"Tahun depan semoga bisa buka," kata Direktur Pemasaran Es Teler 77, Andrew Nugroho, usai peresmian Menara Top Food yang berfungsi sebagai kantor pusat dan pusat pelatihan itu di Alam Sutera, Tangerang, Banten, Rabu, 12 Oktober 2011.
Andrew mengatakan, peluang pembukaan gerai di masing-masing negara tersebut diperkirakan mencapai tiga gerai selama satu tahun.
Selain membidik pasar tenaga kerja dan mahasiswa yang berada di kedua negara Timur Tengah itu, pengelola Es Teler 77 juga berharap produknya bisa diterima oleh masyarakat setempat.
Perusahaan optimistis produk makanan perusahaannya akan diserap oleh pasar Timur Tengah. Sebab, jenis makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat Arab umumnya sama dengan Indonesia. "Bule-bulenya sudah terbiasa dengan makanan Indonesia," kata Andrew.
Selain pasar Timur Tengah, pengelola Es Teler 77 juga tidak menutup kemungkinan membuka cabang di kawasan Eropa. Namun, langkah itu baru dilakukan jika upaya perusahaan merambah pasar Asia dan Timur Tengah sudah berhasil terlaksana.
"Kalau semua tercapai, baru akan menggarap ke sana (Eropa)," ujarnya.
Andrew mengakui, kendala yang dihadapi perusahaan saat ini adalah pasokan sumber daya manusia yang hingga kini masih belum sepenuhnya sesuai standar yang ada.
Untuk menutupi kelemahan tersebut, Top Food Indonesia berharap pembangunan kantor pusat dan pusat pelatihan bisa menghasilkan tenaga kerja terdidik, sehingga siap dalam menghadapi perdagangan di luar negeri.
Sebagai catatan, pengelola Es Teler 77 sudah mempunyai 180 gerai di seluruh Indonesia dan luar negeri. Waralaba makanan itu juga berencana membuka 10 gerai baru di Indonesia, di antaranya adalah Bandung, Jakarta, Cirebon, Makassar, Medan, dan Sulawesi. (art)
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment