sekarang,
Basyar al Asad- rakyat Suriah khususnya dari kalangan Ahlussunnah
ditindas dan dibantai:
- 12 April 1980, pemerintahan Al Asad membunuh ratusan orang di kota Hamah.
- 27 Juni 1980 sekitar 1500 orang-orang yang ditawan pemerintah terdiri dari pihak oposisi, dosen, cendekiawan, dan ulama tewas di penjara kota Tadmur.
- 11 Agustus 1980 serangan terhadap penduduk kota Halb menewaskan 100 orang.
- Tahun 1982 tentara Suriah di bawah kendali presiden Hafidz Al Assad dan saudaranya Raf’at Al Assad kembali melakukan pembantaian terhadap Ahlussunnah di kota Hama. Dalam penyerangan selama 1 bulan mereka berhasil menguasai kota dan membantai 70.000 penduduk kota hama. Mereka menculik lebih dari 20.000 penduduk, melakukan pemerkosaan terhadap wanita, menghancurkan rumah, bangunan, masjid, gereja serta pasar. Dalam penyerangan tersebut lebih dari 10.000 penduduk terpaksa mengungsi keluar kota Hama.
Terlalu panjang untuk diceritakan kebiadaban rezim Al Asad ini dan
sangat sulit diterima oleh akal kekejaman yang mereka lakukan terhadap
rakyatnya, namun inilah realitanya. Kita bisa saksikan video-video
pembantaian seperti itu.
Setelah menyaksikan video di atas, tentu membuat kita bertanya-tanya,
apa yang membuat prajurit-prajurit dan orang-orang yang pro
pemerintahan Suriah begitu tega membantai orang-orang dengan cara yang
keji demi menuruti kehendak dinasti Asad dan tetap menjaga langgenggnya
kekuasaan mereka. Video berikut ini jawabannya
Siapa Basyar al Asad dan Mengapa Ia Membunuh Ahlussunnah?
Basyar al Asad adalah pemimpin partai Bath di Suriah yang berideologi
sosialis. Namun secara pribadi ia berideologi Syiah Nushiariyah, salah
satu sekte Syiah yang ekstrim. Dengan demikian tidak heran Rusia yang
berpaham komunis dan Iran yang merupakan manifestasi ajaran Syiah,
membantu pemerintahan Baysar al Asad memerangi umat Islam dan para
oposisi, tujuannya agar Baysar al Asad tetap langgeng di tanah Arab dan
cita-cita revolusi Iran untuk mensyiahkan Arab pun tercapai.
Apabila pembahasan ini dibicarakan dari kaca mata politik saja, tentu
kita tidak akan mencapai substansi permasalahan dan pembahasan pun akan
simpang siur dikarenakan ketidakpastian berita dan banyaknya
kepentingan. Agar lebih menyentuh substansi permasalahan, pembahasan ini
haruslah dibahas dari kaca mata ideologi, yang mana merupakan penggerak
utama aktivitas seseorang atau kelompok.
Syiah merupakan ajaran yang sudah sangat lama ada, jauh sebelum
keberadaan Amerika dan negara-negara Barat lainnya. Ajaran ini
dicetuskan oleh Abdullah bin Saba, seorang Yahudi yang berpura-pura
masuk Islam untuk memecah belah Islam dari dalam. Keberadaan mereka di
tengah kaum mulimin selalu menimbulkan kerugian dan pertumpahan darah.
Bagi orang-orang yang mempelajari sejarah tentunya akan tahu apa yang
menyebabkan jutaan umat Islam tewas di Baghdad oleh tentara Mongol dan
mengapa pula Timur Lang membantai sekian banyak umat Islam pada masanya
berkuasa. Semua itu karena pengaruh Syiah. Lalu apa ideologi Basyar al
Asad dan Timur Lang yang membuat mereka yakin mengobarkan peperangan dan
tega untuk membunuh melakukan pembantaian. Berikut ini kami kutipkan
dari buku-buku Syiah, bagaimana mereka memandang Ahlussunnah.
Dari Daud bin Farqad, dia berkata, saya berkata kepada bapakku, Abdullah ‘alaihissalam
“Apa pendapatmu tentang pembunuhan terhadap pembangkang?” Dia menjawab,
“Halal darahnya, tetapi saya merasa khawatir kepadamu. Jika kamu mampu
menimpakan dinding atau menenggelamkannya ke dalam air agar tak ada
seorang pun yang melihatnya, maka lakukanlah.” (Wasail Asy Syiah, 18:436, Bihar Al Anwar,
27:231). Khomeini –pemimpin revolusi Iran- mengatakan, “Jika kamu mampu
untuk mengambil hartanya, maka ambillah dan berikan kepada kami
seperlimanya.”
Sayid Ni’matullah Al Jazairi berkata, “Sesungguhnya Ali bin Yaqthin,
pembantu Rasyid berkumpul di dalam penjara yang dihuni oleh sekelompok
pembangkang (Ahlussunnah), maka dia menyuruh budak-budaknya untuk
meruntuhkan atap agar menimpa orang-orang yang ada di penjara sehingga
mereka semuanya mati dan jumlah mereka adalah lima ratus orang
laki-laki.” (Al Anwar anNu’maniyah, 3:308)
Ni’matullah al Jazairi mengatakan, “Mereka (Ahlussunnah) adalah
orang-orang kafir yang najis berdasarkan kesepakatan ulama Syiah
Imamiyah. Mereka lebih jahat daripada Yahudi dan Nashrani. Dari tanda
orang yang membangkang adalah lebih mengutamakan selain Ali dalam
imamah.” (Al Anwar an Nu’maniyah, 206-207).
Oleh karena itulah, Basyar dan tentaranya tega melakukan kekejaman
sedemikian rupa karena ada motivasi ideologi yang menuai pahala (jihad).
Demikian juga selogan pasukan Iran ketika membantu pasukan Suriah
memerangi Ahlussunnah, mereka mengatakan, “Uqtulul sunnah dakhola al jannah.”
Bunuhilah orang-orang Ahlussunnah maka akan masuk surga. Ketika
diwawancari di stasiun televisi, saat ditanya apakah ia (Basyar) merasa
bersalah melakukan pembantaian tersebut, ia mengatakan “Saya telah
melakukan hal yang terbaik untuk melindungi orang-orang (menurut dia),
jadi mengapa harus merasa bersalah.”
No comments:
Post a Comment