RIYADH –Duka menyelimuti Kerajaan Arab Saudi kemarin setelah Putra
Mahkota Pangeran Nayef bin Abdulaziz meninggal dunia karena sakit.
Meninggalnya Nayef membuka jalan suksesi di negara monarki absolut itu.
Pangeran Nayef, 79, adik tiri Raja Abdullah dan menteri dalam negeri kerajaan itu, meninggal dunia di Jenewa,Swiss, saat menjalani perawatan kesehatan. Tidak diungkap penyakit yang dideritanya. “Dengan penuh dukacita, Raja Abdullah berdukacita atas adiknya, Putra Mahkota Nayef, yang meninggal dunia dengan tenang pada hari Sabtu (kemarin) di luar kerajaan,”papar pernyataan resmi kerajaan yang dipublikasikan media resmi seperti dikutip Reuters. Tahun ini, Pangeran Nayef beberapa kali terbang ke luar negeri atas alasan medis,termasuk berkunjung ke Aljazair, Amerika Serikat, dan Swiss di mana dia terlihat beberapa hari lalu.Kurang dari dua pekan lalu, adiknya,Pangeran Ahmad bin Abdulaziz, menuturkan Nayef dalam kondisi sehat dan dia akan pulang ke Saudi. Pada 26 Mei, kantor berita Arab Saudi SPA melaporkan Nayef kembali meninggalkan kerajaan itu untuk melakukan tes medis di luar negeri yang kedua kalinya dalam waktu kurang dari tiga bulan tanpa menyebut tujuannya. Nayef akan dimakamkan hari ini setelah salat magrib di Mekkah setelah jenazahnya diterbangkan dari Jenewa. Meninggalnya Nayef diperkirakan tidak akan memicu perubahan besar terhadap kebijakan energi kerajaan itu atau hubungan penting dengan AS dan sekutu lainnya. “Prinsip fundamental yang menjalankan Saudi adalah stabilitas. Jadi, mereka akan mengembangkan konsensus di antara anggota senior keluarga mengenai suksesi lunak. Itu tampaknya bakal terlihat dalam beberapa bulan ke depan,” papar Robert Jordan, Duta Besar AS untuk Riyadh dari 2001–2003,kepada Reuters. Belum ada yang secara resmi menggantikan Nayef. Putra mahkota baru akan dipilih Dewan Kesetiaan, majelis putra-putra dan beberapa cucu Abdulaziz. Nayef adalah anggota Sudairi Seven, blok putraputra Abdulaziz dari istri favorit, Putri Hassa al-Sudairi. Nayef adalah pangeran keempat. “Suksesi di rumah tangga Saudi selalu berjalan tertib, sangat teratur,” ujar Khaled al- Maeena, pemimpin redaksi Saudi Gazette,kepada Al Jazeera. Raja dan dewan itu diperkirakan akan mulai bekerja untuk menunjuk putra mahkota baru yang kemungkinan besar adalah saudara kandung Raja Abdullah. Meninggalnya Nayef ini menyebabkan Saudi harus menggelar pemilihan putra mahkota baru kedua dalam waktu kurang dari setahun. Nayef ditunjuk sebagai putra mahkota pada Oktober lalu setelah Pangeran Sultan meninggal dunia. Raja Abdullah, 88, telah ditinggalkan dua calon penggantinya meskipun kesehatannya juga menjadi pertanyaan. Nama yang muncul untuk menggantikan Nayef adalah Menteri Pertahanan Pangeran Salman. Pria berusia 76 tahun ini sudah lama dilihat sebagai pangeran paling senior setelah almarhum Nayef. Semasa hidup,Nayef memiliki reputasi sebagai konservatif yang menentang reformasi Raja Abdullah dan mengembangkan infrastruktur yang berhasil memorak-porandakan Al-Qaeda. ● alvin seputar-indonesia.com/ |
Sunday, June 17, 2012
Pangeran Naif bin Abdulaziz Al Saud Meninggal
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment