Thursday, August 18, 2011

Arab Saudi tetap jadi negara yang paling banyak mendapat spam

 
JAKARTA - Symantec, perusahaan keamanan merilis seiring menurunnya  level spam global di bulan Juli 2011, berdasarkan wilayah, Arab Saudi tetap jadi negara yang paling banyak mendapat spam dengan tingkat spam 85,6 persen. Rusia juga tetap menjadi negara nomor dua yang paling banyak mendapat spam.
Menyusul kemudian, Amerika Serikat, 78,0 persen email adalah spam dan di Kanada 77,7 persen, Inggris 78,2 persen, Belanda  78,8 persen  dari trafik email,  Jerman 77,9 persen,  Denmark 77,6 persen dan Australia 75,8 persen. Kemudian  Hong Kong, 76,8 persen, Singapura   75,7 persen, Jepang 74,7 persen, Afrika Selatan 76,9 persen dan  Brasil 78,7 persen.
"Untuk serangan phishing di Inggris meningkat mendekati Afrika Selatan dan menjadi daerah yang paling diincar untuk email phishing di bulan Juli, dengan satu dari tiap 127,9 email diidentifikasikan sebagai serangan phishing," ungkap Paul Wood, senior intelligence analyst, Symantec.cloud dalam surat elektronik kepada Tribunnews, Selasa (16/8/2011).
Phishing di Afrika Selatan sedikit menurun, membuatnya jadi daerah target phishing nomor dua, dengan satu dari tiap 163,1 email diidentifikasikan sebagai serangan phishing. Tingkat phishing di Amerika Serikat adalah satu dari tiap 1.237 email dan di Kanada satu dari 192,6 email.
Di Jerman, tingkat phishing adalah satu dari setiap 798,3 dan di Denmark satu dari setiap 1.448. Di Belanda satu dari setiap 526,9 email. Di Australia, aktivitas phishing mencapai satu email untuk tiap 850,8 email dan di Hong Kong satu untuk tiap 2.503 email. Di Jepang, satu untuk tiap 13.167 email dan Singapura, satu untuk setiap 872,9 email. Di Brasil, satu dari 382,4 email diblokir dan dianggap sebagai serangan phishing.
Untuk serangan malware  email Afrika Selatan menduduki peringkat pertama yakni satu dari setiap 125,2 email,  Inggris satu dari tiap 127,0 email.  Di Amerika Serikat,  untuk malware dari email adalah satu dari tiap 634,8 email dan di Kanada satu dari tiap 255,9 email.
Di Jerman, aktivitas virus mencapai satu dari tiap 482,1 email, di Denmark, satu dari 1.033 email dan di Belanda satu dari tiap 451,3 email. Sementara di Australia, satu dari 654,8 email adalah email berbahaya dan di Hongkong satu dari 748,7 email; di Jepang satu dari tiap 2.093 email, bandingkan dengan 1 dari tiap 761,8 di Singapura. Di Brasil, satu dari tiap 332,1 email mengandung konten berbahaya. TRIBUNNEWS.COM, 


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment