Monday, August 13, 2012

Arab Saudi menyumbang 50 juta USD (Rp 470 miliar) untuk Muslim Rohingya

MAKKAH -Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz, memberikan bantuan sebesar US$ 50 juta (Rp 470 miliar) kepada umat Rohingya, kelompok Muslim minoritas di Myanmar yang sejak awal Juni terus menjadi target pembersihan etnis oleh pemerintah Myanmar.

Seperti dilansir KUNA, pernyataan pers menunjukkan bahwa King Abdullah memerintahkan untuk berdonasi untuk meringankan penderitaan Muslim Rohingya di Myanmar yang menjadi target pembantaian, pembakaran, pengusiran, pemerkosaan (bagi Muslimah), penindasan lainnya oleh para ekstrimis Buddha Rakhine yang dibiarkan oleh pemerintahan Myanmar.

Keputusan ini datang setelah otoritas Myanmar mau sedikit 'membuka diri' untuk mengizinkan tim bantuan kemanusiaan datang ke negara bagian Arakan-wilayah di mana kaum Muslimin ditindas-setelah sebelumnya dilarang.

Minggu lalu, kabinet Arab Saudi menyampaikan kecaman terhadap kekerasan yang terjadi di Myanmar bagian utara tersebut. Mereka juga telah melakukan pertemuan dengan Organisasi Kerjasama Islam (OIC) pada tanggal 31 Juli, di Jeddah, untuk membicarakan mengenai bantuan ini. Selain itu, masalah pembersihan etnis Rohingya akan kembali menjadi salah satu pokok bahasan yang didiskusikan dalam pertemuan tingkat tinggi OIC pada 14-15 Agustus 2012 di Mekkah.

Salah seorang diplomat OKI yang berbasis di Jeddah mengatakan, apa yang dilakukan oleh Myanmar kepada umat Rohingya sudah jelas-jelas merupakan tindak kejahatan kemanusiaan, yang dapat dituntut ke pengadilan internasional. Human Rights Watch, yang berpusat di New York, juga mengemukakan fakta pasukan Myanmar menembaki warga Rohingya serta memerkosa dan diam saat kelompok bersaing saling serang.

Sementara itu, Menlu Turki, Ahmet Davutoglu, beserta istri dan tim bantuan kemanusiaan telah lebih dulu mengujungi Myanmar, tepatnya pekan lalu, untuk membahas mengenai pengiriman bantuan bagi umat Rohingya, sekaligus bertemu dengan umat Rohingya di kamp pengungsian. (Eli / Nky)


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment