LOMBOK- Pada Ramadan dan menjelang Lebaran, omzet penjualan kopiah asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, mengalami peningkatan hingga dua kali lipat lebih. Bahkan kopiah Lombok sudah diekspor ke negara-negara Timur Tengah.
Kerajinan kopiah asal Desa/Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, sebelumnya hanya bisa mengekspor 200 kodi setiap pekan. Namun saat ini meningkat menjadi 500 kodi per pekan.
Selain dipasarkan di beberapa kota besar seperti Surabaya, Jakarta, dan Makassar, kopiah lombok juga mampu menembus pasaran dunia seperti Arab Saudi.
Salah satu perajin kopiah, Jaki, mengaku ketiban rezeki selama Ramadan ini. Bahkan untuk memenuhi permintaan pasar dia menambah pekerja menjadi 15 orang.
Proses pembuantan kopiah lombok tidak terlalul sulit, namun dibutuhkan ketelitian. Awalnya spons yang sudah dipotong dililit dengan kain yang terlebih dahulu digunting sesuai pola. Kemudian dijahit dan dibordir menggunakan mesin. Kehalusan dan keindahan bordiran menjadi cirri khas dari kopiah Lombok ini.
Jaki mengaku dalam sehari bisa menghasilkan menghasilkan 20 sampai 40 kodi. Ada beberapa jenis dan warna kopiah tetapi yang paling diminati warga Timur Tengah berwarna putih.
Pengiriman kopiah ke Timur Tengah dilakukan dua kali dalam sebulan.
Sementara harga eceran kopiah di pasar domestik relatif murah yakni hanya Rp20 ribu.
Naiknya permintaan kopiah selama Ramadan turut menaikkan omzet Jaki menjadi ratusan juta rupiah per bulan.
(ton)
Kerajinan kopiah asal Desa/Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, sebelumnya hanya bisa mengekspor 200 kodi setiap pekan. Namun saat ini meningkat menjadi 500 kodi per pekan.
Selain dipasarkan di beberapa kota besar seperti Surabaya, Jakarta, dan Makassar, kopiah lombok juga mampu menembus pasaran dunia seperti Arab Saudi.
Salah satu perajin kopiah, Jaki, mengaku ketiban rezeki selama Ramadan ini. Bahkan untuk memenuhi permintaan pasar dia menambah pekerja menjadi 15 orang.
Proses pembuantan kopiah lombok tidak terlalul sulit, namun dibutuhkan ketelitian. Awalnya spons yang sudah dipotong dililit dengan kain yang terlebih dahulu digunting sesuai pola. Kemudian dijahit dan dibordir menggunakan mesin. Kehalusan dan keindahan bordiran menjadi cirri khas dari kopiah Lombok ini.
Jaki mengaku dalam sehari bisa menghasilkan menghasilkan 20 sampai 40 kodi. Ada beberapa jenis dan warna kopiah tetapi yang paling diminati warga Timur Tengah berwarna putih.
Pengiriman kopiah ke Timur Tengah dilakukan dua kali dalam sebulan.
Sementara harga eceran kopiah di pasar domestik relatif murah yakni hanya Rp20 ribu.
Naiknya permintaan kopiah selama Ramadan turut menaikkan omzet Jaki menjadi ratusan juta rupiah per bulan.
(ton)
No comments:
Post a Comment