ان الحمد لله نحمده تعالى و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور
أنفسنا وسيآت أعمالنا من يهدي الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له
أشهد ألا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده و رسوله صلى الله عليه وسلم
أشهد ألا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده و رسوله صلى الله عليه وسلم
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران :١٠٢)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا
كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ
وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (النساء :١)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا
سَدِيدًا () يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (الأحزاب
70-71)
أما بعد , عباد الله
ان أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم وشر
الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار
Sesungguhnya Allaah telah memberikan kenikmatan kepada hamba-Nya
dengan nikmat yang sangat banyak, yang kalian tidak bisa menghitungnya
lagi menentukan jumlahnya, dan Dialah Subhaanahu Wata’ala yang berfirman
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
”dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak
dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nahl:18)
Dan Dia Ta’ala jugalah yang mengkhususkan hamba-Nya dengan
macam-macam kenikmatan kepada mereka yang Dia telah beri kenikmatan
dengan kenikmatan yang khusus, karena agung perkaranya, dan tinggi
kehormatan dan kedudukannya, dan besarnya kebutuhan mereka kepada
kenikmatan itu, dan dari kenikmatan itu wahai para hamba-hamba Allaah
adalah nikmatnya keamanan, sesungguhnya nikmatnya keamanan adalah salah
satu nikmat yang paling besar yang telah Allaah berikan kepada hambanya,
untuk itu Allaah Subhaanahu Wata’ala telah memberikan hukuman kepada
suatu kaum dengan hilangnya suatu keamanan darinya dikarenakan
kekufurannya dan kemaksiatannya, dan sebagian dari mereka menguasai
sebagian yang lainnya, dan orang-orang yang zhalim sebagian mereka
menolong sebagian yang lainnya sebatas kekufurannya dan kemaksiatannya
Wahai para hamba Allaah
Sesungguhnya Allaah telah memberikan kenikmatan ini kepada
orang-orang kafir apa lagi kepada orang-orang yang beriman, maka Allaah
telah memberikan kenikmatan kepada penduduk Mekkah dan Quraisy dengan
apa- apa yang mereka lakukan dari perintah Allaah yang dengan sebab itu
keamanan Haramnya dan Baitullaah Al-Haraam, sesungguhnya Allaah
mengharamkannya dikarenakan kehormatannya dan Allaah menurunkan
kepadanya suatu keamanan dengan doa yang dipanjatkan Ibrahim Alaihi
As-Salaam
وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا
”Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; (Ali-‘Imron:97)
Dan telah shahih dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam dari hadits
Salamah bin ‘Ubaidillaah Al-Anshari Radiyallaahu Anhu, bahwasanya
Rasulallaah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
”Barang siapa yang mendapati dirinya diwaktu pagi hari dalam keadaan
aman, sehat di badannya dan di sisinya ada makanan untuk sehari, maka
dia seperti orang yang mempunyai dunia beserta isinya.”
Dan diriwayatkan juga dari hadits Abu Darda’ dan Ibnu Umar
Radiyallaahu Anhum semakna dengannya dan dihasankan Syaikh Albani
Rahimahullaah di dalam Ash-Shahiihah.
Dan juga Allaah Subhaanahu Wata’ala memberikan kenikmatan terhadap
yang dia kehendaki dengan kenikmatan ini dan jika kenikmatan ini sudah
dicabut maka itu akan menjadi kemurkaan yang sangat yang tiada
tandingannya kepada makhluk, pertumpahkan darah, dilanggarnya kehormatan
demikian juga dirampasnya harta benda dan terjadi penganiayaan dan
kebinasaan, apa-apa yang dengannya Allaah maha mengetahui akan hal itu.
Untuk itu wahai para hamba-hamba Allaah, penjagaan terhadap itu
adalah termasuk dari kewajiban yang paling besar di dalam agama ini, dan
mencegah dari apa-apa yang mengantarkannya kepada hilangnya kenikmatan
ini, ini diibaratkan salah satu asas dan ketetapan agama ini.
Maka untuk itu wahai para hamba-hamba Allaah, telah shahih
hadits-hadits yang banyak dari Rasulallaah Shalallaahu Alaihi Wasallam,
untuk menjauhi fitnah dan memperingatkan dari apa-apa yang mengantarkan
kepadanya, dan berniat menutup seluruh sebab yang mengantarkan kesana.
Dan termasuk dari itu adalah memberontak kepada penguasa yang Muslim,
maka sesungguhnya itu walaupun telah tampak pada dirinya sesuatu
kebinasaan atau sesuatu perbuatan zhalim dan maksiat, dan kezhaliman
tidak diobati dengan kezhaliman yang lebih besar dari itu, dan
kebinasaan tidak diobati dengan kebinasaan yang lebih binasa dari itu,
dan kejelekan tidak diobati dengan kejelekan yang lebih banyak dari itu
atau lebih binasa dari pada itu
Maka telah shahih hadits dari Nabi Shalallaahu Alaihi Wasallam,
bahwasanya beliau Shalallaahu Alaihi Wasallam mengabarkan, dan telah
datang juga di Bab ini hadits-hadits yang sangat banyak, bahwasanya akan
datang setelahku pemimpin yang mereka mengetahui darinya dan mereka
mengingkarinya, maka Nabi Shalallaahu Alaihi Wasallam mengabarkan dengan
hadits-hadits ini:
”Bahwasanya suatu kaum akan memimpin manusia dan dari amalannya itu perkara-perkara yang patut diingkari.”
Dan di hadits lain beliau Shalallaahu Alaihi Wasallam bersabda:
”Kalian akan mendapati setelahku suatu monopoli [1] dan
perkara-perkara yang kalian mengingkarinya, maka mereka berkata, ‘Wahai
Rasulallaah apakah yang kami lakukan?’ Beliau Shalallaahu Alaihi
Wasallam berkata: ‘Dengarlah kalian dan ta’atlah’.”
Dan demikian pula dihadits lain, Nabi Shalallaahu Alaihi wasallam
telah memperingatkan dari mengikuti mereka orang-orang yang merubah dan
mengganti pergantian dan perubahan. Dan Rasulallaah Shalallaahu Alaihi
Wasallam telah menjelaskan bahwasanya yang mengingkarinya maka dia telah
selamat dan bahwasanya yang meridhoi dan mengikutinya maka dia akan
mendapat adzab di dunia dan di akhirat.
Dan disini kita mengetahui bahwasanya wajib bagi kaum muslimin jika
mereka melihat kejelekan dan kebinasaan yang kadang akan menjadi sebab
terkena kejelekan dan kebinasaan yang lebih besar dari itu, maka
janganlah kalian mengobati kejelekan dengan kejelekan yang lebih besar
dan kebinasaan yang lebih besar dari itu, telah shahih Nabi Shalallaahu
Alaihi Wasallam perintahnya untuk ta’at kepada pemimpin muslim semasih
amalan itu dalam keta’atan kepada Allaah dan agar tidak memberontak
kepadanya dan bermaksiat kepadanya, walaupun telah tampak baginya
apa-apa yang tampak (dari maksiat dll -pent) semasih dia itu seorang
muslim, maka sesungguhnya tidak boleh baginya untuk memberontak.
Dan mereka telah berkata: ”Wahai Rasulallaah tidakkah kita
memeranginya?” Beliau Shalallaahu Alaihi Wasallam berkata:
‘Tidak,semasih mereka menegakan shalat [2]‘.”
Dan beliau Shalallaahu Alaihi Wasallam berkata dihadits lain:
”Kecuali jika kalian melihat perbuatan kekufuran yang tampak yang kalian bisa jadikan itu alasan disisi Allaah.”
Dan dengan ini diketahui bahwasanya tidak boleh memberontak kepada
pemimpin muslim walaupun mereka melakukan kezhaliman, kesalahan,
kemungkaran atau kejelekan, karena itu akan membawanya kepada kejelekan
yang lebih besar dari itu, dan itu dari perkara yang tidak ada mashlahat
untuk manusia tidak ada mashlahat di dalam agamanya dan dunianya, dan
meskipun para ulama telah menerangkan bahwasanya itu walaupun terdapat
di dalamnya perbuatan kekufuran yang tampak dan terdapat bukti di
dalamnya jika seandainya pemberontakan itu menyebabkan kepada mafsadat
yang lebih besar dari mafsadat yang dialaminya maka sesungguhnya itu
tidak boleh.
Berkata Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullaah dibukunya ‘Ilaam
Al-Muwaqqi’in: ”Dan telah tetap di dalam syari’at ini sesungguhnya tidak
boleh merubah kemungkaran dengan apa-apa yang membawa kepada
kemungkaran yang lebih besar darinya.”
Dan berkata Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullaah di dalam
bantahannya kepada rafidhah di dalam kitabnya di Minhaaj As-Sunnah
An-Nabawiyyah: ”Dan tidaklah suatu kelompok yang memberontak kepada
pemimpin kecuali di dalam pemberontakannya dari kejelekan yang mereka
dapatkan dan kepada masyarakatnya itu lebih besar dari kejelekan yang
mereka ada di dalamnya.”
Kemudian Rahimahullaah berkata: ”Dari apa-apa yang telah terjadi di
dalam sejarah Islam dari fitnah dan cobaan di dalam bab ini, maka beliau
memberikan isyarat kepada fitnah yang terjadi di zaman Yazid bin
Mua’wiyah di ‘Aam harrah (tahun kesedihan –pent) dan apa yang terjadi di
dalam fitnah Ibnul ‘Asy’ats dan Ibnul Muhallib maka sesungguhnya kalian
mengetahuinya wahai hamba-hamba Allaah, barangkali dari kalian membaca
apa yang telah di tulis di dalam sejarah, dari apa yang dilakukan Yazid
bin Mu’awiyyah dari perkara-perkara kejelekan dan kebinasaan, sampai
beberapa manusia memaksa untuk mempersiapkan pemberontakan kepadanya di
Madinah, dan bangkitlah para shahabat pilihan Radiyallaahu Anhum, para
Taabi’in Rahimahullah yang mengikuti mereka dengan kebaikan di dalam
pengingkaran kemungkaran itu dan sesungguhnya tidak obati suatu
kejelekan dengan kejelekan yang lebih besar dari itu, maka telah benar
khabar di Shahih Al-Bukhari, bahwasanya Abdullaah Ibnu Umar Radiyallaahu
Anhuma mempersiapkan dirinya dan pergi untuk menasehati mereka yang
ingin memberontak kepada Yazid bin Mua’wiyyah dan itu adalah perbuatan
yang tidak ditetapkan oleh Syari’at. Beliau Radiyallaahu Anhuma
menyebutkan hadits-hadits yang banyak yang mana telah shahih dari Nabi
Shalallaahu Alaihi Wasallam di dalam perintahnya untuk ta’at kepada
pemimpin semasih dia adalah seorang muslim dan sesungguhnya orang yang
melepaskan keta’atan kemudian dia mati maka itu adalah seperti mati
jahiliyyah, seperti yang telah shahih dari Nabi Shalallaahu Alaihi
Wasallam dan beliau Radiyallaahu Anhuma mengumpulkan anak-anaknya dan
keluarganya seluruhnya dan berkata: ‘Tidak ada seorangpun dari kalian
yang melepaskan keta’atan, maka sesungguhnya aku menegakkan keta’atan
seperti yang Allaah perintahkan kepadaku dan seperti yang diperintahkan
Rasulallaah Shalallaahu Alaihi Wasallam kepadaku’ atau seperti yang
dikatakan Radiyallaahu Anhu.”
Maka di dalam pemberontakan kelompok itu kelompok yang memberontak
kepada Yazid bin Mu’awiyyah mendapatkan kejelekan yang sangat besar,
berkata Ibnu Katsiir Rahimahullaah: ”Maka terjadi di tahun itu yaitu
tahun kesedihan pembunuhan yang sangat besar, terbunuh seratus dua puluh
ribu orang, dan terjadi di dalamnya perampasan harta pelanggaran harga
diri sampai dikatakan bahwasanya telah hamil ditahun itu lebih dari
seribu wanita hamil dengan kehamilan yang tidak boleh terjadi seperti
itu, dan seluruhnya itu wahai hamba-hamba Allaah dikarenakan hilangnya
keamaanan, orang-orang zhalim memberikan kekuasaan sebagian mereka
kepada sebagian lainnya, dan juga disitu masuknya sebagian orang-orang
pilihan dan orang baik, maka sesungguhnya fitnah jika terjadi seluruhnya
dan sisi keburukannya akan menimpa orang yang baik seperti yang
didapatkan orang yang jahat dan demikianlah pula Ibnul ‘Asy’ats
sesungguhnya dia adalah lelaki yang rakus akan politik yang menghasilkan
beberapa kejahatan di dalam negeri itu ,maka dia menghasilkan kejahatan
dari apa-apa yang terjadi di zaman itu di zaman Hajjaaj bin Yusuf
Ats-Tsaqafi dan Abdul Malik juga dari keluarga Bani Umayyah maka
terprovokasilah siapa yang terprovokasi, maka memberontaklah bersamanya
sebagian orang yang tertipu dengan syubhat itu dan tidak berhenti pada
tempat-tempat yang telah dibatasi oleh Allaah Azza Wa Jalla di dalam
apa-apa yang telah dikeluarkan Atsaar dan dari hadits-hadits yang
shahih, dan dari apa-apa yang telah shahih kabarnya dari orang-orang
yang shaleh dari ulama ummat ini yang telah terdahulu, maka ketika itu
penyembelihan yang sangat banyak, telah terbunuh banyak dari orang-orang
yang shalih apalagi selain mereka, sampai larilah orang-orang yang
telah lari kebeberapa orang-orang kuffar dari Turki dan lainnya yang
kemarin mereka menjadi musuh dan pada hari itu menjadi teman yang bisa
dijadikan perlindungan di negara-negara mereka, kemudian mereka
diserahkan kembali oleh raja Turki yang kafir kepada bani Umayyah,
terbunuhlah siapa saja dari mereka yang terbunuh, dan mengalirlah darah
dari mereka siapa saja yang mengalir darahnya menyelisihi apa yang
terjadi di masyarakat mereka, dari perampasan harta, dilanggarnya
kehormatan dan tertumpahnya darah dll,
Demikian itu wahai hamba-hamba Allaah berlalunya sejarah dan waktu
pada manusia dan manusia tidak melihat di dalam pemberontakannya
terhadap pemimpin, melepaskan keta’atan, membuat fitnah, menimbulkan
kerusuhan, demontrasi dan membuat kekacauan di masyarakat yang
menghasilkan kejelekan yang akan datang dengan cepat dan kejelekan yang
tertunda, maka sesungguhnya itu wahai hamba-hamba Allaah termasuk
sesuatu yang tidak bermanfaat bagi Islam dan Muslimin dan dengannya juga
tidak ada pertolongan kepada agamanya dan juga dunianya, bahkan seperti
yang dikatakan Syaikh Al-Islaam Rahimahullaah: ”Tidaklah seseorang yang
memberontak kepada pemimpin kecuali di dalam perkara itu tidak
mendapati kebaikan di dalam agamanya dan juga dunianya. dan tidak ada
agama yang mereka tegakkan dan tidak pula dunia yang mereka sisakan, dan
tidak ada agama yang mereka tegakkan dan tidak pula dunia yang mereka
sisakan, jika seandainya Nabi Shalallaahu Alaihi Wasallam memperingatkan
dari pemberontakan kepada pemimpin dengan apa-apa yang terjadi di
dalamnya dari penyelisihan terhadap Syar’iyyah, dari kekurangan
agamanya, dan dari kemungkaran yang terjadi darinya, seperti yang
disabdakan beliau Shalallaahu Alaihi Wasallam: ”Maka sesungguhnya kalian
mengetahui dan mengingkarinya.”
Dan bersamaan dengan itu pula tidak diperbolehkan memberontak kepada
mereka, dikarenakan dari apa-apa yang akan dia dapatkan dari kejelekan
dan kebinasaan yang lebih besar darinya, yg menimpa kepada manusia
bersamaan dengan kemungkaran itu, maka sesungguhnya itu adalah fitnah
yang khusus, dan adapun jika diangkat pedang dan tertumpahnya darah,
maka sesungguhnya itu adalah fitnah yang umum, telah datang beberapa
orang kepada Imam Ahmad Rahimahullaah di zaman Ma’mun dan dari apa-apa
yang terjadi dari fitnah yang besar bagi para ulama, dan orang-orang
yang mulia ketika waktu itu cobaan Al-Qur’an (yaitu Al-Qur’an sebagai
makhluk-pent), maka terbunuhlah siapa saja yang terbunuh dari ulama,
dihukumlah siapa saja yang dihukum, dan dipenjaralah siapa saja yang
dipenjara dan dari mereka Imam Ahmad Rahimahullaah.
Maka datang kepada beliau Rahimahullaah suatu kelompok menginginkan
pemberontakan kepada pemimpin, maka mereka berkata, “Apakah kamu tidak
mengetahui apa terjadi kepada kita dari kejelekan dan fitnah?” Maka
beliau Rahimahullaah berkata: ”Sesungguhnya ini adalah fitnah yang
khusus, tetapi jika pedang sudah diangkat dan terjadipertumpahan darah
maka sesungguhnya itu adalah fitnah yang umum” Maka beliau Rahimahullaah
semoga Allaah memberikan rahmat-Nya yang luas kepadanya, memperingatkan
mereka dari pembunuhan dan dari apa-apa yang akan terjadi dari
kejelekan dan kebinasaan,
Wahai hamba-hamba Allaah maka ambilah pelajaran dari ayat-ayat Allaah
yang ada di alam ini kalau kita tidak bisa mengambil pelajaran dari
ayat-ayat Allaah dan dalil-dalil Syari’at yang bijaksana ini, maka
hendaklah kita mengambil pelajaran dari ayat-ayat yang ada di alam ini
dari apa-apa yang kita bisa ambil pelajaran dan nasehat di dalamnya,
bagi orang-orang yang berakal dan adil, kita meminta kepada Allaah agar
mengilhami kita dengan petunjuk-Nya dan agar Allaah memperbaiki keadaan
kita dan keadaan kaum muslimin Wal Hamdulillaahi Rabbal ‘Aalamiin.
(Khutbah kedua-pent)
الحمد لله رب العالمين وأشهد ألا اله الا الله وحده لا شريك له و أشهد
أن محمد عبده ورسوله صلي الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم.أما بعد
Wahai hamba-hamba Allaah, telah disebutkan Al-Imam Al-Bukhari [3] di
dalam shahihnya sebuah bab, bab fitnah-fitnah yang bergejolak seperti
gelombang ombak laut, kemudian beliau Rahimahullaah menyebutkan dari
Sufyan ibnu Uyainah dari Ibni Khalaf bin Hausyaf, adapun seseorang
menyukai untuk memberikan misal di dalam fitnah atau jika terkena fitnah
dengan abyaat Imrubnul Qois,dan abyat itu masih senantiasa
diulang-ulang oleh para ulama yang berakal yang bijaksana dengan apa-apa
yang telah Allaah berikan kepada mereka dari ilmu Syar’I dan apa-apa
yang ada pada mereka dari pengalaman, pengetahuan hakikatnya suatu
permasalahan dan fitnah, maka sesungguhnya fitnah tidak ada orang yang
mengetahuinya kecuali ulama, maka jika telah hilang seluruh manusia
mengetahuinya, tetapi kapan?
Setelah hilangnya dan perginya, maka menyesalah orang-orang yang menyesal ketika tidak bermanfaat suatu penyesalan.
Abyat itu adalah perkataan Imrubnul Qois
الحرب أول ما تكون فتية
يسعى لزينتها كل جهولِ
حتى اذا اشتعلت و شب ضرامها
ولت عجوزا غير ذات حليلِ
peperangan itu awal mula keadaannya adalah seperti pemudi
setiap orang yang tidak mengetahuinya berusaha untuk menghiasinya
sampai jika peperangan itu telah menyala dan berkobar nyala apinya
berpaling keadaannya seperti wanita yang sudah tua,tidak ada orang yang ingin menjadi suami baginya
setiap orang yang tidak mengetahuinya berusaha untuk menghiasinya
sampai jika peperangan itu telah menyala dan berkobar nyala apinya
berpaling keadaannya seperti wanita yang sudah tua,tidak ada orang yang ingin menjadi suami baginya
Inilah keadaan fitnah, pertama kali dia datang, dia datang seperti
wanita muda yang kecil yang cantik, maka berusahalah seluruh manusia
untuk menjadi suami baginya dan menjadi orang yang dekat darinya, sampai
jika berkobar api peperangan dan terjadilah apa yang terjadi dari
fitnahnya, berpalinglah wanita ini yang diawal perkaranya menjadi wanita
muda yang memberikan fitnah kepada manusia menjadi wanita yang tua yang
tidak mempunyai suami, tidak ada orang yang menginginkannya, sampai
dikatakan di akhir abyat
شمطاء ينكر لونها وتغيرت
مكروهة للشم و التقبيل
wanita yang beruban rambut kepalanya diingkari warnanya dan dia berubah
menjadi dibenci untuk dihirup baunya dan dicium
menjadi dibenci untuk dihirup baunya dan dicium
Inilah keadaan suatu fitnah jika dia datang dan jika dia berlalu
Wahai hamba-hamba Allaah, kita harus memperingatkan dari fitnah yang
tampak dan yang tersembunyi, dan bagi diri kita harus tidak mengikuti
setiap orang yang berteriak dan tidak boleh bagi orang Islam disetir
oleh tangan-tangan yang tersembunyi dari tangan-tangan orang-orang kafir
dan munafiq, maka mereka (kaum kuffar-pent) mengarahkan mereka (kaum
muslimin-pent) ke kanan dan ke kiri yang akan menjadikan kejelekan di
dalam agama mereka dan juga kejelekan di dalam dunia mereka.
Beberapa kaum telah tertipu dengan apa yang terjadi di Tunisia
hari-hari yang baru saja lewat, maka mereka mengira bahwasanya itu
adalah kebaikan untuk rakyatnya, maka ummat membantah para pemimpinnya
dan para hakimnya di bumi bagian timur dan barat, apakah mereka tidak
mengetahui bahwasanya rakyat Tunisia di tahun tujuh puluhan, merekalah
yang memberontak kepada negara kerajaan dengan cara kerusuhan yang
seperti ini, dengan cara demontrasi seperti ini, maka terjadilah
revolusi secara umum, sampai seseorang dari mereka yang memimpin dan
menghina agama Allaah, dan mencela Syari’at Allaah maka dia berbuka
puasa terang-terangan dan selain itu dari perkara-perkara yang memusuhi
agama Allaah, dan mereka itulah orang-orang yang menggerakkan sampai
hilangnya negeri kerajaan, maka terjadilah apa yang terjadi kemudian
terjadi pergolakan roti [4] seperti yang mereka katakan, dan terjadilah
setelahnya apa yang terjadi, dan apa yang kalian kira akan datang
setelah kejelekan kecuali akan datang sesuatu yang lebih jelek darinya,
dan sungguh telah benar apa yang dikatakan Nabi Shalallaahu Alaihi
Wasallam:
”Tidak akan datang suatu zaman kecuali zaman yang setelahnya itu lebih jelek darinya.”
