Thursday, May 17, 2012

Salah Faham tentang Wahabi

Oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani 

Penanya : Seseorang bertanya, ” kami sering mendengar tentang wahabiyah/wahabi dan kami mendengar pula bahwa para pengikut wahabiyah membenci shalawat atas Nabi Shollalallaahu ‘alaihi wasallam dan tidak mau menziarahi makan Rosulullaah. Lalu sebagian syeikh mengatakan sesungguhnya Nabi Shollallaahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan keadaan mereka ini saat beliau bersabda, “najed adalah tanduk Syeitan.” Bagaimanakah jawaban anda mengenai hal ini ?

Syaikh Al-Albanie : Pada hakikatnya pertanyaan ini, sangat disayangkan, sangat mengakar dan mempengaruhi kaum muslimin. Adapun iklim yang telah menunjang tumbuhnya opini seperti ini dahulu adalah faktor politik, namun masa bagi faktor tsb telah lama berlalu dan berakhir. Sebab, ia hanyalah manufer politik yang sengaja dilancarkan oleh daulah Attaturk (kerajaan Turki) tanpa landasan sama sekali, tapi sekedar mengalihkan perhatian.

Politik tersebut diciptakan oleh daulah attaturk pada saat munculnya seorang ahli ilmu dan tokoh pembaharu yang bernama Muhammad bin Abdul Wahhab, yang berasal dari bagian negeri Najed. Tokoh tersebut mengajak orang-orang disekitarnya kepada keikhlasan, beribadah kepada Allah semata tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Di antara fenomena kesyirikan itu, sangat disayangkan, masih saja ditemukan di sebagian negeri Islam, berbeda dengan negeri tempat munculnya sang pembaharu Muhammad bin Abdul Wahhab. Negeri tersebut hingga saat ini, Alhamdulillah, tidak ditemukan padanya salah satu jenis syirik. Sementara fenomena syirik demikian marak di sebagian besar negeri Islam yang lain, Sebagai contoh, figur Khomaini dan saat meninggalnya serta pengumuman penunjukan makan beliau sebagai Ka’bah (tempat menunaikan haji) bagi penduduk Iran, ini merupakan bukti nyata dan berita tentang hal ini masih hangat bagi kalian.

Sang tokoh, Muhammad bin Abdul Wahhab, ketika naik ke permukaan dalam rangka berdakwah untuk beribadah hanya kepada Allah, sangat bertepatan dengan hikmah yang dikehendaki Allah. Pada saat itu, di negeri tersebut terdapat seorang pemimpin di antara sekian pemimpin negeri Najed,beliau adalah Su’ud leluhur keluarga yang saat ini sedang memerintah Saudi. Akhirnya syaikh dan pemimpin tersebut bekerja sama, ilmu dan pedang pun saling membantu. Mereka mulai menyebarkan dakwah tauhid di negeri Najed, mengajak manusia sekali waktu dengan lisan dan di waktu yang lain dengan pedang. Siap yang menyambut ajakan, maka itulah yang diharapkan. Sedang bila tidak demikian, maka tidak ada jalan lain kecuali menggunakan kekuatan.

Dakwah tersebut berhasil menyebar hingga sampai ke negeri-negeri yang lain. Sementara perlu diketahui bahwa saat itu negeri Najed serta wilayah sekitarnya seperti Irak, Yordan, dan wilayah-wilayah lain berada di bawah kekuasaan Attaturk sebagai khilafah turun-temurun. Kemudian tokoh ini dengan ilmunya serta pemimpin tersebut dengan kepemimpinannya mulai populer. Dari sini, penguasa Attaturk merasa khawatir jika muncul di dunia Islam satu kekuatan yang mampun menyaingi kekuasaan Daulah Attaturk. Maka, mereka berkehendak membabat habis dakwah ini sebelum sempat beranjak dari negeri kelahirannya. Hal itu mereka tempuh dengan cara menggencarkan propaganda bohong mengenai dakwah tersebut, sebagaimana terungkap dalam pertanyaan di atas ataupun pernyataan serupa yang sering kita dengar.

