Riyadh - Setelah serangan virus Shamoon dua
pekan lalu, raksasa minyak Arab Saudi, Aramco, mengatakan bahwa pihaknya
kini telah memperbaiki jaringan internal utamanya.
"Perusahaan telah memperbaiki semua layanan jaringan internal utamanya yang terdampak pada 15 Agustus 2012 oleh sebuah virus berbahaya yang berasal dari sumber eksternal," demikian pernyataaan resmi dari CEO Aramco Khalid Al-Falih, seperti dikutip oleh New York Times.
Meskipun tidak sampai mempengaruhi jalannya produksi, namun menurut Al Falih serangan 'cyber' itu mempengaruhi sekitar 30 ribu workstation.
"Akan tetapi kini mereka telah dibersihkan dan diperbaiki untuk layanan, sementara akses Internet jarak jauh ke sumber daya online dibatasi sebagai tindakan pencegahan," tambah Al-Falih.
Perusahaan milik negara yang menjalankan produksi minyak seluruh Arab Saudi itu, mengatakan bahwa eksplorasi hidrokarbon tidak terpengaruh karena mereka beroperasi pada sistem jaringan terisolasi.
Dikatakan Al-Falih, produksi pabrik juga tetap 'beroperasi penuh' berkat sistem kontrol yang juga terisolasi.
"Ini bukan yang pertama atau juga tidak akan menjadi upaya terakhir yang ilegal untuk menyusup ke sistem kami," ujar Al-Falih seraya berjanji untuk lebih memperkuat terhadap kemungkinan serangan 'cyber' di masa depan.
Seperti INILAH.COM wartakan sebelumnya, pada 15 Agustus 2012, Aramco melaporkan jaringan komputernya diserang sehingga offline.
Meskipun Aramco tidak mengaitkan serangan yang dialaminya terhadap ancaman Shamoon, namun perusahaan itu menyatakan telah menderita akibat 'gangguan mendadak'.
Di pernyataan resminya saat itu, perusahaan minyak terbesar di Arab Saudi tersebut mengisolasi jaringan komputernya sebagai langkah pencegahan.
Arab Saudi pada Maret 2012 lalu 'dinobatkan' menjadi produsen minyak terbesar di dunia setelah meningkatkan produksinya menjadi 9,923 juta barel per hari. Jumlah tersebut melampaui produksi Rusia sebanyak 9,920 juta barel per hari. [mor] INILAH.COM
Sebelumnya
Varian virus komputer baru, yang disebut Shamoon, mengincar infrastruktur sektor energi dunia, termasuk Arab Saudi."Perusahaan telah memperbaiki semua layanan jaringan internal utamanya yang terdampak pada 15 Agustus 2012 oleh sebuah virus berbahaya yang berasal dari sumber eksternal," demikian pernyataaan resmi dari CEO Aramco Khalid Al-Falih, seperti dikutip oleh New York Times.
Meskipun tidak sampai mempengaruhi jalannya produksi, namun menurut Al Falih serangan 'cyber' itu mempengaruhi sekitar 30 ribu workstation.
"Akan tetapi kini mereka telah dibersihkan dan diperbaiki untuk layanan, sementara akses Internet jarak jauh ke sumber daya online dibatasi sebagai tindakan pencegahan," tambah Al-Falih.
Perusahaan milik negara yang menjalankan produksi minyak seluruh Arab Saudi itu, mengatakan bahwa eksplorasi hidrokarbon tidak terpengaruh karena mereka beroperasi pada sistem jaringan terisolasi.
Dikatakan Al-Falih, produksi pabrik juga tetap 'beroperasi penuh' berkat sistem kontrol yang juga terisolasi.
"Ini bukan yang pertama atau juga tidak akan menjadi upaya terakhir yang ilegal untuk menyusup ke sistem kami," ujar Al-Falih seraya berjanji untuk lebih memperkuat terhadap kemungkinan serangan 'cyber' di masa depan.
Seperti INILAH.COM wartakan sebelumnya, pada 15 Agustus 2012, Aramco melaporkan jaringan komputernya diserang sehingga offline.
Meskipun Aramco tidak mengaitkan serangan yang dialaminya terhadap ancaman Shamoon, namun perusahaan itu menyatakan telah menderita akibat 'gangguan mendadak'.
Di pernyataan resminya saat itu, perusahaan minyak terbesar di Arab Saudi tersebut mengisolasi jaringan komputernya sebagai langkah pencegahan.
Arab Saudi pada Maret 2012 lalu 'dinobatkan' menjadi produsen minyak terbesar di dunia setelah meningkatkan produksinya menjadi 9,923 juta barel per hari. Jumlah tersebut melampaui produksi Rusia sebanyak 9,920 juta barel per hari. [mor] INILAH.COM
Sebelumnya
Virus itu, seperti disebut BBC, ditujukan untuk menyerang setidaknya satu organisasi atau perusahaan di sektor industri.
Shamoon mempunyai kemampuan menghapus file dan memformat (render) sejumlah komputer pada jaringan sehingga tidak dapat dioperasikan.
Pada Rabu (15/8), Perusahaan minyak Aramco Arab Saudi melaporkan jaringan komputernya diserang sehingga mati (offline).
Meski Aramco tidak mengaitkan serangan yang dialaminya terhadap ancaman Shamoon, perusahaan itu menyatakan telah menderita akibat "gangguan mendadak".
Dalam pernyataan resminya, perusahaan Arab Saudi itu telah mengisolasi jaringan komputernya sebagai langkah pencegahan.
"Dicurigai sebagai hasil virus yang menyerang (komputer) workstation personal tanpa berdampak pada komponen utama jaringan," sebut Aramco dalam pernyataan resmi.
Perusahaan keamanan komputer dan jaringan, Symantec, menyebut, "Itu adalah 'malware' pengganggu yang merusak file dari komputer tanpa pengamanan dan menimpa file 'Master Boot Record' yang bertujuan menjadikan komputer tidak dapat digunakan."(antara)
No comments:
Post a Comment