MAKKAH, Boleh jadi posisi inilah yang diimpikan banyak umat Islam, yakni
sebagai pemegang kunci Kakbah. Maklum saja, jabatan itu diberikan
langsung oleh Nabi Muhammad SAW setelah menguasai Makkah ketika itu.
Setelah menghancurkan
semua berhala dalam Kakbah dan bangunan itu disucikan, Nabi Muhammad
lantas menyerahkan kunci-kunci pintu Kakbah kepada Usman bin Taha dan
Shaibah, sepupu sahabat Usman bin Affan RA. “Kunci ini akan tetap Anda
pegang hingga hari kiamat,” kata Nabi.
Saat ini, kunci Kakbah
itu dipegang oleh keturunan Shaibah, yakni Syekh Abdul Qadir bin Taha
al-Shaibi. Baru-baru ini, Syekh Abdul Qadir menerima kunci Kakbah
karena menjadi orang tertua di keluarga keturunan Shaibah. Ia
bertanggung jawab untuk membuka dan menutup pintu Kakbah serta mencuci
bangunan yang dibuat oleh Nabi Ibrahim itu.
“Kunci-kunci ini harus
dipegang oleh anggota tertua keluarga. Kunci tidak diturunkan
berdasarkan ahli waris. Bisa jadi (setelah ini) dipegang sepupu saya.
Hanya usia menentukan siapa yang akan memegang kunci-kunci. Karena aku
anggota tertua dalam keluarga, saya memiliki kunci,” kata Syekh Abdul
Qadir seperti dilansir Saudi Gazette, Sabtu (20/8).
Ia mengatakan Kakbah
disucikan dua kali setahun, yakni pada 15 Muharam dan permulaan bulan
Syaban. Acara ini biasanya dihadiri raja Arab Saudi atau Emir Makkah
Pangeran Khalid al-Faisal, dan para pejabat penting.
Syekh Abdul Qadir
mengatakan, lantai Kakbah dari marmer berwarna putih dan sebagian
dindingnya juga dilapisi marmer. Di dalamnya terdapat sebuah hijab
berwarna hijau, emas, dan Pintu Tobat. Pintu ini terbuat dari emas dan
menuju ke atap Kakbah.
Ia mengungkapkan di
dalam Kakbah terdapat sebuah ubin berwarna gelap yang merupakan tempat
Nabi Muhammad meletakkan kepalanya ketika letih. Terdapat pula sejumlah
lampu dari zaman Kekaisaran Ottoman terbuat dari tembaga, perak, dan
gelas berhiaskan ayat-ayat Alquran.
Syekh Abdul Qadir
menjelaskan kain penutup Kakbah (Kiswah) awalnya dibuat di Mesir. Namun
setelah kerajaan Arab Saudi berdiri, raja pertama Abdul Aziz membuat
pabrik yang memproduksi Kiswah.
Ia menyebutkan tempat
tinggal juru kunci Kakbah tadinya di Gunung Safa, dekat Masjidilharam.
Namun setelah dibongkar akibat proyek perluasan masjid, kediaman Syekh
Abdul Qadir dipindah ke kawasan Aziziyah, letaknya lebih jauh dari
Kakbah.
Ia berharap pemerintah
memberikan rumah yang jaraknya dekat dengan Kakbah. “Tahun ini saya
menyewa sebuah kamar hotel agar bisa dekat ke Kakbah. Kami biasa
tinggal dekat Kakbah dan tidak ingin jauh,” ujarnya. (SURYA/ono/saudi gazette) TRIBUNJAMBI.COM -
No comments:
Post a Comment