Di atas telah aku katakan,bahwa faktor utamanya adalah konflik politik, akan tetapi konflik politik tersebut telah berakhir dan bukan tujuan kami hendak membahas sejarah. Adapun faktor lain yang turut andil bagi tersebarnya opini tidak benar terhadap dakwah ini adalah ketidaktahuan sebagian orang terhadap hakikat dakwah ini. Hal ini mengingatkan ku akan suatu cerita yang pernah aku baca di sebuah majalah, yaitu bahwa dua orang laki-laki sedang bertukar pikiran mengenai jalan dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab yang mereka cap dengan sebutan Wahabiyah. Kalau saja manusia mau memikirkan apa yang akan mereka katakan, niscaya pemberian cap ini saja sudah cukup membuktikan kesalahan mereka dalam menyikapi dakwah ini. Sebab kata Wahabiyah bila ditelusuri merupakan pecahan dari kata dasar Wahab. Lalu siapakah Al-Wahab itu ? tidak lain adalah Allah Tabaraka Wata’ala.

Kalau begitu, pemberian cap bagi dakwah ini dengan sebutan Wahabiyah justru menjadikannya mulia dan bukan malah meruntuhkannya. Akan tetapi sebutan itu sama seperti apa yang mereka katakan tentang kami di Suriah, “Di telinga mereka, hal itu adalah sesuatu yang menakutkan sekali”. Begitu juga perkataan “Wahabiyah tidak memiliki keyakinan terhadap Rosul, atau mereka tidak beriman kepada Allah Ta’ala.
Pembahasan ini telah mengingatkanku akan dua orang yang bertukar pikiran tsb. Seorang yang bodoh mengklaim bahwa golongan Wahabiyah hanya beriman kepada Allah, adapun Muhammad Rosulullaah tidak menjadi bagian keyakinan mereka. Tidak ada yang mereka ucapkan kecuali “Laa Ilaha Illallaah (Tidak ada sembahan yang hak kecuali Allah).

Sehubungan dengan ini, di Negeri Syam ada cerita yang mesti aku sampaikan. Mereka biasa mengatakan “Mobil duta besar Saudi lewat dan ternyata diiringi oleh bendera melambai-lambai bertuliskan Laa Ilaha Illallaah wa Muhammad Rosulullaah. Wahai kaum muslimin, bertakwalah kalian kepada Allah. Bagaimana kalian mengatakan terhadap orang-orang itu bahwa mereka tidak beriman kecuali hanya kepada Allah, sementara bendera mereka merupakan satu-satunya bendera di dunia yang bertuliskan simbol Tauhid, dimana Rosulullaah telah bersabda tentang hal itu, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rosulullaah. Apabila mereka mengatakan hal itu, sungguh telah terlindung dariku harta dan darah mereka. Adapun Hisab (perhitungan amalan) mereka terserah kepada Allah”. Mengapa kalian melancarkan tuduhan dusta kepada mereka ? Lihatlah, bendera mereka ini menjulang tinggi untuk mengungkapkan keimanan yang ada dihati mereka.

Ini dari satu sisi, sementara dari sisi lain yang lebih besar dan lebih penting, “Mungkin saja dikatakan bahwa bendera tsb hanyalah kepalsuan, yakni sekedar propaganda yang memiliki maksud tersendiri..dan seterusnya”, Akan tetapi, tidaklah mereka perhatikan bagaimana hingga saat ini manusia melaksanakan haji setiap waktu dengan nyaman dan aman. Keadaan seperti ini tidak pernah dinikmati (setelah masa Rosulullah dan beberapa Khalifah terdahulu = tambahan saya sendiri), pada masa Attaturk yang telah melancarkan tuduhan dusta untuk merusak citra dakwah ini. Kalian semua mengetahui bahwa seringkali terjadi pada bapak-bapak kita, terlebih kakek-kakek kita, bila hendak berangkat menunaikan haji harus menyertakan pasukan bersenjata demi untuk mengamankan jamaah haji tsb dari para penyamun dan perampok.

