Ramadan memang bulan spesial. Waktu menyenangkan buat muslim untuk
beribadah puasa. Tapi bagaimana dengan para warga nonmuslim yang tinggal
di Kerajaan Arab Saudi tentang Ramadan? Kepada Arab News
beberapa dari mereka menyatakan Ramadan adalah bulan yang indah dan
kesempatan bagus buat mereka untuk belajar soal Islam dari tangan
pertama.
Tengok penuturan Raju Phillips, seorang ekspatriat nonmuslim yang bekerja di sebuah perusahaan konstruksi. Pekan-pekan ini dia tengah rajin membaca sebuah buku terjemahan bahasa Inggris dari Al-Quran. “Kesempatan yang bagus buat belajar soal Islam. Terutama sejak saya punya beberapa jam waktu longgar karena jam kerja berubah selama Ramadan,” ujarnya di Jeddah, Selasa lalu, 16 Agustus 2011.
Tengok penuturan Raju Phillips, seorang ekspatriat nonmuslim yang bekerja di sebuah perusahaan konstruksi. Pekan-pekan ini dia tengah rajin membaca sebuah buku terjemahan bahasa Inggris dari Al-Quran. “Kesempatan yang bagus buat belajar soal Islam. Terutama sejak saya punya beberapa jam waktu longgar karena jam kerja berubah selama Ramadan,” ujarnya di Jeddah, Selasa lalu, 16 Agustus 2011.
“Di ibu kota India tak ada muslim. Maka saya tak pernah tahu soal
Ramadan sampai saya datang ke Arab Saudi ini dan menyaksikan kaum muslim
berpuasa. Mereka berpuasa dengan sempurna! Saya tak makan atau minum
selama makan siang, hanya makan secuil. Banyak kawan-kawan muslim saya
mengundang untuk berbuka bersama. Sungguh menyenangkan,” tuturnya.
Tak jauh beda dengan seorang konsultan pendidikan asal India, K.R. Jayachandran, yang mengaku selama Ramadan menyaksikan para pengkotbah yang muncul di televisi. “Ramadan bagi saya dan keluarga telah menjadi pengalaman yang sangat baik. Saya melihatnya sebuah kesempatan bagus untuk belajar soal Islam. Ada banyak pembicara di televisi selama Ramadan. Saya selalu menyimak mereka setelah sholat magrib,” ucap Jayachandran.
Sedikit unik diusung Mubeen Pervas yang beberapa kali mengundang para koleganya yang nonmuslim untuk berbuka puasa. Hal itu dilakukannya dengan senang hati buat berbagi kebahagiaan dengan mereka, dan juga membantu mereka mendapat informasi yang lebih luas tentang Islam.
“Ada banyak kesalahpahaman tentang Islam di kalangan nonmuslim. Saya mencoba menghapusnya kapan pun saya bisa. Saat saya berbuka puasa bersama, saya undang kawan-kawan nonmuslim untuk berbagi kebahagiaan dengan mereka di bulan ini. Saya juga jelaskan kepada mereka mengapa muslim harus berpuasa, dan bagaiamana puasa membantu kita menunjukkan belas kasihan terhadap masyarakat miskin,” demikian Pervas.
Lain lagi di Shah Alam, Malaysia. Sebanyak 50 anak-anak nonmuslim bakal diberi satu kesempatan mempraktekkan puasa Ramadan dan merayakan Idul Fitri dengan keluarga-keluarga muslim agar memiliki pemahaman budaya muslim di negeri jiran tersebut.
Istri Perdana Menteri Malaysia, Datin Seri Rosman Mansor, mengatakan pilot proyek program “Ramadan dan Raya 1 Malaysia” diselenggarakan oleh Yayasan Harapan Anak-anak Malaysia, di mana dia bertindak sebagai pelindung kehormatan.
Menurut Datin Seri, anak-anak itu akan tinggal dengan keluarga adopsi pada hari-hari terakhir Ramadan serta pada hari pertama dan kedua Idul Fitri. “Saya berharap program ini akan menanamkan toleransi dan saling menghormati di antara anak-anak dan anggota keluarga pengadopsi mereka,” ujarnya sebelum berbuka puasa dengan sekitar 200 anak yatim dari yayasan tersebut, Ahad lalu, di Shah Alam.TEMPO Interaktif
Tak jauh beda dengan seorang konsultan pendidikan asal India, K.R. Jayachandran, yang mengaku selama Ramadan menyaksikan para pengkotbah yang muncul di televisi. “Ramadan bagi saya dan keluarga telah menjadi pengalaman yang sangat baik. Saya melihatnya sebuah kesempatan bagus untuk belajar soal Islam. Ada banyak pembicara di televisi selama Ramadan. Saya selalu menyimak mereka setelah sholat magrib,” ucap Jayachandran.
Sedikit unik diusung Mubeen Pervas yang beberapa kali mengundang para koleganya yang nonmuslim untuk berbuka puasa. Hal itu dilakukannya dengan senang hati buat berbagi kebahagiaan dengan mereka, dan juga membantu mereka mendapat informasi yang lebih luas tentang Islam.
“Ada banyak kesalahpahaman tentang Islam di kalangan nonmuslim. Saya mencoba menghapusnya kapan pun saya bisa. Saat saya berbuka puasa bersama, saya undang kawan-kawan nonmuslim untuk berbagi kebahagiaan dengan mereka di bulan ini. Saya juga jelaskan kepada mereka mengapa muslim harus berpuasa, dan bagaiamana puasa membantu kita menunjukkan belas kasihan terhadap masyarakat miskin,” demikian Pervas.
Lain lagi di Shah Alam, Malaysia. Sebanyak 50 anak-anak nonmuslim bakal diberi satu kesempatan mempraktekkan puasa Ramadan dan merayakan Idul Fitri dengan keluarga-keluarga muslim agar memiliki pemahaman budaya muslim di negeri jiran tersebut.
Istri Perdana Menteri Malaysia, Datin Seri Rosman Mansor, mengatakan pilot proyek program “Ramadan dan Raya 1 Malaysia” diselenggarakan oleh Yayasan Harapan Anak-anak Malaysia, di mana dia bertindak sebagai pelindung kehormatan.
Menurut Datin Seri, anak-anak itu akan tinggal dengan keluarga adopsi pada hari-hari terakhir Ramadan serta pada hari pertama dan kedua Idul Fitri. “Saya berharap program ini akan menanamkan toleransi dan saling menghormati di antara anak-anak dan anggota keluarga pengadopsi mereka,” ujarnya sebelum berbuka puasa dengan sekitar 200 anak yatim dari yayasan tersebut, Ahad lalu, di Shah Alam.TEMPO Interaktif
No comments:
Post a Comment