Lalu Hikmat Hambali |
Jakarta,
BNP2TKI, Senin (9/7) - Putaran roda kehidupan sungguh penuh misteri.
Apa yang akan terjadi, tidak seorang pun yang mampu menebaknya. Bisa
jadi sekarang di bawah, esok di tengah, dan esok lusa di atas, serta
sebaliknya.
"Itulah roda kehidupan yang saya jalani. Saya yakini roda
kehidupan itu penuh misteri dan kejutan-kejutan. Itu merupakan rahasia
Allah SWT. Manusia hanya berusaha dan dilarang putus asa," kata Lalu
Hikmat Hambali (48 tahun), di dalam percakapannya per telepon akhir
pekan lalu.
Lalu Hikmat, begitu sapaan akrabnya, menceritakan perjalanan roda kehidupannya menjadi TKI di Arab Saudi sejak 1987.
"Tiga
tahun saya di Jeddah mengadu nasib sebagai supir pada keluarga Abdul
Azis Kidwan. Kerja ke Arab Saudi dalam rangka mengumpulkan modal untuk
usaha di tanah kelahirannya," katanya.
Lelaki asal Mataram kelahiran 31 Desember 1964 menceritakan setelah tiga tahun di Arab Saudi, ia pulang ke kampung halamannya.
Selama
lima tahun sejak 1990, Lalu Hikmat berwirausaha tapi tidak jalan. Ia
memulai wirausaha dagang sembako, ternak ayam potong, konveksi, dan
perusahaan jasa TKI ke Malaysia. "Mungkin belum jodoh, semua usaha
tersebut tidak jalan," katanya.
Namun ia pantang menyerah pada keadaan. Pada 1995 ia menekuni usaha percetakan. Awalnya usaha ini ia tangani sendiri.
Bisnis
percetakan Lalu Hikmat Hambali meningkat menjadi usaha periklanan
(advertising). "Kalau dulu dari usaha percetakan cukup ditangani
sendiri, setelah dikembangkan dengan advertising sekarang sudah ada enam
orang karyawan," kata Lalu Hikmat.
Ia mengaku tidak pernah
menyangka kalau dari usahanya kemudian bisa mengajak sampai enam orang
bekerja bersamanya. "Hitung-hitung dari wirausaha bisa ikut membantu
program pemerintah mengurangi pengangguran," katanya bersyukur.
"Inilah
yang namanya rahasia Allah SWT, saya tidak mengira dari usaha ini bisa
mengajak orang lain dalam satu pekerjaan," katanya menambahkan.
Yang
paling membahagiakan bagi Lalu Hikmat, di samping bisa mengajak orang
lain dalam bekerja bersamanya, ia bersama Baiq Suhartini, istrinya, bisa
menunaikan ibadah haji dan menyekolahkan kedua anaknya hingga perguruan
tinggi.
Baiq Eka Rosdiana, putri sulungnya sudah menyandang gelar
Sarjana (S-1) Bahasa Inggris dari Universitas Mataram sedangkan si
bungsu, Lalu Hari Ikram Hasyim, mahasiswa S-1 pada Jurusan Teknik
Arsitektur Universitas Brawijaya, Malang.
"Saya berbahagia sekaligus bersyukur, sekalipun tidak sempat kuliah, tetapi dua anak saya bisa kuliah," kata Lalu Hikmat.(mam/b)
bnp2tki.go.id
No comments:
Post a Comment