Maha suci Allah, kondisi ini telah berakhir. Namun dengan sebab apa? Tentu saja dengan sebab politik yang diterapkan oleh jamaah yang mereka namakan golongan wahabiyah hingga saat ini.
Seandainya bendera yang melambaikan keimanan shahih dan tauhid yang benar disertai keimanan bahwa Muhammad adalah Rosulullah itu hanyalah pernyataan palsu dan kedustaan belaka, namun tidakkah kalian perhatikan bagaimana mereka demikian tekunnya di dalam Masjid untuk beribadah kepada Allah Ta’ ala. Mereka mengumandangkan adzan sebagaimana adzan yang dikumandangkan di seluruh negeri Islam lainnya. Demi Allah, kecuali tambahan yang biasa diucapkan pada bagian awal dan akhir adzan seperti yang terdapat di berbagai negeri Islam lain. Sesungguhnya tambahan ini tidaklah ditemukan di sana (Saudi). Hal itu mereka lakukan dalam rangka menerapkan Sunnah, bukan sebagai fenomena pengingkaran terhadap Rosul Islam serta Rosul bagi manusia secara keseluruhan. Akan tetapi semata-mata hanyalah untuk mengikuti generasi salaf. Semua kebaikan adalah dengan mengikuti golongan salaf, sementara segala keburukan terdapat pada bid’ah dan kaum khalaf.

Hingga saat ini, manusia menunaikan ibadah haji dan mendengarkan adzan dengan kalimat persaksian akan keesaan Allah serta persaksian terhadap Nabi-Nya sebagai pengemban Risalah. Kemudian mereka sholat seperti sholat yang kita lakukan, dan bersholawat terhadap Rosul setiap kali namanya disebut. Barangkali mereka lebih banyak bersholawat dibandingkan orang-orang yang menuduh bahwa mereka tidak mencintai dan tidak mau bersholawat atas Rosul.

Wahai jamaah sekalian, takutlah kalian kepada Allah. Kedustaan yang digemborkan ini telah dibantah oleh kenyataan kondisi mereka. Sebab tidak mungkin bagi mereka memperturuti keinginan orang-orang yang berada di negeri mereka. Akan tetapi yang mereka tampilkan tidak lain lahir dari lubuk hati, keimanan terhadap kalimat “Laa ilaha Illallaah wa anna Muhammad Rosulullaah” serta semangat untuk mengikuti manhaj Rosulullaah shollallaahu ‘alaihi wasallam tanpa menambah, tidak tidak aku katakan tidak mengurangi. Sebab kekurangan adalah tabiat manusia, tidak ada manusia yang mampu untuk menghindar darinya. Akan tetapi dari segi Akidah tidk dilebihkan dan tidak dikurangi dari yang semestinya. Sedangkan dari segi ibadah tidak dilebihkan namun bisa saja kurang dari yang semestinya. Misalnya sebagian mereka tidak melakukan sholat di waktu malam di saat manusia tertidur, dan ini adalah kekurangan. Namun kekurangan ini tidak mempengaruhi akidah serta tidak mengurangi nilai keislaman yang dimiliki. Kalimat Wahabiyah masih saja dijadikan bahan untuk melakukan tuduhan suatu kelompok masyarakat mengenai perkara-perkara yang mereka berlepas dari darinya sebagaimana dikatakan “terbebasnya serigala dari darah putra Ya’qub.
Wallaahu a’lam bisshowab

Sumber : Fatawa Asy-Syaikh Al-Albani wa Muqaranatuha bi fatawa Al-’Ulama.
Penyusun : Ukasyah Abdul Manan Athaiby, cetakan kedua 1995
Penerbit : Maktabah Ats-Tsurats Al-Islami,
Cairo


Artikel Terkait:

2 comments:

  1. syukron ,jazakumullah khairal jazaa

    ReplyDelete
  2. MUHAMMAD AL-FATEH------- Ia merupakan satu khalifah dari kerajaan Turki Ustmani ini lahir pada tanggal 20 April 1429 M bertepatan tanggal 28 Rajab 833 H.
    setelah ayahnya menghadirkan seorang Ulama Kurdi menjadi gurunya yaitu :
    Syeikh Ahmad bin Ismail Al-Kurani
    Syeikh Ibnu Al-Tamjid seorang ahli syair yang menguasai bahasa Arab dan Persia,
    Syeikh Khairuddin
    Syeikh Sirajudin Al-Habi dan lainnya.
    Belakangan ada seorang Syeikh lagi, yaitu
    Aag Syamsudin yang bersama-sama Al-Kurani merupakan dua orang Syeikh yang paling berpengaruh dan paling dipercaya oleh Sultan Muhammad Al-Fatih.
    Shekh Al-Kuraani adalah ulama yang bertanggungjawab merotan buat pertama kali Sultan Muhammad ketika beliau kecil. Sultan Murad II memerintahkan Sheikhul Islam pada masa itu, Shekh Yegan untuk menjemput Shekh Al-Kuraani dari Al-Azhar ke Edirne untuk menjadi tenaga pengajar utama anaknya, Sultan Muhammad Al-Fatih. (Sumber : Profesor Ekmeleddin ) ---
    Dari mereka, Muhammad Muda belajar ilmu. Ilmu agama, bahasa, keterampilan, fisik, geografi, falak dan sejarah. Dalam pelajaran sejarah, ia juga mempelajari biografi tokoh-tokoh Eropa seperti Kaisar Agustus, Constantine The Great, Theodosius The Great, Timur Lang dan ia terkesan dengan kisah Iskandar Agung dari Macedonia.
    Setelah ayahnya meninggal Muhammad kembali diangkat menjadi sultan pada usia 21 tahun. melanjutkan kembali visinya untuk menaklukan Konstatinopel visi ini tentu tidak muncul begitu saja.

