Sunday, August 7, 2011

Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Diserang Lelaki Bersenjata

JAKARTA (Pos Kota)- Pasukan keamanan Arab Saudi menembak mati seorang lelaki yang menyerang Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Pangeran Nayef bin Abdul Aziz.
Seorang lelaki lainnya dilaporkan ditangkap saat penyerangan yang berlangsung tengah malam tersebut.
Sumber pemerintahan yang tidak disebutkan namanya kepada kantor berita AFP mengatakan ”dua orang lelaki menembaki kediaman Pangeran Nayef bin Abdul Aziz di Qasr Shateh,”
”Pasukan penjaga kemudian membalas tembakan tersebut dan berhasil menembak mati salah seorang diantaranya” demikian BBC Indonesia.
Belum ada keterangan bagaimana kondisi Nayef bin Abdul Aziz pasca serangan tersebut, dan motifnya juga belum diketahui tetapi diduga serangan tersebut adalah serangan ”pribadi dan terasing” dan tidak terkait dengan organisasi manapun, merujuk pada kemungkinan serangan terkait dengan jaringan teroris Al-Qaeda.
Dua lelaki tersebut diketahui sebagai anggota keluarga Zahrani.Mereka disebut dalam pengaruh narkoba dan salah satu diantaranya memiliki senjata api.
Kantor berita negara SANA mengatakan mereka menembak pada pukul 01:00 dini hari waktu Jeddah.
Anggota polisi yang berada di lokasi mengatakan “Seorang lelaki menembaki di Jalan Abd el-Rahman al-Maliki di Jeddah”, sebelumn akhirnya dia ”terbunuh”.
”Tidak ada korban dari pihak kepolisian maupun warga sekitar,” tambah anggota polisi tersebut.
Pangeran Nayef, yang kini berusia 78 tahun, berada di garis kedua dalam takhta kerajaan Saudi dan ditunjuk sebagai wakil perdana menteri pada tahun 2009.
Dia menjadi menteri dalam negeri sejak tahun 1970 dan memimpin Kerajaan Saudi mengambil tindakan keras terhadap Al-Qaeda sebagai respon atas gelombang serangan yang dilakukan kelompok militansi tersebut diantara tahun 2003 dan 2006.
Pada Agustus 2009, anak lelakinya Pangeran Mohammed bin Nayef, yang juga menjabat sebagai wakil menteri dalam negeri, hampir menjadi korban bom bunuh diri yang dilakukan jaringan Al-Qaeda di semenanjung Arab atau AQAP. (BBC/b)


Artikel Terkait: