Jeddah dengan air mancurnya |
Kota Jeddah merupakan kota terbesar kedua di Arab Saudi.Meski di Tanah
Air ketenarannya tak seperti Mekkah dan Madinah,kota ini merupakan kota
terpenting di Arab Saudi.
Selain indah,kota ini juga menjadi
pintu gerbang perekonomian Negeri Petrodolar. Julukan The Bride of The
Red Sea atau Ratu Laut Merah,memang layak disandang kota dagang ini.
Senja baru saja menjelang. Keringat masih terasa lengket di badan.Sisa
hawa panas yang terasa membakar dari pagi hingga siang masih terasa di
kulit.Embusan angin musim peralihan semakin membuat kulit kering.
Seiring tenggelamnya matahari di ufuk Laut Merah,lampulampu mulai dinyalakan. Warna lampu jalanan berpendar terang keemasan. Deretan etalase pertokoan di sepanjang Madinah Road memancarkan cahaya warnawarni. Show roommobil dengan merek-merek terkenal berderet di sepanjang jalan. Mercedes Benz,Porsche, Lamborghini,GMC,Ferrari, Bentley,Lexus,Hummer, hingga Pajero bersaing menarik pembeli. Tak cukup hanya di dalam show room, mobil mewah yang kalau di Tanah Air berharga miliaran rupiah itu,juga berseliweran di jalanan kota yang lebar dan mulus. Pada masa pemulangan jamaah seperti saat ini, Jeddah memang dipenuhi jamaah haji dari seluruh dunia.Namun,sebagian besar dari mereka sekadar mampir saja.Berbeda dengan jamaah Indonesia yang mempunyai kesempatan transit hingga 24 jam. Mereka bisa memanfaatkan waktu di Jeddah itu untuk berjalanjalan menikmati keindahan pantai Laut Merah,atau berbelanja di mal dan hipermarket yang tersebar di beberapa sudut kota.Dari sinilah jamaah mengetahui bahwa Arab Saudi benarbenar Negeri Petrodolar. Selain dihiasi dengan simbolsimbol kemewahan berupa mobil,bangunan,dan jalanjalan yang serbamewah,di Jeddah juga dihiasi dengan berbagai ornamen seni. Sebagian besar ornamen seni itu berada di taman-taman hasil reklamasi di sepanjang tepi pantai Laut Merah. Berbagai ornamen seni itu umumnya berbentuk abstrak. Maklum,di Arab Saudi masih belum diperbolehkan untuk memasang patung manusia atau hewan secara utuh. Konon otoritas Kota Jeddah mendatangkan konsultan seni dari Yunani untuk memasang ornamen-ornamen itu.“Ternyata di tengah kondisi panas dan gersang,pemerintah Arab Saudi terus berupaya membuat satu kota yang indah,” ujar Andika,salah satu jamaah Indonesia asal Embarkasi Surabaya,saat bertemu SINDO di tepi pantai Laut Merah. Salah satu bukti keseriusan otoritas Jeddah dalam memperindah kotanya adalah dibangunnya air mancur tertinggi di dunia di kompleks Istana Raja di tepi Laut Merah. Air mancur itu dikenal dengan nama Nafura King Fahd,dengan tinggi mencapai 312 meter.Air mancur ini akan menyala menjelang magrib hingga tengah malam.Sebuah lampu sorot ribuan watt semakin memperindah siluet air yang ditimbulkan dari air mancur ini. Hampir setiap hari sejumlah penduduk lokal dan para wisatawan tampak menikmati keindahan air mancur ini.Suasana semakin ramai pada Kamis dan Jumat yang merupakan hari libur di Arab Saudi. Menurut sejarawan, keberadaan Kota Jeddah sebenarnya sudah ada sejak 2.500 tahun yang lalu,yaitu masih berupa suatu desa kecil “QUDA’A”, yang mana para penduduk setempat bermata pencarian sebagai nelayan, yang sebab lokasinya strategis Jeddah menjadi berkembang pesat menjadi sentralnya perdagangan antara negaranegara Timur Tengah, Mediterania,negara-negara Timur.Pada tahun 647,di bawah kepemimpinan khalifah Usman bin Affan, beliau menyatakan Jeddah sebagai pintu gerbang atau pintu masuk (pelabuhan) secara resmi di kota suci Mekkah al-Mukarromah,dan sejak itulah Jeddah semakin berkembang pesat. www.seputar-indonesia.com |
No comments:
Post a Comment