Monday, May 14, 2012

Materi Kontroversi Militer AS (2): Islam Agama Imperialis

Materi Kontroversi Militer AS (2): Islam Agama Imperialis
Gambar yang dijadikan materi pelatihan militer 
Matthew A Dooley dalam kuliahnya kepada tentara
Letnan Kololonel Matthew A Dooley bergabung di Kampus Militer Gabungan AS pada Agustus 2010. Saat bertugas memberi pelatihan dalam kuliah berdurasi delapan pekan ia langsung memulai dengan dua bagian sejarah Islam yang disampaikan lewat berbagai presentasi. Kuliah itu dulu diberikan oleh mantan profesor sejarah West Point, David Fatua.

Begini ucapan Dooley ketika membuka kelasnya pertama kali. "Sayangnya, jika kita hanya mengandalkan itu, anda tak akan memiliki pandangan seimbang yang tepat. Anda pun tak memiliki pandangan akurat bagaimana Islam mengartikan dirinya." Beberapa pekan ke depan, ia mengundan tiga dosen tamu yang terkenal atas pandangan anti-Islamnya.

Mereka ialah tokoh-tokoh yang mendukung ideologi Dooley dan berulang kali menyatakan bahwa sebagian besar Muslim berbahaya karena secara alami mereka cenderung pada kekerasan. Pertama ialah Shireen Burki. Wanita ini pada pemilu AS 2008 silam menyatakan keras bahwa "Obama ialah kandidat impian bin Ladin,". Dalam kuliah yang ia sampaikan di Kampus Militer AS, ia menyajikan presentasi yang menyatakan Islam adalah Agama Imperialis dan Penakluk.

Dosen tamu kedua, Sthepen Coughlin, ialah sosok yang pernah membuat thesis kontroversial untuk gelar masternya pada 2007. Saat itu ia mengklaim bahwa pernyataan Presiden George W Bush untuk menjalin persahabatan dengan dunia Muslim memberi 'efek mengerikan' terhadap mereka yang diberi tugas mengidentifikasi doktrin musuh.

Coughlin kemudian melepaskan posisinya sebagai konsultan di Pasukan Gabungan namun ia terus memberikan kuliah di Kampus Perang Angkatan Laut dan juga di Kantor petugas lapangan FBI di Washington. Saat berbicara di kelas Dooley, Coughlin-lah yang menyimpulkan bahwa Alqaidah telah membantu  menggulingkan Husni Mubarak dan diktator Libya, Moammar Qaddafi. Semua tadi, ujarnya, ialah bagian skema dunia Islam untuk menaklukkan dunia. Ia juga mengejek mereka yang tidak melihat adanya plot ini sejelas dirinya dan menuduh mereka 'orang ruwet'.

Saat menyampaikan materinya, Coughlin memberi judul presentasinya. "Pemaksaan Hukum Islam--atau--Ini Bukanlah Robot yang Anda Cari!'

Kemudian sosok ketiga ialah mantan anggota FBI, John Guandolo, yang menulis di situs konspiratorial World Net Daily, tahun lalu, bahwa Obama ialah satu-satunya presiden AS terkini yang jatuh di bawah pengaruh ekstremis Islam.

"Tingkat penetrasi Islam dalam tiga pemerintahan terakhir begitu dalam," tuding Guandolo. Dalam materi acuannya untuk kuliah di Kampus Militer, Guandolo, tidak hanya berbicara mengenai Muslim saat ini sebagai musuh Barat. Ia juga menjustifikasi keberadaan tentara Salib, seraya menulis, bahwa mereka "dibentuk ratusan tahun lalu setelah serangan Musllim ke tanah Barat."

Makalah Guandolo berisi klaim bagaimana muslim bersikap mengelabui orang lain ketika 'kebenaran' disodorkan pada mereka berjudul, “Usual Responses from the Enemy When Presented With the Truth” (.pdf), menjadi salah satu materi utama. Tulisan itu dijadikan presentasi, dokumen, video, dan tautan web yang didistribusikan secara elektronik di kalangan mahasiswa Kampus Militer AS.

Tak hanya itu materi kontroversial lain ialah tulisan sarat tuduhan yang berbunyi “It is a permanent command in Islam for Muslims to hate and despise Jews and Christians”. Ada pula kuliah video dari mantan guru besar, saksi pembela di sejumlah sidang pemimpin Serbia yang didakwa melakukan kejahatan perang termasuk pembantaian Muslim. Materi lain berupa tautan di web berjudul “Watch Before This Is Pulled,” berisi tudingan dan klaim pembuktian bahwa Presiden Obama, pemimpin tertinggi militer AS, mengakui bahwa ia adalah muslim. (bersambung)


Redaktur: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: Wired
REPUBLIKA.CO.ID,


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment