Sunday, August 7, 2011

TKI Guru Ngaji di Saudi, Sukses Jadi Pedagang Buah

Donggala, Sulteng, BNP2TKI (6/8)- Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan pekerjaan yang mulia. Seperti Hj Farida, TKI asal Desa Wani II, Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), selama di Saudi Arabia, Hj Farida bekerja sebagai guru mengaji. Kini, sepulang dari Saudi Arabia, Hj Farida sukses dengan usaha jual buahnya.
"Mulanya saya enggan menjadi TKI. Tapi bibi saya merayu terus dan akhirnya saya mau asal dengan catatan bekerja sebagai guru ngaji. Kalau selain guru ngaji saya tidak mau," ujar Farida mengenang masa lalunya.
Pada 1999, Farida berangkat ke Saudi Arabia. Ia bekerja di rumah majikan Baba Abdul Somad, di rumah itu Farida bertugas mengajar ngaji anak-anak dan keluarga lainnya.
"Selain mengajar ngaji, saya tidak mau mengambil pekerjaan lain, sesuai perjanjian kerja awal yaitu kerja sebagai guru ngaji," terang ibu dari empat anak ini.
Selama bekerja di majikan Baba Abdul Somad, Farida mendapat gaji sebesar 600 riyal setiap bulannya. Gaji tersebut ia simpan untuk bekal saat pulang ke Indonesia.
"Setelah kontrak kerja selesai pada 2001, saya pulang ke kampung halaman di Donggala, Sulawesi Tengah. Berbekal uang dari kerja di sana, saya merintis usaha jual buah-buahan," paparnya.
Dua tahun setelah dari Saudi Arabia, pada 2002 Farida memulai usahanya. Ia menjual buah-buahan seperti Alpukat dan Mangga.
"Awalnya hanya usaha kecil-kecilan saja. Saya jual buah karung per karung dan peti perpeti, modalnya juga kecil-kecilan," tuturnya.
Waktu terus berputar, usaha buah-buahan yang dirintis Farida terus mengalami kemajuan. Ia mengaku dalam menjalankan usahanya selalu menanamkan prinsip jujur dan kepercayaan.
"Sampai sekarangpun saya masih pakai prinsip tersebut," ucap Farida.
Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Usaha Farida pun terus mengalami kemajuan. Tidak hanya di Sulteng, Farida pun menjual buah-buahan sampai ke Kalimantan. Sekali jual alpukat dan mangga ke Kalimantan mencapai 8-10 ton.
"Pengiriman buah ke Kalimantan tersebut dilakukan setiap minggu. Kalau lagi musim panen, pengiriman buah bisa di atas 10 ton. Omset perbulannya sekitar Rp 40-50 juta ," tuturnya.
Meskipun tidak sedang musim, istri dari Irwan ini menuturkan tetap mengirim buah-buahannya. Namun, jumlahnya memang berkurang. Dari yang biasa 8-10 ton, jika tidak musim ia mengirim buah perpeti yaitu 20-30 peti.
"Pengiriman ke Kalimantan itu saya lakukan rutin seminggu sekali," jelasnya.
Selain omset yang besar, dari hasil usahanya Farida bisa menyekolahkan putra pertamanya hingga perguruan tinggi. Kini putranya itu kuliah di Universitas Tadulako, Sulteng, Semester I, Fakultas Hukum. ***HAPIPI

Sumber : http://www.bnp2tki.go.id/berita-mainmenu-231/5089-guru-ngaji-di-saudi-sukses-jadi-pedagang-buah.html


Artikel Terkait: