Kapitalisme adalah sebuah system atau paham ekonomi yang menitik beratkan aktivitas ekonomi pada Capital/ modal seseorang.
Sehingga pada awalnya akan memberi kesempatan pada para pemodal besar
untuk menguasai perekonomian, namun pada akhirnya adalah sebuah
kehidupan yang saling mengeksploitasi, dampak yang paling buruk adalah
akan semakin banyak manusia yang tak bermodal yang akan termarginalkan,
meningkatkan kemiskinan.
Julukan yang paling
tepat untuk kapitalisme adalah system ekonomi tak bermoral, dimana para
pelakunya hanya terfokus untuk memperkaya diri sendiri dan melupakan
aspek kemanusiaan.
Manusia dianggap seperti mesin atau computer dengan
berprinsip, “Hanya akan menjadi sukses jika anda bekerja dan bermodal" Karena system ini
adalah system tak bermoral yang tak mengindahkan aspek social maka cara
menghapuskannya pun sangat mudah. Kita hanya cukup menggunakan system
yang berlandaskan moral. Manusia saling mempedulikan satu sama lain , entah dengan saling memberi hadiah atau pun sedekah.
Jangan diremehkan,
sedekah adalah jawaban atas ancaman kapitalime. Negara yang sangat
makmur saat ini, Arab Saudi punya kebiasaan untuk saling memberi
sedekah ataupun hadiah.
Tunjangan pengangguran, pendidikan, kesehatan, energi, air bersih, tol, perumahan dan lain-lain merupakan bukti pemerintah Saudi tidak pelit terhadap rakyatnya.
Rakyat dan Pemerintahan Arab Saudi juga sering membantu negara lain baik dengan hibah maupun pinjaman. Negara yang dibantu antara lain Palestina, Somalia, Yaman, Suriah, Mesir, Tunisia, Indonesia, Suriah, Bosnia dan lain-lain.
Dan pada bulan- bulan tertentu misal bulan ramadhan, anda bisa makan
gratis di restoran- restoran saat berbuka puasa. Tercipta
budaya saling memberi / bersedekah, rakyat saling memberi, pemerintahpun
tak pelit pada rakyatnya. Sehingga nyaris dengan hidup tanpa bekerja
saja anda bisa merasakan distribusi kemakmuran.
Adalah sebuah fakta,
dalam suatu masyarakat, lebih banyak masyarakat yang lemah daripada yang
kuat / kaya. Dari sepuluh orang dapat kita perkirakan , perbandingan
masyarakat yang lemah dan yang kaya adalah 7 : 3, sehingga jika tiga
orang kaya tersebut hanya terfokus untuk menumpuk kekayaan untuk diri
sendiri maka akan semakin terjadi kesenjangan yang semakin jauh, yang
kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin karena tidak
mendaptkan sumber- sumber kekayaan.
Itulah yang terjadi di
Indonesia. Jika ada orang yang memiliki penghasilan 100 juta perbulan
maka sumber kekayaan akan dialokasikan untuk membeli apartemen mewah,
mobil mewah dan lupa untuk memberikan hak pada yang lemah. Sehingga
tampak adanya konsentrasi kekayaan yang berlebihan, disatu sisi orang
miskin semakin meningkat. Hal itu diperburuk lagi pandangan masyarakat
yang mengandalkan sumber- sumber kekayaan dari Negara , misal
mengandalkan bekerja menjadi PNS dari pada memilih untuk
menjadi pekerja / pengusaha. Masyarakatnya enggan bekerja, pemerintahnya
pelit, sebuah kolaborasi yang sempurna yang akan menciptakan
keterpurukan ekonomi multidimensi.
Seandainya rakyat
Indonesia mau belajar dari Negara- Negara maju seperti Arab Saudi dengan
konsep sedekahnya maka kemakmuranpun insaya Allah pasti dapat terwujud. Pemerintahnya
tidak pelit pada rakyatnya dan rakyatpun hoby bersedekah atau
mempedulikan sesama.
Sedekah dalam Syariah Islam
Mukmin Sejati Itu Dermawan
Islam sering menganjurkan umatnya untuk
banyak bersedekah. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan. Allah
dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk
menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah
salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana hadits:
إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب
معالي الأخلاق ويكره سفسافها
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan
serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi,
di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744)
Dari hadits ini demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pelit dan bakhil
adalah akhlak yang buruk dan bukanlah akhlak seorang mukmin sejati. Begitu
juga, sifat suka meminta-minta, bukanlah ciri seorang mukmin. Bahkan sebaliknya
seorang mukmin itu banyak memberi. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam:
اليد العليا خير من اليد السفلى واليد
العليا هي المنفقة واليد السفلى هي السائلة
“Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di
atas adalah orang yang memberi dan tangan yang dibawah adalah orang yang
meminta.” (HR. Bukhari no.1429, Muslim no.1033)
Selain itu, sifat dermawan jika di dukung dengan tafaqquh fiddin,
mengilmui agama dengan baik, sehingga terkumpul dua sifat yaitu alim dan juud
(dermawan), akan dicapai kedudukan hamba Allah yang paling tinggi. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّما الدنيا لأربعة نفر: عبد رزقه
الله مالاً وعلماً فهو يتقي فيه ربه ويصل فيه رحمه، ويعلم لله فيه حقاً فهذا بأفضل
المنازل
“Dunia itu untuk 4 jenis hamba: Yang pertama, hamba yang diberikan rizqi
oleh Allah serta kepahaman terhadap ilmu agama. Ia bertaqwa kepada Allah dalam
menggunakan hartanya dan ia gunakan untuk menyambung silaturahim. Dan ia
menyadari terdapat hak Allah pada hartanya. Maka inilah kedudukan hamba yang
paling baik.” (HR. Tirmidzi, no.2325, ia berkata: “Hasan shahih”)
Keutamaan Bersedekah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang
bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi
orang-orang yang gemar bersedekah. Terdapat
ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan
orang-orang yang bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadits
mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang berjudul Al Inaafah
Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya perlu
dicek keshahihannya. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan
terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi
orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil
hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.
Diantara keutamaan bersedekah antara lain:
1. Sedekah dapat menghapus dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء
النار
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR.
Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)
Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai
taubat atas dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian
orang yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat
curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah
merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang
demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman dari makar
Allah, yang merupakan dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا
يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman
dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)
2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan
naungan di hari akhir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7
jenis manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada
naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang
mendapatkannya adalah:
رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم
شماله ما تنفق يمينه
“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan
amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan
oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)
3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا
بعفو إلا عزا
“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang
pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no.
2588)
Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih
Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud
disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari
bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang
abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara
dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi
pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat
banyaknya.”
4. Allah melipatgandakan pahala orang yang
bersedekah.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ
وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ
وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun
perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan
dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang
banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat
dimasuki oleh orang yang bersedekah.
من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في
الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان
من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan
dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk
menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka
mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari
kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari
golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR.
Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)
6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة برهان
“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)
An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu
shadaqah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi
(kebenaran imannya)”
7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa
kubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور
“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR.
Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)
8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan
maksiat dalam jual-beli
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يا معشر التجار ! إن الشيطان والإثم
يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة
“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam
jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi
no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)
9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang
lapang dan hati yang bahagia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang
bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:
مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ،
عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق إلا سبغت
، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل : فلا يريد أن
ينفق شيئا إلا لزقت كل حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع
“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua
orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga
selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa
bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak
terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan
orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya
merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.”
(HR. Bukhari no. 1443)
Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang,
bangga, dada yang lapang setelah kita memberikan sedekah kepada orang lain yang
membutuhkan.
Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah
dan keutamaan orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil?
sumber : -kompasiana.com/www.adisant.com
-artikel muslim.or.id
No comments:
Post a Comment