    Sejak kecil ia telah mempelajari Al-Qur’an dan Al-Hadist Rosul SAW. Diantara hadist yang disampaikan secara berulang-ulang kepada beliau pada masa kecilnya adalah hadist yang berisi ramalan Rosul tetntang penaklukan kota tersebut sebagai berikut:
    ------ “Konstatinopel akan jatuh ketangan Islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada dibawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad bin Hanbal musnadnya).---------
    Syeikh Aaq Syamsudin adalah guru yang paling besar pengaruhnya terhadap Muhammad dalam persoalan ini. Bahkan dapat dikatakan Syeikh Syamsudin telah mengisyaratkan pada Muhammad kecil bahwa dirinyalah yang dimaksud hadist tersebut.Dan kenyataan, ramalan Rosul pun terbukti. Sultan muda dari kerajaan Turki Ustmani ini berhasil menuntaskan amanat Rosul sekaligus mimpi umat Islam selama delapan abad.
    -----Beliau pun menyuruh agar pasukkan yang akan masuk tidak melakukan pengerusakkan terhadap warga kota dan bangunan yang ada didalamnya jika berhasil menaklukkan kota.
    ----Malam harinya pasukkan diperintah untuk tahlil, takbir dan doa mengharap ridho Alloh SWT agar diberikan kemenangan dalam penaklukkan kota ini, mendengar suara tahlil dan takbir serta genderang drum pasukkan Utsmani warga kota semakin ketakutan dan mental mereka jatuh ketitik terlemah, bisa dibayangkan bagaimana suara takbir di malam hari menyebut nama Tuhan “Allohu Akbar” dari 250.000 pasukkan tempur sungguh pemandangan yang indah namun di sisi Konstantinopel ini merupakan peristiwa yang menakutkkan, senjata spiritual dari Muslim berhasil menembus hati kecil penduduk hingga tidak berdaya. ------- apakah ini BID'AH Al-Fateh ???-----
    Sebagai orang awwam yang lemah ilmu dan dalil, saya bertanya dalam hati : ----Apakah Faham Tauhid Muhammad Al-Fateh ??? Asy'ariyah..
    ----- Apakah Al-Fateh Bermazhab, Yaa....
    Kemudian kita lihat masa kehidupah Al Fateh, - ( lahir pada tanggal 20 April 1429 M bertepatan tanggal 28 Rajab 833 H. )
    kita bandingkan dengan:
    --- Muhammad ibn Abi Bakr ibn Ayyub az-Zar’i, dikenal dengan nama Ibn Qayyim al-Jawziyyah, lahir tahun 691 hijriyah dan wafat tahun 751 hijriyah.---
    Apakah Mazhab Tauhid Al-Fateh, sama dengan mazhab Tauhid Ibn Qayyim al-Jawziyyah,
    Muhammad Al-Fateh seorang yg lebih dekat ke kita hari ini, namun beliau dijamin oleh Rasulullah..-----
    dan saya belum melihat jaminan itu ada pada khalaf yg lain,
    Permasalahan hari ini adalah : -Ilmu benar kelakuan salah, dan ilmu salah , kelakuan terlihat benar,---Wallahu a'lam...
    Mari sama-sama mencari---
    Semoga Alllah merahmati kita semua Aamiiin
    Wassalam

    ReplyDelete