Dan sungguh benar apa yang dikatakan Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyyah
Rahimahullaah: ”Tidak ada seorangpun yang memberontak kepada pemimpin
kecuali dia akan mendapatkan kejelekan lebih besar dari pada kejelekan
yang dia rasakan di dalamnya.”
Dan demikianlah di dalam selang waktu itu dan dekat waktunya dari itu
telah memberontak rakyat Mesir, dan kelompok yang banyak di Mesir
kepada kerajaan, dan dahulu negeri itu yang sekarang itu mengguncang dan
berdemontrasi terhadap kerajaannya, ketika itu merekalah yang
menggerakan untuk negeri itu dan memberontak pada raja dan pemimpin, dan
dahulu di zaman itu keadaan mereka lebih baik dari pada keadaan hari
ini, maka mereka yang sekarang mengguncang dan berdemontrasi kepada
pemerintah, merekalah orang-orang yang mengerakan kepadanya kemarin,
maka mereka mengangkat masalah dan memberontak kepada pemerintahan itu,
dan mereka sekarang juga mengguncangnya dan berdemontrasi mereka membuat
kekacauan dan kamu tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah ini
???
Dan inilah keadaan orang-orang bodoh, orang rendahan, orang-orang
yang mengikuti setiap teriakan, sesungguhnya fitnah itu membuat
seseorang itu menjadi buta dan tuli, membutakan mata dan mentulikan
telinga, dan dengan itu hati tidak bisa memahami, maka tidak boleh bagi
manusia untuk mengikuti setiap teriakan sampai bergejolak dan bermain
fitnah dengannya, lebih khusus lagi bahwasanya dibelakang peristiwa ini
ada tangan-tangan yang tersembunyi, dari tangan-tangan orang-orang kafir
dan munafiq. Maka akan terjadi kejelekan kepada masyarakat dengan
apa-apa yang tidak ada kebaikan di dalamnya, tidak ada kebaikan dunia
dan tidak pula di dalam agama,
Dan demikianlah apa yang telah terjadi dari pengguncangan dan
pemberontakan di Sudan, maka terjadilah pergerakan-pergerakan dan
terjadilah apa yang terjadi kemudian mereka memberontak kepada keputusan
ini, dan lihatlah apa yang terjadi di Sudan dari fitnah ini yang sangat
besar dan peperangan diselatan dan musuh-musuh menguasai ahlul Islam,
jika mereka berpecah belah dan bercerai-berai dan terjadilah apa yang
terjadi yang membuat kelemahan mereka (Ahlul Islam –pent) dan penguasaan
sebagian mereka terhadap sebagian yang lainnya.
Maka ambilah pelajaran wahai hamba-hamba Allaah dengan apa yang telah
terjadi di Iraq dan dengan apa yang telah terjadi di Shaumali dan apa
yang telah terjadi di negara-negara lain dengan apa yang ada di dalamnya
dari ayat-ayat yang ada di alam ini dari pelajaran yang tampak bagi
orang yang adil, bahwasanya baginya agar tidak mengikuti setiap orang
yang berteriak, iya jika di sana ada kejelekan atau disana ada
kebinasaan maka haruslah diobati dengan cara yang syar’I dan cara yang
benar yang menunjukan fitrah yang benar yang mana akal sehat tidak
mengingkarinya, dan adapun perbuatan orang-orang yang bodoh dan pengaruh
orang-orang yang bodoh dan apa yang diinginkan oleh musuh-musuh yang
menghasilkan fitnah ini dan demontrasi-demontrasi, kekacauan dan
kezhaliman dengan apa-apa yang kita lihat, maka sesungguhnya itu
wallaahi tidaklah dengannya ada kebaikan, tidak ada kebaikan yang akan
datang dengan cepat dan kebaikan yang tertunda dan tidak pula kebaikan
agama dan tidak pula kebaikan dunianya bahkan itu menjadikan sebab untuk
mendapatkan kejelekan yang akan datang dengan cepat dan kejelekan yang
tertunda, dan kerugian tehadap agama dan kerugian terhadap dunianya.
Dan renungkanlah dengan rakyat yang bersiap-siap untuk memberontak
kepada pemimpinnya, penguasanya dan rajanya, maka sesungguhnya mereka
tidak akan mendapatkan perkaranya yang akan datang atau yang akan datang
kecuali lebih jelek dari pada yang mereka rasakan sebelum itu wahai
hamba-hamba Allaah.
Telah datang di Nash-Nash Syar’iyyah yang sangat banyak di dalam
memperingatkan dari bab ini, dan fitnah di dalamnya sesungguhnya itu
adalah sebab yang besar yang mendatangkan kejelekan kepada rakyat, maka
takutlah kalian kepada Allaah, untuk berhenti di dalam batasan-batasan
yang Allaah berikan dan berserah diri dengan Syari’at Allaah, bukan
berbasa-basi kepada orang-orang yang besar dan bukan karena ingin
berlemah lembut menghilangkan apa-apa yang wajib bagi muslim di dalam
kecemburuan terhadap agamanya, meninggalkan untuk memerintahkan kepada
kebaikan dan melarang dari berbuat kejahatan dan meninggalkan
kecemburuan untuk orang-orang yang dekat tetapi karena permasalahan
agama kepada Allaah Rabbul ‘Aalamiin.
Ya Allaah perbaikilah keadaan kami dan keadaan kaum muslimiin. Ya
Allaah perbaikilah keadaan pemimpin-pemimpin kami dan penguasa-penguasa
kami dan jadikanlah pemerintahan kami kepada orang-orang yang takut
kepada-Mu, bertaqwa kepada-Mu dan mengikuti keridhoan-Mu ya Rabbal
‘Aalamiin
Ya Allaah ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa kaum muslimiin dan
jadikanlah negeri ini negeri yang aman, tentram dan juga negeri-negeri
kaum muslimiin. Wal Hamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin
[Sumber:
http://alfirqatunnajiyyah.blogspot.com/2011/02/fatwa-mesir.html]
____________
Footnoe:
Footnoe:
[1] Maksudnya mendahulukan seseorang di dalam memberikan harta, pangkat, kepemerintahan dll dengan tidak benar
[2] Berkata Syaikh Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad Rahimahullaah diambil dari faedah itu bahwasanya meninggalkan menegakkan shalat itu seperti perbuatan kufur yang tampak, karena sabda beliau Shalallaahu Alaihi Wasallam: ”Tidak, kecuali jika kamu melihat perbuatan kekufuran yang tampak (Daliil Al-Faalihiin Lithuruq Riyaadh Ash-Shaalihiin 5/137)
[3] Shahiih Al-Bukhari Kitaab Al-Fitnah Bab Al-Fitnah Al-latii Tamuuju Kamaujil Bahr no 7095
[4] Ini adalah suatu istilah yang dipakai dikarenakan naik harga barang-barang termasuk roti.
[2] Berkata Syaikh Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad Rahimahullaah diambil dari faedah itu bahwasanya meninggalkan menegakkan shalat itu seperti perbuatan kufur yang tampak, karena sabda beliau Shalallaahu Alaihi Wasallam: ”Tidak, kecuali jika kamu melihat perbuatan kekufuran yang tampak (Daliil Al-Faalihiin Lithuruq Riyaadh Ash-Shaalihiin 5/137)
[3] Shahiih Al-Bukhari Kitaab Al-Fitnah Bab Al-Fitnah Al-latii Tamuuju Kamaujil Bahr no 7095
[4] Ini adalah suatu istilah yang dipakai dikarenakan naik harga barang-barang termasuk roti.