Penggalan materi pelatihan AS tersebut diulas di situs Majalah Wired, Kamis (10/5). Materi itu, pertama kali dilaporkan oleh Danger Room bulan lalu dan kini telah berada di tangan Departemen Pertahanan (DOD) Amerika dan dibatalkan penyebarannya oleh para perwira militer di Pentagon. Namun, detail dan kelas-kelas dan materi dalam ratusan halaman serta dokumen referensi terlanjur diberikan kepada anggota militer.
Pemimpin Gabungan Kepala Staf, baru-baru ini memerintahkan milter AS untuk mengevaluasi ulang materi pelatihan militer dan memasitkan agar tak mengandung kebencian semacam, sebuah proses yang masih berlanjut. Namun, salah satu perwira yang memberikan pelatihan, Letnan Kolonel AD, Matthew A. Doley, sosok yang pertama kali membawakan materi kontroversi itu masih bertugas di Norfolk, Virginia, karena investigasi sedang dilakukan terhadap dirinya.
Ironisnya, sejumlah komandan, letnan kolonel, kapten dan kolonel yang
dulu duduk di kelas Dolley mendengarkan materi penuh hasutan itu minggu
demi minggu, kini sudah menyebar dan bertugas dengan jabatan lebih
tinggi di kemiliteran AS.
Informasi lebih lanjut, sekomplotan orang yang menyebut diri pakar terorisme berupaya mencari jalan memasuki militer, intelijen dan komunitas aparat hukum AS, mencoba meyakinkan siapa pun bahwa musuh teroris nyata AS bukanlah Alqaidah, melaikan keyakinan Islam itu sendiri. Dalam pelatihannya, Dooley membawa para pakar anti-Islam itu sebagai dosen tamu dan membawa argumen mereka sebagai kesimpulan akhir.
"Kini kita memahami bahwa tidak ada istilah 'Islam moderat," ujar Dooley dalam presentasi pada Juli 2011 seraya menyimpulkan pemahaman itu dalam manifesto musuh Amerika. "Karena itu waktu bagi Amerika Serikat untuk memperjelas tujuan. Ideologi barbar ini tak bisa lagi ditoleransi. Islam harus mengubah diri atau kita fasilitasi penghancuran diri mereka."
Dooley sejauh ini tak bisa dimintai komentarnya. Jurubicara Pasukan Gabungan, Steven Williams menolak untuk mendiskusikan presentasi Dooley atau statusnya dalam sekolah pendidikan tentara.
Informasi lebih lanjut, sekomplotan orang yang menyebut diri pakar terorisme berupaya mencari jalan memasuki militer, intelijen dan komunitas aparat hukum AS, mencoba meyakinkan siapa pun bahwa musuh teroris nyata AS bukanlah Alqaidah, melaikan keyakinan Islam itu sendiri. Dalam pelatihannya, Dooley membawa para pakar anti-Islam itu sebagai dosen tamu dan membawa argumen mereka sebagai kesimpulan akhir.
"Kini kita memahami bahwa tidak ada istilah 'Islam moderat," ujar Dooley dalam presentasi pada Juli 2011 seraya menyimpulkan pemahaman itu dalam manifesto musuh Amerika. "Karena itu waktu bagi Amerika Serikat untuk memperjelas tujuan. Ideologi barbar ini tak bisa lagi ditoleransi. Islam harus mengubah diri atau kita fasilitasi penghancuran diri mereka."
Dooley sejauh ini tak bisa dimintai komentarnya. Jurubicara Pasukan Gabungan, Steven Williams menolak untuk mendiskusikan presentasi Dooley atau statusnya dalam sekolah pendidikan tentara.
Namun saat ditanya apakah Dooley bertanggung jawab atas material
pelatihan, ia menjawab, "Saya tak tahu apakah ia (Dooley) yang
bertanggung jawab, seharusnya itu tanggung jawab komandan sekolah, yakni
Mayor Jendral Joseph Ward. Dengan demikian jenderal bintang dua itu
memilik potensi dihukum atas materi pelatihan mengejutkan itu.
