Wednesday, November 9, 2011

Makna Haji bagi Kaum Muda Arab Saudi

Mina - Perhelatan haji telah selesai setelah para jemaah wukuf di Arafah, melempar jumrah, dan tawaf ifadah (perpisahan). Namun rukun Islam yang dijalankan sekali seumur hidup oleh umat muslim itu menyisakan banyak makna bagi kaum belia Arab Saudi.

Mereka pada umumnya sangat gembira dengan kedatangan musim haji setahun sekali di negerinya. Untuk itu kaum muda yang berusia belasan hingga 20-an itu menyambut senang hati menjadi relawan dengan cara bergabung dengan organisasi Tawafa, Metro Mekah, dan menjadi penjaga keamanan di ribuan tenda-tenda jemaah.

Beberapa di antara kaum muda itu adalah Kamel Shaban. Pemuda berusia 21 tahun lulusan SMA ini mengaku mendapatkan peluang bekerja di stasiun kereta api Metro Mekah di Mina.

"Ini pengalaman yang sangat penting dalam hidup saya. Saya banyak belajar berinteraksi dengan berbagai warga negara. Di samping itu saya juga mendapatkan rezeki halal selama beberapa hari di musim haji," ujarnya tanpa menyebutkan jumlah penghasilannya.

Abdul Rahim Wahid, 15 tahun, bekerja sebagai penjaga tenda jemaah. "Dari pekerjaan ini saya memperoleh SR1.500 (Rp 3,5 juta) selama lima hari. Uang ini untuk membantu ayah membayar sewa rumah. Saya ingin membantu beliau dengan cara yang bisa saya lakukan. Ini salah satu langkah untuk meringankan beban hidupnya," katanya dengan sedikit emosional.

Abu Bakr al-Humaidi bekerja sebagai asisten manajer di Tawafa. "Uang tidak terlalu penting. Buat saya yang penting pengalaman. Saya harus peduli pada diri saya sendiri. Pekerjaan ini mengajarkan kepada saya bagaimana mengatur diri saya sendiri," kata pria berusia 17 tahun ini. "Ketika saya meninggalkan pekerjaan ini, saya bisa menjadi lebih dewasa."

Bagi Muhammad Fatah, uang juga tidak terlalu pentng bila dibandingkan dengan sahabat. Pemuda berusia 16 tahun asal Taif ini tahun lalu mengaku banyak kehilangan teman karena mereka bekerja sebagai relawan di musim haji.

"Tahun lalu hampir semua temanku pergi ke Mina selama musim haji. Aku merasa sendirian, sangat membosankan. Apakah hidup tanpa teman? Karena itu tahun ini saya memutuskan pergi bersama mereka dan di sini saya amat gembira termasuk memperoleh uang. Saya memperoleh SR 1.000 (Rp 2,4 juta) selama lima hari," katanya bangga. "Selain itu, saya juga mendapatkan teman dari Mekah dan Jedah. Ini sesuatu yang besar. Kami membentuk sebuah komunitas persahabatan."

Selama menjadi relawan, Fatah mengaku rindu dengan keluarga. "Saya akan membelikan hadiah untuk saudara-saudara saya. Mereka menungguku dan saya pun merindukan mereka," tutur dia.

Abdul Malik Sadik, 15 tahun. Pemuda asal Abha ini mengaku musim haji kali ini merupakan kesempatan kedua menjadi relawan. "Ibuku menanyaiku selama aku bekerja di musim haji. Beliau ingin aku mendapatkan banyak pengalaman seni melayani para jemaah. Peristiwa ini telah memberikan pengalaman yang sangat berharga bagiku dan beliau sangat bahagia ketika aku menceritakan kepada beliau tentang pekerjaanku di Mina," katanya.

Apa yang akan dilakukan dengan SR 1.000 (Rp 2,4 juta) selama menjadi relawan? "Aku akan membayar tagihan teleponku," jawabnya.

Saad al-Harbi, seorang mahasiswa sebuah universitas. "Saya sedang belajar bahasa Inggris di Universitas King AbdulAzis di Jedah. Ini keenam kalinya aku bekerja di musim haji. Saya membantu mengorganisasi fasilitas akomodasi di Mina."

Untuk kegiatan tersebut pemuda 21 tahun ini tak mempermasalahkan uang. "Saya mendapatkan SR 1.500 (Rp 3,5 juta) kendati hal tersebut tidak terlalu penting karena saya bisa memperoleh pengalaman praktek bahasa Inggris yang sedang saya pelajari dengan berbagai warga negara asing di sini."

ARAB NEWS | CA
TEMPO Interaktif,

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment