Mina: Banyak kalangan menilai pedagang asongan kerap menimbulkan masalah. Hal ini pun diakui Pemerintah Saudi yang kesulitan mengakhiri praktik pedagang asongan yang menjajakan barangnya di jalan-jalan Mina.
Wartawan arabnews.com berkeliling dan mendapati para pedagang dari calon haji. Terkadang para pedagang mendirikan toko di jalan utama dan daerah sekitar haji. Ayisha, seorang pedagang overstayer asal Afrika yang tinggal di Mekkah, mengaku telah berdagang selama sembilan tahun. "Sebelum jama'ah haji tiba, saya menjual air dan biskuit terutama untuk para pekerja perusahaan Tawafa di Mina," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dirinya siap melaksanakan haji. Sejak awal bulan, ia datang ke Mina dengan membawa apa yang ingin dijual. "Saya bahkan bisa memilih lokasi yang strategis dengan bantuan dari beberapa teman saya," ungkapnya.
Senada dengannya, Um Bakar, seorang pedagang tasbih, pakaian dan berbagai jenis minyak ini mengungkapkan keberhasilan usahanya. "Saya berdagang di Mina bersama sembilan putri saya yang tersebar di lokasi lain dekat penginapan haji," ungkapnya. Tahun lalu, tambahnya, kami merengguk keuntungan SR 7.000 hanya dalam waktu enam hari. "Tahun ini, saya yakin akan mendapatkan tiga kali lipat jumlahnya", katanya optimis.
Melihat hal demikian, Dr. Muhammad Abdul Wahab, seorang dokter rumah sakit di Makkah mengingatkan bila barang dagangan asongan dapat berisiko bagi kesehatan para jama'ah haji. Apakah itu menjual pakaian atau makanan. Menurutnya, pakaian yang dijual dapat menularkan penyakit kulit, sementara makanan yang disimpan bukan pada tempat yang bersih akan membawa risiko keracunan bagi yang mengonsumsinya.(MEL) Liputan6.com,
No comments:
Post a Comment