Kembali menyoal presentasi pelatihan, Dooley juga memunculkan gagasan rencana perang empat fase untuk memaksa transformasi dalam Agama Islam. Fase ketiga disebutkan, 'Islam harus direduksi tak lebih dari status sebuah sekte' dan Arab Saudi mesti diancam dengan bencana kelaparan. Saran itu dianggap ironis mengingat dalam berita-berita terkini menyebut intelijen Arab Saudi justru membantu membongkar plot terorisme."
Tak berhenti sampai di situ, Dooley mengatakan hukum internasional yang melindungi warga sipil di era perang tak lagi relevan. Tujuannya, agar terbuka kemungkinan untuk menerapkan cara terdahulu di Dresden, Tokyo, Hiroshima dan Nagasaki, terhadap kota-kota tersuci Islam, menghancurkan Makkah dan Madinah. (bersambung) Rep
Kembali menyoal presentasi pelatihan, Dooley juga memunculkan gagasan rencana perang empat fase untuk memaksa transformasi dalam Agama Islam. Fase ketiga disebutkan, 'Islam harus direduksi tak lebih dari status sebuah sekte' dan Arab Saudi mesti diancam dengan bencana kelaparan. Saran itu dianggap ironis mengingat dalam berita-berita terkini menyebut intelijen Arab Saudi justru membantu membongkar plot terorisme."
Tak berhenti sampai di situ, Dooley mengatakan hukum internasional yang melindungi warga sipil di era perang tak lagi relevan. Tujuannya, agar terbuka kemungkinan untuk menerapkan cara terdahulu di Dresden, Tokyo, Hiroshima dan Nagasaki, terhadap kota-kota tersuci Islam, menghancurkan Makkah dan Madinah. (bersambung) Rep
Artikel Terkait:
Berita
- Saudi bakal luncurkan layanan buat terima keluhan dari PRT
- Sebotol Air Minum di Arab Saudi
- Arab Saudi Pakai Teknologi Tinggi Untuk Cegah Jamaah Haji Ilegal
- Arab Saudi Dirikan Gerbang Mekkah
- Arab Saudi Renovasi Ratusan Masjid
- Seruan dari Masjid Nabawi untuk Rakyat Mesir: "Kembalilah ke Rumah-rumah Kalian"
- Arab Saudi Luncurkan Stasiun TV khusus Wanita
- Saudi Bagikan 130.000 Paket Ramadhan Pengungsi Suriah
- Jangan Harap Orang Israel Naik Pesawat Saudi
- Jalur Tawaf Khusus Orang Cacat Dibangun di Masjid al-Haram
Teroris
- Saudi Bebaskan 166 Anggota Al-Qaeda Dan Militan Yang Sudah Bertobat
- Membajak Salafi
- Saudi Berhasil Luruskan Pemahaman 3.000 Ektremis
- BENARKAH KHAWARIJ MUNCUL DARI NAJD ARAB SAUDI??
- Arab Saudi bantah terlibat dalam serangan udara ke Yaman
- Dewan Syura Arab Saudi Terima Pemeriksaan Burka
- 2 Penjaga Perbatasan Saudi Tewas dalam Serangan di Wilayah Selatan
- Imam Besar Saudi: Kecam Filmnya, Bukan Serang yang Tak Bersalah!
- Nasehat HABIB-HABIB WAHABI kepada HABIB-HABIB SUFI+ SYI'AH
- Nasehat DR Said Aqiel Siradj, MA untuk Ketua PBNU Kiyai Haji Said Aqiel Siradj
Politik
- Menggapai Kemenangan dengan Tauhid
- Seruan dari Masjid Nabawi untuk Rakyat Mesir: "Kembalilah ke Rumah-rumah Kalian"
- Laporan dari Suriah: “Basyar Assad Hasil Perkawinan antara Amerika dengan Israel”
- Raja Arab Saudi izinkan perwakilan wanita di Dewan Syura
- Arab Saudi bantah terlibat dalam serangan udara ke Yaman
- Heran
- Palestina, Tanah Kaum Muslimin
- Malik Faishal bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Sa’ud dan Seruannya Untuk Membebaskan Al-Quds
- JIHAD NABI DI BUMI PALESTINA
- Fatwa Lajnah Da’imah Tentang Serangan Yahudi Kepada Muslim Palestina di Jalur Gaza
No comments:
Post a Comment